CW : Kissing.
Samuel dan Lucia saling mengenal setelah mereka menjadi trainee sekian bulan. Mereka akrab setelah dipasangkan karena memilih lagu yang sama untuk perform monthly evaluation. Samuel tahu Lucia adalah teman Franz, tapi mereka bercakap untuk pertama kalinya saat harus latihan berdua. Mereka memilih lagu "Stay" Alessia Cara untuk perform dance. Lucia yang ramah tentu tak sulit menjalin pertemanan dengan laki-laki yang baru dikenalnya. Setelah perform bersama, mereka jadi akrab dan kadang makan bersama walau tak sering karena perbedaan jadwal mereka.
Perjanjian mereka terjadi saat perayaan tahunan agensi mereka. Setiap grup yang sudah debut harus menghadiri pesta ini sesuai dengan tema party yang diselenggarakan. Malam itu, masing-masing stylist grup biasanya berusaha sebaik mungkin agar grup yang mereka tangani bisa meraih predikat kostum terbaik. Tak terkecuali stylist grup Galaxy yang saat itu memilih tema chic-feminin sesuai dengan tema perayaan tahun ini, Cloud Nine.
Lucia mengenakan mini dress satin berwarna langit biru dengan tali kecil di pundaknya. Ia tak begitu peduli dengan yang ia pakai karena hari ini dia hanya ingin menikmati pesta dengan teman grupnya. Rheina, Cherry, Julia, dan Yasmine sudah bersorak gembira saat terdengar musik berdentum keras tanda pesta dimulai. Lucia menatapi minuman yang ada di depan mejanya. Ia tak yakin bisa menghabiskan minumnya karena toleransi alkoholnya rendah. Ia takut bertindak ceroboh bila mabuk nanti. Grup Revengers satu persatu terlihat mulai duduk di meja sebelah mereka.
"Franz!" Teriak Rheina, mengisyaratkan agar yang dipanggil mendekat.
Akhirnya mereka bisa berinteraksi dengan bebas karena tak akan ada fans yang memotret keakraban mereka. Beberapa grup senior mereka terlihat saling sapa, bercerita, bergabung di meja masing-masing, bahkan ada yang menari bersama. Lucia meneguk minumannya kemudian turun ke dance floor setelah menyapa Franz. DJ sedang memainkan lagu kesukaannya. Cherry menyusulnya ke dance floor dan mereka serta beberapa artis lainnya menari sebebas mungkin diiringi musik yang berdentum keras-keras. Lucia menari sebebas mungkin dan saat asik menari tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Skylar yang duduk di mejanya. Di tangannya terdapat segelas minuman beralkohol yang tak mampu Lucia deskripsikan namanya. Tatapan mereka terputus saat Skylar dihampiri Daphne, seniornya. Lucia melanjutkan tariannya, tubuhnya bertubrukan kesana kemari dengan beberapa orang yang juga asik menari.
"Minum dulu!" Jerit Cherry pada Lucia sambil menyerahkan segelas minuman beralkohol yang lagi-lagi Lucia tak tahu jenisnya. Lucia bukan penggemar alkohol jadi ia tak tahu entah apa yang disajikan malam ini. Dia hanya akan minum saat pesta, dan itupun bila harus.
"Just drink it. Enjoy the party" bisik Cherry yang mulai terhuyung.
Lucia meminumnya dalam satu teguk. Kemudian lanjut menari.
"Lucia, hallo" terdengar suara laki-laki dari belakangnya. Lucia berbalik badan dan ada Christopher di sana, leader Revengers.
"Halo, kak." Lucia terhuyung, kepalanya mulai berat.
Lengannya ditangkap Chris. "Whoops. Sepertinya kamu sudah mulai mabuk."
"No, not yet. I'm fine kak. Congrats untuk pencapaian Revengers tahun ini ya, kak." Lucia menegakkan tubuhnya yang berkali-kali ditabrak orang-orang yang menari di sekitarnya.
"Thanks. Congrats for Galaxy juga. You can share your burden with me, Lucia." Tawar Chris.
"Thank you, kak." Lucia tersenyum manis, sebelum akhirnya dia ditabrak lagi.
"Ugh, aku menepi dulu ya." Lucia memegangi kepalanya, berusaha mencari toilet terdekat.
Lucia berjalan terhuyung hingga akhirnya sampai di toilet. Dia memperhatikan wajahnya di cermin, pipinya sudah merona merah. Rambutnya yang digelung ke atas sudah berantakan. Lucia memejamkan matanya, menarik nafas, dihembuskan, kemudian merapikan rambutnya. Saat keluar toilet dia kaget melihat Samuel yang juga baru keluar dari toilet pria.
