Always

26 4 4
                                    

Aku, Gea Jihany, hari ini setelah memendam rasa selama 3 tahun, akan menyatakan cinta pada kakak kelas ganteng yang duduk manis di pojokan sana. Tolong do'akan supaya aku tidak pingsan di depannya, ya! Fighting!

"...."

"...."

Kakak kelas itu menatapku, dan aku makin gugup. Oh My God!! Lihat mata indah di balik kacamata itu! Lihat buku tebal berbahasa Inggris yang ia pegang itu! Apakah ini memang hari terakhir ku bisa mengaguminya dari jauh? Apakah ini memang hari terakhir ku bisa melihatnya?

"Aku...saya...mmm..." Aku menelan ludah. Tanganku bergetar dan aku hampir merusak kotak kecil di tangan ku yang akan ku berikan padanya.

"Aku suka kak Bian!"

"...."

"Aku benar-benar suka kak Bian dari kelas 3 SMP. Jadi ini...hadiah dari ku. Se...semoga kakak nggak jadi kuliah di Jerman dan tetap tinggal di Indonesia aja. Jadi...aku bisa tetap melihat kakak setiap harinya. Jadi...jadi...tolong kuliah di Indonesia saja! Tepatnya di Universitas XXX karena aku pasti akan kuliah jurusan kedokteran di sana dan jadi junior kakak. Jadi...tolong pertimbangkan itu!"

"...."

Tak ada jawaban, kak Bian, anak laki-laki terpintar di sekolah hanya menatapku terkejut. Aku tak sanggup mendengar jawaban apapun dan aku tak mau mendengar apapun keluar dari mulutnya. Aku langsung kabur karena takut pingsan di depannya.

Jadi...begitulah kisah cinta pertama ku berakhir tanpa ending bahagia atau menyedihkan.

Jangan menganggap ku aneh, aku bukan gadis gila atau lebay. Aku hanya ingin menyatakan cinta terpendam ku untuk dia yang pasti akan pergi, karena aku yakin permintaan konyol dari gadis random seperti ku hanyalah permintaan yang akan di lewatkan saja. Kalian perlu tau bahwa aku cukup senang karena berhasil mengatakan isi hati ku. Dan soal kotak kecil di tangan ku tadi, aku rasa...aku melempar kotak itu tepat mengenai wajah tampannya.

Entahlah. Aku tak mau berbalik minta ma'af, aku hanya...mari lupakan pengalaman random yang ku ceritakan ini, ya! Karena setelah ini aku harus rajin belajar agar benar-benar bisa masuk fakultas kedokteran, sesuai dengan harapan ku dan kedua orang tuaku.

Tahun terakhir di SMA itu, bak jalan di depan rumah ku. Penuh lubang dan kalau tidak hati-hati, aku bisa jatuh secara memalukan. Untungnya usahaku tidak sia-sia, aku yang sudah belajar mati-matian, sampai rambut rontok dan rabun mata ku bertambah, akhirnya lulus ujian masuk fakultas kedokteran di Universitas yang aku inginkan.

Dan apakah kalian bertanya soal kak Abiansyah atau biasa aku sebut kak Bian, apakah aku sudah lupa pada cinta pertama ku itu? Hmm, dia...masih mengisi hatiku tentu saja, meski tak segila aku mengaguminya semasa SMA sampai men stalker nya setiap hari. Aku meletakkan kisah cintaku di sudut hatiku yang paling dalam. Kak Bianlah salah satu alasan yang membuatku mau belajar rajin, dia sumber motivasi ku, sumber dari segala sumber kebahagiaan ku di sekolah setiap hari, dan aku cukup senang masih mengingat nya sampai detik ini. Dan...standar pria yang kusukai adalah dia. Itu sebabnya aku masih jomblo sampai detik ini, hahahaha~

Sudahlah, mari kita sambut kehidupan baru di tempat kuliah. Aku dengan perubahan penampilanku yang dulu agak dekil, menjadi agak lebih rapi dan terawat ini, akan menikmati masa kuliah ku di balik tumpukan buku seperti biasanya. Tapi pertama-tama...mari kita cari dimana kantin terdekat dan makanan enak yang bisa mengisi perut lapar ku ini.

Wow!! Ada yang bersinar tapi bukan berlian. Dikerumuni padahal bukan gula tapi...senyum manis itu menggetarkan hatiku.

"Kak Bian!!!" Aku tanpa sadar berteriak terkejut menatap sosok super tampan itu. Aku tidak mungkin salah orang, aku sudah mengamati/menstalker pria itu setiap harinya. Dia...benar-benar kak Bian ku.

Unexpected Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang