Wajah Sean berubah cemberut. "Itukah yang kulakukan? Bertingkah kekanakan?" Ia memalingkan wajah sembari melipat kedua tangannya di dada. "Paman bilang, paman mencintaiku."
Yibo mengerang tertahan. Ia melihat ke arah jam dinding, sudah hampir jam dua belas dan mereka belum makan sama sekali. Bercinta habis-habisan sampai pagi membuat perut mereka kini sudah sangat lapar. Tapi Sean bahkan masih bertingkah.
"Berikan celana dalamku, atau kita akan mati kelaparan di sini?" Ia tidak ingin bernegosiasi dengan keponakannya yang nakal itu. "Sean!" Nadanya serius dan memerintah ketika pemuda itu tidak menjawabnya.
"U-uh!" Dengan kesal Sean memberikan semua celana dalam yang diambilnya kepada Yibo. Meski tidak rela tapi ia tidak ingin berbantahan dengan sang paman karena bisa gawat kalau pria itu sampai meninggalkannya.
Yibo memakai celana dalamnya kemudian pakaiannya sambil menatap Sean yang duduk berlipat tangan di tengah ranjang, sedang merajuk.
"Apa kau tidak ingin berpakaian?" tanyanya
"Tidak usah!" ketus Sean masih dengan wajah cemberutnya.
Dan Yibo tak mau ambil pusing karena nanti toh, pemuda itu akan berpakaian dengan sendirinya. "Kau mau makan siang apa?"
"Sperma!"
Yibo hampir tersedak mendengarnya. Lalu menggelengkan kepala. "Kubuatkan pasta, oke?"
"Pasta sperma!"
Yibo menghela napas. Tahu bahwa Sean tidak akan bisa diajak bicara lagi, ia pun beranjak keluar kamar. Lebih baik ia segera memasak dan membereskan rumah. Soal keponakannya itu, dia akan tangani belakangan. Tapi mengingat sifat nakalnya, Sean tidak akan tahan berdiam lama-lama. Pemuda itu pasti akan turun menyusulnya.
Dan perkiraan Yibo memang benar. Ketika ia memanggilnya untuk makan, Sean segera turun. Tapi hal lainnya yang membuat Yibo langsung memuntahkan minuman yang sedang diteguknya adalah Sean melenggang ke meja makan dalam keadaan telanjang!
"Sean, apa kau ini manusia primitif?" tegur Yibo cepat. "Orang primitif saja masih memakai kain untuk menutupi kemaluannya. Tapi kau ...." Ia tidak bisa melanjutkan omelannya karena percuma. Seringai nakal di wajah sang keponakan mengatakan suka-suka aku.
Yibo heran, Sean bahkan tidak merasa risih saat duduk di kursi makan dalam keadaan telanjang seperti itu. Tapi ia risih setengah mati. Ia tidak bisa menikmati makanannya dengan nyaman seperti biasanya.
"Lhoo, mana spermanya?" celetuk Sean saat mengaduk pasta di piringnya lalu mengendusnya. "Kok, tidak ada?"
Mendengarnya, Yibo merasa mual seketika. Ia tahu bahwa Sean sengaja melakukan itu untuk mengerjainya karena kejadian di kamar sebelumnya.
"Paman, mana sper ...."
Yibo melemparkan tatapan sinis nan tajam kepada keponakan nakal di sebelahnya. Tak ingin meladeni ocehan tak berarti milik pemuda itu. "Makan!" perintahnya dengan suara yang dalam. Yibo tak mengerti bagaimana Sean bisa tumbuh menjadi pemuda nakal seperti itu padahal wajahnya sangat manis.
Setelah mendecak kesal, Sean menuruti sang paman dengan menghabiskan makan siangnya. Namun, ia tak kehabisan akal untuk membuat paman tampannya itu memperhatikannya.
----------------------
Baca kenakalan Sean dalam menarik perhatian pamannya agar mau sex setiap hari 😁
Semuanya ada di PDF.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Judul : BAD BOY Genre : FANFICTION | LGBT-Q Sub Genre : Romance | Slice of Life Story Tag : Fluffy |age gap | Sex mania | Naughty uke | binal-bunny | uncle-nephew relationship | Happy Ending
---------------------------- Total 91 Halaman 20.000 IDR -----------------------------
Untuk pemesanan bisa hubungi admin Zay Lotus atau kontak +62 878-8527-7443 (Akira) +62 812-8651-7240 (Zora Lin) +62 878-4577-0830 (Kuro)
