EVER AFTER

291 18 6
                                    

------ CHAPTER 1 -----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------ CHAPTER 1 -----

Sean Xiao harusnya menikahi Wang Er Xi, wanita yang telah disetujui kedua pihak keluarga dalam perjodohan. Tapi siapa sangka sehari sebelum pernikahannya, kakak lelaki Erxi, Wang Yibo, memperkosanya!

"Menikahlah kalau kau masih percaya diri!" sahut pria itu dingin setelah puas menggagahi Sean berulang kali. Tanpa penyesalan dan tanpa merasa bersalah, ia meninggalkan Sean.

Merasa dirinya telah kotor dan tidak layak bersama Erxi, gadis yang menurutnya sangat baik, berbanding terbalik dengan sang kakak yang telah menodainya, dengan terpaksa Sean membatalkan pernikahan.

Tidak sanggup menahan malu, keluarganya meminta agar Sean menyembunyikan diri sampai segalanya tenang kembali.

Sean pergi sesuai permintaan tanpa pernah memberitahu alasan sebenarnya pada kedua pihak keluarga. Karena pikirnya kalau ia memberitahu maka ada kemungkinan ia akan dipaksa menikahi Wang Yibo, pria yang dibencinya setelah perbuatannya tersebut.

* * *

Sebuah kota kecil di provinsi Jiangsu, Suzhou, menjadi tujuan Sean untuk menyembunyikan diri. Hanya dua jam dari Beijing. Suzhou adalah kota air yang tenang. Daerah dengan banyak pemandangan yang indah. Tempat yang sesuai bagi Sean untuk menenangkan diri.

"Apa kau sungguh tidak ingin kembali?"

Delapan bulan berada di kota kecil tersebut membuat Sean kerasan. Dia masih bisa membantu perusahaan ayahnya dari sini. Jadi, tidak ada alasan baginya untuk kembali ke Beijing, kota yang telah memberinya kenangan buruk.

"Maaf, ibu, aku tidak akan kembali dulu. Sampaikan salamku pada ayah," Sean menjawab sang ibu melalui ponsel.

"Jangan keras kepala. Semua masalah sudah diselesaikan dengan baik termasuk hubungan kita dengan keluarga Wang. Mereka tidak lagi mengungkit masalah denganmu. Kita sudah berdamai seperti sebelumnya."

Mungkin bagi ibu dan ayahnya, kedua keluarga itu sudah saling berdamai tapi tidak dengan dirinya. Dan tampaknya Wang Yibo juga tidak mengatakan apa pun pada keluarganya tentang yang dilakukan malam itu padanya. Tapi Sean tak peduli. Bahkan kalau pria itu datang meminta maaf pun, Sean tidak akan sudi memaafkannya.

"Aku merasa lebih baik saat berada di Suzhou, ibu. Terima kasih atas perhatianmu."

"Apa kau marah pada kami, Sean?" Terdengar nada sedih dari sang ibu. "Apa kau tidak merindukan kami? Kami memang pernah menyuruhmu pergi tapi bukan maksud kami mengusirmu. Kami ingin melindungimu."

"Aku tahu maksud kalian, ibu. Dan aku tidak pernah marah dengan kalian. Sungguh!" Ia meyakinkan. "Aku merindukan kalian. Tapi aku sudah membangun kehidupanku sendiri di sini dan aku merasa nyaman. Oh, aku akan memperlihatkan keadaanku pada ibu di sini. Tunggu sebentar." Ia menurunkan ponselnya dan mengganti ke mode video. "Hai, ibu!" Sean melambaikan tangannya. "Lihatlah, ini usaha coffee shop yang kubangun. Tidak terlalu besar tapi cukup ramai di daerah sini." Ia mengedarkan kamera ponselnya ke sekeliling kafe miliknya yang saat itu memiliki beberapa orang pengunjung lalu kembali lagi pada wajahnya. "Ibu, sudah lihat, kan? Jadi, aku baik-baik saja. Tolong beritahu pada ayah agar jangan mengkhawatirkanku."

"Kau sungguh senang di sana?"

Sean mengangguk. "Aku sangat senang, ibu."

Helaan napas terdengar di seberang sana. "Baiklah. Ibu takkan memaksamu lagi. Hatiku juga sudah lebih tenang setelah melihatmu yang tampak lebih gemuk dari sebelumnya."

Sean memegang pipinya. "Aku memang bertambah berat badan akhir-akhir ini."

Senyuman sang ibu memberikan kebahagiaan tersendiri dalam dirinya. "Jaga dirimu baik-baik, Sean. Beritahu ibu kalau kau butuh sesuatu."

"Pasti, ibu. Sampai jumpa!"

Sean mendesah lega begitu panggilannya terputus. Sambil memegang perutnya yang buncit ia mendudukkan dirinya pada salah satu kursi kayu di toko.

Perlahan ia mengusap protektif perutnya yang hamil memasuki bulan ke delapan. Tinggal enam minggu lagi. Aku harus bisa bertahan. Sesungguhnya, inilah satu-satunya alasan ia tidak bisa pulang. Ia tengah hamil akibat peristiwa malam itu.

Sean juga tidak tahu kalau dirinya ternyata bisa mengandung. Dan terkejut menerima kenyataan tersebut dari dokter setelah memutuskan memeriksakan dirinya karena pingsan dan muntah-muntah.

Keracunan makanan. Begitu awalnya yang dipikirkan sehingga ia meminum obat selama beberapa hari dan terus menaikkan dosisnya untuk menetralkan perutnya. Tapi siapa sangka saat mual itu masih ada ternyata disebabkan oleh kehamilannya. Seketika ia merasa bersalah pada janinnya yang kalau ia terus meminum obat itu maka ada kemungkinan ia akan menggugurkan bayinya.

Pandangan Sean menatap pada perut buncitnya sementara tangannya mengelus sayang padanya. Ia mungkin membenci ayah bayinya, tapi ia sangat mencintai anaknya. Anaknya sendiri.  

Bagaimana kelanjutannya? 

Yuk, baca PDF-nya. Ini full M-preg, lhoo. 

Judul : EVER AFTERGenre : FANFICTION | LGBT-QSub Genre : Romance | M-PregStory Tag : M-Preg | Hate to love | Family issues |rape| karma | sincere heart | forgiving | Happy Ending

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul : EVER AFTER
Genre : FANFICTION | LGBT-Q
Sub Genre : Romance | M-Preg
Story Tag : M-Preg | Hate to love | Family issues |rape| karma | sincere heart | forgiving | Happy Ending

----------------------------
Total 185 Halaman
IDR 45.000 
-----------------------------

Untuk pemesanan bisa hubungi admin Zay Lotus atau kontak
+62 878-8527-7443 (Akira)
+62 812-8651-7240 (Zora Lin)
+62 878-4577-0830(Kuro)

Untuk pemesanan bisa hubungi admin Zay Lotus atau kontak+62 878-8527-7443 (Akira)+62 812-8651-7240 (Zora Lin)+62 878-4577-0830(Kuro)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang