3. Pink Tulips

0 1 0
                                    

Sera berniat menangkap basah siapa yang memberikannya bunga dua hari terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sera berniat menangkap basah siapa yang memberikannya bunga dua hari terakhir. Oleh karena itu dia datang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 06.30 Sera sudah sampai di sekolah. Buru-buru gadis itu menaiki anak tangga menuju kelas. Ambisinya untuk mengetahui si Pemberi Bunga semakin kuat. Padahal sama sekali tidak ada yang menjamin jika akan ada bunga lagi di atas mejanya. Namun entah mengapa instingnya mengatakan akan ada.

Tapi ternyata usaha bangun paginya sia-sia. Sudah ada satu buket bunga di atas mejanya. Sera menghembuskan napas kecewa. Tidak ada gunanya dia bangun pagi-pagi sekali tadi. Namun kekecewaanya berganti dengan rasa penasaran. Bukan bunga mawar lagi, sekarang telah berganti dengan bunga tulip berwarna pink.

Sera segera membaca surat yang selalu di selipkan di tempat yang sama, penasaran dengan filosofi bunga tulip berwarna pink ini.

Tulip warna merah muda punya filosofi harapan terhadap kebaikan.
So, gue berharap kebaikan selalu mampir di kehidupan lo, dan kehidupan gue pastinya.

"Emang siapa sih, yang mau ngarepin kejahatan ke orang secantik gue?" Tanya Sera narsis sambil senyum sendiri. Namun hanya sesaat karna pikirannya kembali gundah karena bunga ini. Berkat bunga-bunga yang setiap pagi ada di mejanya, dia jadi tidak fokus melakukan apapun. Sekuat apa ia mencoba serius dan melupakan hal ini, tapi otaknya selalu kembali memikirkannya.

"Ciee, keliatannya ada yang punya secret admirer." Sera tersentak kaget. Ia menoleh seraya menatap Glen sinis. "Apasih, sokap," balas Sera tak bersahabat. Bukannya marah, Glen malah tertawa sebab apa yang di katakan Sera memang benar. Lagi pula Sera heran, apa yang membuat Glen pagi-pagi sudah datang ke sekolah. Biasanya dia bahkan bisa masuk pukul delapan lewat.

Rasa penasarannya membuat bibir Sera bergerak untuk bertanya, "tumben lo pagi-pagi udah datang?"

"Liat sekarang siapa yang sokap?"

Sera berdecih malas. "Yaudah, skip."

"Lah, baperan lo. Gue males di rumah, yaudah gue ke sekolah aja. Asal lo tau, gue setengah jam datang lebih cepat dari lo. Ya tapi gue nongkrong aja di rooftop."

"Kalau gitu lo liat nggak siapa yang taruh ini bunga di meja gue?" Jarinya menunjuk bunga tulip berwarna pink di atas mejanya. Glen menggeleng sebagai jawaban, membuat Sera menghembuskan napas kecewa lagi.

"Tapi sebelum gue datang itu bunga enggak ada sih. Kemungkinan orangnya dateng pas gue lagi di rooftop," kata Glen beropini. Sera mengangguk setuju. Hanya itu kemungkinan yang ada jika pengakuan Glen memang benar adanya.

"Yaudah deh, makasih ya." Sera menyimpan buket bunga cantik itu di dalam laci. Setelah itu dia menelungkapkan kepala di atas meja. Otaknya kembali berkelana, memikirkan kira-kira siapa yang menyukainya saat ini. Di lihat dari gelagat anak-anak kelas, sepertinya tidak ada. Hal ini benar-benar membuat Sera mati penasaran. Sampai-sampai tidur pun dia tidak bisa tenang.

"Ser, elo sekretaris kan?" Tanya Glen tiba-tiba. Sera hanya mengangguk lemah tanpa mengangkat kepalanya dari atas meja. Glen berdiri dari kursinya, mendekati sekretaris kelas itu lalu meletakkan sebuah surat di atas meja Sera.

"Apanih? Lo naksir gue juga?" Tanya Sera refleks setelah duduk dengan posisi yang benar. Glen menyentil kening gadis berambut sebahu itu keras. "Pede lo kurang-kurangin. Ini surat si Ali, sakit dianya."

"Lah iya, kemaren dia nggak masuk kan?" Glen menggeleng lalu kembali ke tempat duduknya. "Padahal kemaran ulangan geo, Elno pasti seneng bisa ngalahin Ali walaupun gatau entar kalo Ali susulan nilainya lebih tinggi."

"Tau dari mana?" Tanya Glen mendadak dengan nada tidak suka membuat Sera gelagapan sendiri. "Eee.. ya nebak aja sih."

"Tapi tebakan lo kayakanya bener," nadanya kembali seperti sebelumnya. Sera menghela napas diam-diam. Entah kenapa aura Glen yang tadi itu terasa agak mencekam. Tidak mau salah bicara lagi, Sera memutuskan untuk diam sambil bermain ponsel sampai akhirnya beberapa anak kelas lainnya mulai berdatangan.

  Tbc¡

bouquet of flowers in the last seven days [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang