2. Kesombongan Dirinya

352 66 4
                                    



Black Magic Chapter 2 —


Para murid Arcadia angkatan 22 berhamburan keluar kelas, setelah mendengar alarm penanda istirahat. Hampir seluruh murid menuju ruang makan untuk mengisi perut yang keroncongan seusai pelajaran.

Joohyun yang terlambat keluar, saat ini sedang kesulitan mencari tempat duduk karena ruang makan begitu penuh. Dengan nampan berisi telur mata sapi dan sosis panggang, Joohyun terus berjalan menyusuri deretan murid yang sedang menikmati santapannya.

Langkah kaki Joohyun kemudian terhenti ketika seseorang yang begitu membencinya, berdiri di hadapannya. Putri Sooyoung di sana, berdiri dengan tatapan sengit ke arah Joohyun. Seluruh murid yang ada di ruang makan melihat ke arah mereka.

Seungwan yang datang terlambat, segera berlari untuk mengajak Joohyun pergi dari ruang makan. Seungwan tidak ingin terlibat konflik, apalagi dengan putri angkuh dan menyebalkan macam Sooyoung. Namun, semua itu terlambat, Sooyoung lebih dulu menarik lengan baju Joohyun, hingga membuat nampan yang berisi makanan itu berserakan di lantai.

"Lihat dia! Putri dari kerajaan yang ada di tepi laut. Kenapa kamu tidak jadi nelayan saja, berteman dengan bangkai ikan di laut lepas. Kenapa kamu bisa masuk ke akademi terhormat ini? Kamu dan seluruh kerajaanmu lebih pantas berada di laut. Menjadi sekutu bagi para plankton bodoh tak berguna."

"Hentikan! Tolong jangan buat keributan. Biarkan kami pergi." Seungwan dengan tegas berucap pada Sooyoung. Sementara Joohyun yang lengannya masih dicengkeram begitu erat oleh Sooyoung tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya pasrah, dan berharap Sooyoung melepaskan dirinya dan membiarkannya pergi.

"Oh, jadi sekarang si cupu ini berteman dengan murid paling cerdas. Kamu ini memang licik, Joohyun! Kamu ternyata diam-diam ahli memanfaatkan orang lain. Kalian semua yang ada di sini harus hati-hati dengan putri aneh ini. Dia dan kaumnya itu sangat pandai sekali menghasut. Aku jadi ingat, bagaimana dulu kerajaannya mengadu domba kerajaanku hingga kami terpecah belah. Aku ingat bagaimana kejam dan liciknya leluhurmu, Joohyun. Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi, apalagi di sini."

Suara Sooyoung menggema di seluruh area ruang makan. Para murid yang ada di sana dapat mendengar bagaimana Sooyoung yang selalu saja menceritakan riwayat permusuhan antara Kerajaan Izlude dengan Kerajaan Alberta.

Di tengah keributan yang sedang terjadi, terlihat seseorang menerobos di antara kerumunan untuk mendekat ke sumber keributan. Seluruh murid menyingkir, memberikan jalan bagi sosok itu. Sooyoung turut melihat, sosok siapa yang datang mendekat. Hingga sosok itu berdiri tepat di hadapan Joohyun, dan melepaskan tarikan Sooyoung di lengan Joohyun.

Joohyun yang kebingungan, lantas mundur dan mendekat ke arah Seungwan. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat sosok siapa yang berdiri di tengah sana. Joohyun jelas tahu siapa putri itu. Putri yang selalu menjadi sosok yang dia kagumi. Bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena sikap dan sifat-sifatnya. Putri Seulgi dari Kerajaan Prontera, pusat kota di wilayah Ragnarok.

"Seharusnya jam istirahat digunakan untuk makan, bukan untuk bertengkar. Kalian semua tolong kembali makan, atau aku akan laporkan pada tim kedisiplinan," ucap Seulgi tegas.

Joohyun tak berkedip ketika Seulgi berucap, sosoknya yang menawan dan misterius, juga penuh ketegasan membuatnya terlena selama beberapa saat. Hingga dirinya tak menyadari bahwa sosok yang selama ini dia kagumi telah berdiri di hadapannya dengan tatapan bingung.

"Hai? Kamu baik-baik saja?" tanya Seulgi sambil menggerakkan telapak tangannya di depan mata Joohyun.

