"Sakuraa!!" seru Mira dan Salsa begitu heboh saat melihat kedatangan Sakura kembali di kelasnya.
Sakura hanya tersenyum, lalu ia segera menghampiri kedua sahabatnya di bangkunya. Ia lega dan bahagia akhirnya bisa kembali ke sekolah setelah libur panjangnya. Bukan libur sekolah melainkan meliburkan diri dari sekolah karena harus berobat.
Untuk para guru, ayah Haidar sudah memberitahukan hal ini namun para teman teman Sakura tidak ada yang tahu. Mereka hanya tahu bahwa Sakura izin sekolah karena harus pergi ke luar kota.
"Iiih kangen banget sumpah!" Mira dan Salsa langsung menghambur memeluk Sakura saat gadis itu sudah berhadapan.
"Hehehe baru juga seminggu," kata Sakura terkekeh. "Ah iya, ini oleh oleh untuk kalian." Imbuh nya memberikan dua bingkisan kepada dua sahabatnya.
Sakura sengaja meminta tolong kepada ayah nya agar membelikannya hadiah atau oleh oleh khas dari salah satu kota yang ia jadikan alasan izin, agar seolah memang benar adanya dirinya habis pergi ke luar kota.
"Woaahh makasih Sakura, padahal kami gak berharap oleh oleh loh, tapi kalau udah dibeliin gini daripada mubadzir ya sudah kami terima." Ucap Salsa tertawa.
Seperti biasa, jam pelajaran dimulai dan dijalani dengan tenang. Beberapa hari tidak masuk sekolah, rupanya membuat Sakura lumayan ketinggalan banyak pelajaran. Walaupun selama di rumah sakit, ia selalu mencicil mengerjakan pr namun ternyata ia sudah jauh jauh tertinggal. Sejak tadi, dirinya hanya fokus pada buku dan pulpennya, sesekali matanya menatap ke arah depan dimana bu Diana tengah menjelaskan mata pelajaran saat ini.
Tanpa ia sadari, sejak tadi cowok yang duduk di bangku sebelahnya terus memperhatikannya dengan tatapan yang sulit dimengerti. Sebenarnya Sakura menyadari hal itu, namun ia memilih untuk berpura pura tidak tahu. Hingga beberapa saat, dirinya mulai jengah dan risih hingga akhirnya ia memberanikan diri menatap balik pada sosok itu.
"Kenapa? Kangen ya sama aku, karena seminggu gak ketemu?" Tanya Sakura begitu lembut dan tersenyum, membuat Senja spontan menganggukkan kepala.
Sontak hal itu membuat Sakura maupun Senja sendiri terkejut. Namun dengan cepat Senja segera memalingkan wajahnya dan kembali ber-ekspresi datar.
"Jangan Ge'er, gue ngantuk!" Cetus Senja lalu ia kembali merebahkan kepalanya dan memunggungi Sakura.
Sementara itu, Sakura hanya mampu terdiam dan menghela napasnya sedikit berat. Pikiran nya mulai bekerja tak tentu, namun ia berusaha menepis agar pikiran itu tidak terus berlarut.
Saat jam istirahat, Sakura hendak menyusul Mira dan juga Salsa, namun tiba tiba tangannya ditarik oleh Senja dan ia dibawa ke sebuah taman yang sempat ia datangi beberapa bulan yang lalu.
"Ngapain kamu ngajak aku kesini? Mau marahin aku lagi?" Tanya Sakura sedikit memanyunkan bibirnya kesal.
"Kemana lo sampai bolos seminggu lebih? Bukannya lo murid teladan, ngapain bolos selama itu?" Tanya Senja to the point namun ekspresi wajahnya tetap datar.
"Aku? Ke rumah nenekku. Dia sakit, makanya aku sama orangtuaku ke sana."
"Nenek, maafin Sakura. Semoga nenek tidak marah dan bahagia di sana." Gumam Sakura dalam hati. Sedikit menyesal karena menggunakan nenek nya yang sudah meninggal untuk ia jadikan alasan, namun ia juga tidak mungkin untuk jujur. Ia takut, bila sampai Senja tahu kemana dia, cowok itu akan lebih sering menindas nya karena tahu kelemahan nya.
🌸🌸🌸
“Aku rindu kamu, kenapa? Barusan aku terlalu terang-terangan yah? Tak apa, aku sudah terlalu tua untuk basa-basi dengan perasaanku sendiri.”
•
Hai, terimakasih sudah membaca!!
Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan harap maklum author juga manusia yang perlu banyak belajar :)
Ada typo?? Silahkan tandain yaa✨
Jangan lupa untuk vote dan komen yaa✨
Semoga suka✨
TBC🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah
Teen Fiction"𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤𝐤𝐮.." "Jangan mencintaiku, karena aku tidak ingin menyakitimu." "Bila kau tak izinkan aku mencintaimu, setidaknya izinkan aku untuk tetap bersamamu." Menjadi cucu pemilik sekolah, membuat S...