"Minggir!" Seru seorang anak laki laki bertubuh tinggi, memiliki wajah yang lumayan tampan namun sedikit acak acakan. Sakura sempat terdiam sebentar, darimana anak itu, mengapa baru datang. Ia berfikir bahwa dirinya yang masuk paling akhir tapi ternyata ia salah. Ada yang lebih telat darinya bahkan Bu Diana seolah tidak menegur sama sekali.
"Gue bilang minggir! Kuping lo masih berfungsi kan!" Sentak nya saat Sakura hanya terdiam tanpa mendengarkan ucapan nya, hingga membuat semua yang ada di sana sedikit terkejut begitu pun dengan Bu Diana.
"Aku sudah duduk di sini, kalau kamu mau itu kan masih kosong, kenapa aku harus minggir? Aku sudah di pinggir loh," jawab Sakura sedikit cemberut tak mengerti, dirinya sudah duduk di pinggir dekat jendela, namun masih di suruh minggir, apakah cowok itu mau dirinya terjun ke jendela pikir Sakura.
"Lo berani sama gue!" Tiba tiba, cowok itu langsung menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura yang terlihat sedikit pucat.
"Terserah apa katamu, yang jelas kalau mau duduk silahkan duduk. Kasian bu guru sudah mau mengajar, jadi keganggu gara gara kamu!" Ucap Sakura sambil melanjutkan kembali kegiatan mengeluarkan bukunya, membuat seisi kelas melongo tak percaya karena berani menantang, seorang penguasa di sekolah ini.
Namun, hal tak terduga lagi lagi membuat seisi kelas lebih menatap tak percaya, ketika dimana cowok itu tidak menjawab lagi dan langsung duduk begitu saja dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.
"Sumpah demi apa, yang gue lihat itu si Senja?"
"Gila, gue juga gak percaya."
"Sssttt!"
Sakura mendengar bisik bisik antar teman teman di kelas nya, ia sedikit melirik ke samping dimana cowok yang tadi sempat berdebat dengannya bukan nya belajar malah menelusupkan kepalanya di meja menatap ke arah nya, namun dengan mata terpejam.
"Ini orang mau sekolah apa mau tidur!" Gumam Sakura dalam hati, namun ia berusaha tidak perduli. Selain dirinya tidak kenal, namun juga menurut nya itu tidak penting, karena niatnya sekolah hanya ingin belajar dan memiliki pengalaman hidup sebelum kepergiannya.
Setelah hampir dua jam mengikuti pelajaran, tanpa terasa kini jam istirahat pertama sudah tiba. Sakura meregangkan tangannya ke atas, menghilangkan rasa pegal di badannya sambil melirik ke arah luar jendela. Di sana, ia bisa melihat ada beberapa anak anak yang bermain basket dan beberapa yang berlalu lalang.
"Huuhh Akhirnya selesai juga!" Gumamnya sambil tersenyum senang karena berfikir harinya berjalan dengan lancar. "Eh, mau ke kantin?" Tanya Sakura melihat cowok yang duduk di sebelahnya mulai beranjak.
"Bukan urusan lo!" Jawabnya dengan nada ketus.
"Hmm, aku kan cuma bertanya. Jadi gini, aku kan baru disini----"
"Gue gak nanya!" Potongnya dengan cepat sebelum Sakura menyelesaikan ucapannya.
"Aku cuma mau ngasih tau!" Jawab Sakura sedikit kesal, namun ia berusaha untuk tidak terpancing emosi, "Begini, aku belum tau letak kantin dimana, kalau kamu mau ke kantin aku boleh ikut? Gitu maksud aku."
Cukup lama Sakura menunggu jawaban dari cowok tersebut, hingga tiba tiba. "Oh, lo mau ke kantin?" Tanya nya dan dibalas anggukan oleh Sakura dengan cepat. "Lo keluar kelas terus ke kanan, lurus terus nanti ada dua arah lo ambil yang kiri lalu belok lagi ke kiri sampe disitu." Jelasnya panjang lebar dengan senyum menyeringai.
"Ohh, baiklah, makasih yah!" Kata Sakura lega karena ternyata cowok itu masih baik dan mau memberikannya arahan, ternyata wajah jutek itu tidak sepenuhnya galak. "Namaku Sakura," imbuhnya sambil mengulurkan tangan, ia berharap bisa berteman dengan teman sebangku nya.
"Gak penting!" Cetus cowok itu langsung pergi begitu saja membuat Sakura menarik kembali kata katanya.
"Ternyata dia emang nyebelin!" Gumam Sakura dalam hati.
🌸🌸🌸
Hai, terimakasih sudah membaca!!
Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan harap maklum author juga manusia yang perlu banyak belajar :)
Ada typo?? Silahkan tandain yaa✨
Jangan lupa untuk vote dan komen yaa✨
Semoga suka✨
TBC🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah
Teen Fiction"𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤𝐤𝐮.." "Jangan mencintaiku, karena aku tidak ingin menyakitimu." "Bila kau tak izinkan aku mencintaimu, setidaknya izinkan aku untuk tetap bersamamu." Menjadi cucu pemilik sekolah, membuat S...