CHAPTER 02 : 17 Tahun

85 8 0
                                    

A/N : VOTE, KOMEN & SHARE CERITA INI.

A/N : BERIKAN VOTE, KOMEN & SHARE UNTUK CERITA INI.

A/N : SPAM KOMEN BIAR SEMANGAT 🔥



"Sayangnya, kebanyakan orang selalu memaksakan diri dan menolak untuk mencintai dirinya sendiri. "


"Soal nomor 12 tadi, menurut lo jawabannya apa? " tanya Dinda sambil membuka-buka lembaran soal latihan Olimpiade yang belum sempat pak Agus koreksi tadi.

Saking bertanggungjawab nya Dinda terhadap Olimpiade ini, dia rela jalan sambil belajar. Tidur jam 3 pagi, bangun jam 5 pagi. Berangkat sekolah sejam lebih awal dan pulang saat menjelang senja. Bahkan seminggu ini, Dinda sudah mimisan puluhan kali dan ambruk beberapa kali.

"Soalnya yang kayak gimana? " tanya Alvaro balik.

"Yang ini, " jawabnya sambil menyodorkan lembaran soal dan menunjuk soal nomor 12 dengan jari telunjuknya.

"Ohh yang ini? Ini X-nya lo pindahin ruas ke kiri, habis itu lo coret-coret aja entar udah ketemu kok jawabannya, " jelas Alvaro.

"Coret-coretnya gimana bambang?! Dari tadi udah gue coba nggak ketemu-ketemu jawabannya, " protes Dinda.

Ali berdecak kesal, "Ya entar dulu napa? Gue lapar ini, " balas Alvaro sambil mengelus perutnya.

Sesampainya di kantin, tempat besar berbentuk balok itu penuh dengan siswa dan siswi. Semua penjual sibuk melayani pelanggan. Di ujung kantin, tepatnya lorong kecil tempat anak-anak nakal biasanya membolos ada sekumpulan anak Dolphin yang makan disana.

Alvaro langsung menghampiri mang Izul-penjual bakso legendaris di SMA Tunas Bangsa. "Mang Izuuuull! " sapa Alvaro.

"Enten nopo kang mas bagus? " (Ada apa mas tampan? ) tanya mang Izul sembari melirik Alvaro lalu kembali fokus mengisi kuah-kuah bakso di mangkok.

"Saya pesan dua. Satu pedes banget, satunya putihan, nggak pedes, nggak pakai sayur, " pesan Alvaro.

"SIAP! " Mang Izul mengacungkan jempol.

"Saya beli minum dulu ya mang. " Alvaro berhenti di depan gerobak es campur lalu memesan dua porsi.

"Lo nggak samperin temen-temen lo itu? " sengit Dinda sambil menunjuk kumpulan anak Dolphin.

Alvaro tersenyum jelek, "Bestie gue nggak ada disana, " jawabnya.

"Entar malam lo mau kemana? " tanya Dinda.

"Ngapelin Ines, " jawab Alvaro.

"Dasar bucin! " kesal Dinda, cemburu berat.

Suasananya makin sesak karena anak-anak kelas 12 sudah keluar kelas. Mereka langsung menerobos antrean dan mendorong adik kelas supaya minggir. Beberapa cowok hanya berteriak memesan makanan sambil melambaikan tangan lalu berlari ke pojok kantin, tempat anak-anak Dolphin ngumpul.

Samar-samar dari lorong sosok gadis berambut panjang yang di kuncir kuda berjalan sendirian sambil terus menunduk. Semua siswi disini membenci Ines karena penampilannya yang kelewat seksi dan kerap kali kepergok menggoda cowok orang. Bahkan pernah ada rumor kalau Ines mejadi orang ketiga di hubungan Arga dan Naya.

Mood Dinda langsung terjun payung melihat Ines, "Kata Topan, lo di suruh ke sana, " ujar Dinda, menyampaikan pesan Topan saat sarapan tadi.

"Dia masih sakit? "

Oops! Friendzone?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang