Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
------ TEASER ------
"Maaf, satu minggu ini dokter THT tidak ada jadwal praktek. Beliau sedang cuti," beritahu wanita di bagian administrasi kepada pemuda manis yang hendak mendaftar.
Wajah pemuda manis itu seketika merengut. Lalu ia bertanya, melalui isyarat tangan, tentang dokter lain yang ada di rumah sakit.
Jawaban yang diberikan pun mengecewakan. "Maaf sekali, hari ini dokter umum juga sedang tidak ada di tempat semuanya."
Si pemuda manis tertunduk lesu, berpikir apa yang harus dilakukannya. Lalu tiba-tiba dari sudut matanya ia menangkap sosok berjubah putih yang baru tiba di sampingnya. Ia pun memberitahu pada wanita resepsionis tersebut agar diperiksa oleh dokter itu saja.
"Tapi dia ..."
"Aku sedang tidak ada pasien," sela sang dokter yang ternyata sempat mendengar percakapan mereka sebelum tiba di meja resepsionis. "Kalau anda tidak keberatan mungkin saya bisa mengobati anda."
Tapi bukan kepedulian sebagai dokter yang menggerakkan hatinya untuk memberi bantuan kepada si pemuda manis melainkan rasa tertariknya saat melihat wajah merengut pemuda itu yang menggemaskan. Bahkan dari jauh sekalipun.
"Tapi dokter Wang, anda, kan ..."
Ucapan si resepsionis ditutup oleh sebuah jari dokter di bibirnya.
"Meski aku dokter spesialis tapi untuk penyakit umum aku juga tahu. Apalagi tugas dokter adalah membantu pasien tanpa pilih-pilih. Benar, kan?" Ia mengedipkan sebelah matanya.
Wanita yang terpana itu langsung mengangguk membenarkan.
"Nah, kalau begitu silakan ke ruangan saya." Pria itu menunjukkan jalan kepada si pemuda manis.
Pandangan pemuda itu turun ke arah nametag sang dokter yang bertuliskan nama Wang Yibo lalu kembali lagi kepada wajah dokter yang sangat tampan. Catat itu! sangat – tampan. Ia pun mengikutinya menuju ruangan prakteknya.
Wang Yibo duduk di balik meja kerjanya sembari memperhatikan catatan pasien di hadapannya.
Delapan belas tahun. Sebelah alis sang dokter terangkat. Aku tidak akan dianggap pedofil, kan, kalau menyukainya.
"Baiklah, tuan ... Xiao Zhan. Apa keluhanmu?"
Zhan menatap lekat pada sang dokter untuk sesaat sebelum tersadar dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah whiteboard kecil beserta spidol. Ia menulis di atasnya yang kemudian ditunjukkan pada Yibo.
Tenggorokanku sakit. Suaraku tidak keluar.
"Oh, sakit tenggorokan rupanya," ucap Yibo. "Sudah berapa lama?"
Zhan menulis lagi.
Sejak semalam.
"Keluhan yang lainnya?"
Zhan menggeleng.
"Baiklah. Silakan membuka celana anda dan berbaring di atas sana."
Pemuda manis itu tercengang dengan tubuh membeku. Ia langsung berpikir kalau dokter tampan ini ternyata orang mesum. Ia pun menuliskan sesuatu di papannya.
Dokter, aku ini sakit tenggorokan. Kenapa harus buka celana?
Yibo tersenyum. "Tepat!" Pistol jari miliknya diarahkan ke arah Zhan. "Di situlah seninya. Aku ini dokter kandungan jadi begitulah caraku memeriksa pasien."
Zhan makin pusing menerima informasi tersebut.
Kalau anda dokter kandungan kenapa mau memeriksa saya?
"Anda sendiri yang mengikuti saya," Yibo menyeringai.
Tapi, kan, anda bisa menolak. Aku cari dokter lain saja.
"Dokter THT sedang berlibur hingga minggu depan baru ada lagi. Mau menunggu selama itu?"
Pasti masih ada dokter lain selain anda.
Zhan bangkit dari kursinya dan beranjak keluar. Memandangnya, Yibo tersenyum. Sebentar lagi kau akan kembali ke sini.
Apakah Zhan akan kembali???
Mari dibaca kelanjutannya di PDF.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Judul : I LOVE YOU, PERVERT DOCTOR Genre : FANFICTION | LGBT-Q Sub Genre : Romance | Slice of Life Story Tag : Fluffy | Cinta beda usia | sweet romance | Naughty Doctor | Happy Ending
---------------------------- Total 90 Halaman IDR 20.000 -----------------------------
Untuk pemesanan bisa hubungi admin Zay Lotus atau kontak +62 878-8527-7443 (Akira) +62 812-8651-7240 (Zora Lin) +62 858-2314-1856 (Kuro)