"Eh, hai." sapa Samuel. "You look drunk." dia nyengir.
Mereka sudah lama tidak ngobrol bersama di luar schedule.
"I think I am."
"Back to the party?" tanya samuel.
Lucia menatap Samuel ragu. "I don't think so."
"Kabur yuk. Tadi aku lihat dance room masih ada yang terbuka." ajak Samuel.
Lucia menuruti Samuel. Mereka masuk ke dance practice room yang gelap.
"Ga usah nyalain lampu, biar ga ketahuan."
Samuel menyalakan senter handphonenya, mereka duduk bersandar pada tembok ruangan. Samuel menyalakan lagu di hp-nya.
"Sudah lama ya ga ngobrol bareng." Samuel membuka percakapan.
Lucia yang mulai mengantuk mengangguk. "How are you, Sam?"
Mereka berdua tertawa, pertanyaan itu terasa janggal.
Semuanya terlalu cepat terjadi. Sam,Franz, dan Skylar yang debut terlebih dahulu, kemudian disusul debut Lucia bersama Galaxy setahun setelahnya. Jadwal mereka begitu padat, bertemu di agensi pun jarang. Belum lagi setelah resmi menjadi idol mereka tak diizinkan berinteraksi dengan bebas di depan fans. Semuanya diatur agar tak ada rumor ataupun skandal dalam grup.
"Everything's good?" Tanya Lucia lagi.
"Yeah. I guess. More than good. Kita tau tujuan kita adalah debut kemudian berbagi panggung dengan orang-orang yang menyukai kita." Samuel bangkit dari duduknya. "Wake up. Jangan tidur. Let's dance." Ajak Sam saat mendengar lagu "Stay" terputar secara random dari playlistnya. "Masih ingat tidak?"
Lucia mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha melawan kantuk.
Akhirnya dia bangun. "Dapet apa emangnya kalau aku tidak lupa?"
"Well, bagaimana jika siapa yang ingat sampai lagu terakhir berhak ditraktir makan di cafe rooftop agensi?" Tantang Samuel.
Cafe rooftop agensi adalah cafe yang hanya bisa diakses artis agensi saja, trainee tidak boleh makan di sana. Perbedaan kualitas dan harga menu juga berbeda dengan cafe yang ada di lantai bawah.
"Urgh, fine." Lucia menerima tantangan Samuel.
"Are u ready?"
Sam memutar ulang lagu Stay setelah melihat Lucia memberi tanda siap. Mereka menari sekuat tenaga, berusaha mengingat dance collab mereka saat trainee 3 tahun lalu. Mereka menari dengan cahaya seadanya, hanya ada bunyi lagu dan gerak tubuh mereka. Hingga lagu terakhir, tak ada yang lupa, tak ada yang kalah. Samuel melempar tubuhnya ke lantai, terengah, lelah. Lucia masih tetap berdiri, melanjutkan menari saat terdengar lagu "River" dari playlist Sam. Dia pernah menarikan ini dulu saat fansign, setelah debutnya. Sam menonton penampilan di depannya dengan takzim. Walau cahaya seadanya, dia bisa melihat gerak tubuh Lucia yang begitu indah berputar mengikuti lagu. Tariannya terhenti saat dia harus mengangkat kakinya, dia baru ingat hanya mengenakan mini dress malam ini. Sam tertawa, mengambil tuxedo hitam yang sempat dia tanggalkan sebelum menari tadi. Ia berdiri menghampiri Lucia. Mereka berhadapan, nafas Lucia terengah karena menari, wajahnya memerah, mini dressnya sudah tak beraturan, belum lagi lehernya yang terekspos dengan bebas karena rambutnya yang digelung dan kerah rendah dressnya. Lucia menatap Samuel yang berdiri di dekatnya, menyampirkan tuxedo ke tubuhnya. Entah siapa yang memulai tak ada jarak lagi di antara mereka. Bibir mereka saling menemukan, tangan yang awalnya diam sudah bergerak mencari tempat terbaiknya masing-masing. Semua begitu cepat terjadi, mereka tak bisa mencerna apapun selain sensasi tubuh masing-masing. Setelah beberapa detik tautan mereka terlepas.
"What was that ...."
"We need to talk."
HP sam berdering nyaring mengalihkan perhatian mereka. "Chris" gumam Samuel. "We need to go back."
"Rooftop cafe, tomorrow."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefit
أدب الهواةTentang Samuel dan Lucia yang aktif sebagai penyanyi di negara dengan budaya entertainment yang konservatif. Agensi mereka punya peraturan ketat mengenai kisah cinta artisnya karena tuntutan fans yang kadang begitu keras pada para idola. Dua manusia...