"A—aku ... b—baik," balas Joohyun terbata.

"Kamu ini putri mahkota dan suatu hari akan jadi seorang ratu dan pemimpin bagi kerajaan. Harusnya kalau ditindas seperti tadi, ya ... lawan saja? Jangan mau ditindas seperti itu."

Seulgi berucap dengan nada serius. Raut wajahnya datar, menyiratkan sedikit rasa kesal. Sebagai putri mahkota dari kerajaan yang berpusat di ibukota, Seulgi sepertinya merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi di akademi. Belum lagi, leluhurnya adalah pendiri akademi. Joohyun hanya mengangguk paham menanggapi ucapan Seulgi.

Setelah semua keributan teratasi, Seulgi menyuruh Sooyoung dengan kesadaran dirinya menuju ke ruang kedisiplinan. Sooyoung harus bertanggung jawab atas keributan yang terjadi.

Ketika Seulgi hendak pergi dari sana, Joohyun menahannya.

"Putri Seulgi, terima kasih sudah membantuku," ucap Joohyun malu-malu.

Seulgi yang hanya menoleh sedikit ke arah Joohyun, lantas berbalik dan kembali mendekat ke arahnya. Dengan sedikit menunduk untuk menyamakan tinggi badannya dengan Joohyun, putri yang berwibawa itu tersenyum miring.

"Asal kamu tau, aku tidak hanya membantumu saja. Aku membantu semua murid di sini. Jadi, tolong jaga dirimu sendiri. Ini bukan dongeng khayalan kuno, di mana seorang pangeran tampan menyelamatkan seorang putri yang tengah dirundung, kemudian jatuh cinta dan menikah. Kamu ini seorang putri mahkota, aku tidak mungkin terus menerus melindungimu. Apa di kerajaanmu, semua penduduknya penakut sepertimu?"

Setelah berucap demikian, Seulgi pergi tanpa menggubris tatapan sedih dari Joohyun. Putri cantik itu berjalan menjauh dan kemudian menghilang dari kerumunan.

Joohyun hanya terdiam dan terus memikirkan perkataan Seulgi. Memang, selama ini Seulgi selalu membantunya ketika dirinya tengah dirundung oleh murid lain. Terutama oleh Sooyoung. Namun, selama ini Seulgi tidak pernah berucap demikian. Ini adalah pertama kalinya Joohyun memberanikan diri untuk berterima kasih kepada Seulgi.

Dan ini pertama kalinya Seulgi berbicara secara langsung dengannya. Akan tetapi, percakapan keduanya untuk pertama kalinya ini bukanlah percakapan yang menyenangkan.

Joohyun meremas tas selempangnya dengan kencang, sebelum akhirnya pergi menjauhi kerumunan. Seungwan yang ditinggal, merasa kebingungan. Dia juga merasa kasihan pada Joohyun yang mendapat tamparan keras dari bibir putri Ibukota itu. Seungwan yang berniat menyusul Joohyun, lantas dicegah oleh sebuah tangan yang menahan bahunya.

"Aku bisa bantu dia," ucap seseorang itu.

Seungwan menoleh ke sumber suara, dengan matanya yang sedikit memicing, akhirnya Seungwan dapat melihat siapa sosok yang menahannya.

"Yerim? Maksudmu apa?" balas Seungwan keheranan.

Sosok manis berambut panjang itu berjalan santai ke arah Seungwan. Dialah Yerim, putri yang berasal dari Kerajaan Payon. Dia merupakan saudara sepupu dari Seungwan.

"Ayo susul temanmu! Aku bisa membantunya menaklukkan putri sombong dan menyebalkan itu." Yerim berucap tepat di hadapan Seungwan, kemudian berjalan melewati Seungwan yang masih kebingungan dengan ucapan sepupunya itu.

Suasana ruang makan kembali tenang seusai keributan berakhir. Semua murid kembali menikmati makan siang mereka masing-masing, tak terkecuali Chaeyoung —putri dari sebuah kerajaan kecil di pintu utara Prontera—yang sedari tadi mengamati semua kejadian dengan begitu detail.

.
.
.
.

Black Magic Chapter 2 Selesai —

BLACK MAGIC - SEULRENE SHORT FIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang