"awww ssshhh!" Keluh Sakura lirih ketika tangan kirinya terbentur bangku.
"Lo lagi, lo lagi. Bisa gak sih kalau jalan pake mata, hah!" Bentak Senja hingga membuat seisi kantin langsung menatap ke arah mereka.
"Ma--- maaf."
"Ya Tuhan haruskah seperti ini, setiap bertemu dengannya." gumam Sakura dalam hati sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Apa dengan maaf, lo bisa balikin seragam gue yang kotor ini hah!" Senja selalu berkata kasar dan tinggi, hingga membuat Sakura kini mencoba memberanikan diri untuk menatap wajah cowok arogan itu.
"Kan kan kamu yang nabrak aku, kenapa malah kamu yang marah," celetuk Sakura memanyunkan bibirnya.
"Sakura lo gapapa?" Tanya Mira dan Salsa yang sejak tadi diam akhirnya ikut berbicara dan berusaha melerai.
"A--- aku gapapa kok." Kata Sakura sambil tersenyum kepada Salsa dan Mira agar tidak khawatir, "Udah yuk kita cari bangku." Imbuh nya lalu berniat segera pergi, namun urung saat tangannya langsung di cekal oleh Senja.
"Heh lo mau kemana!"
"Aauww!" Pekik Sakura meringis karena lengannya lebam tertarik oleh Senja. Seketika Senja melepaskan tangannya dan menatap tajam ke arah Sakura.
"Lo harus cuci seragam gue yang kotor karena lo!" Ucap Senja seraya melepaskan seragam sekolahnya, untung dia selalu memakai kaos di balik seragamnya. Senja melemparkan seragamnya tepat ke wajah Sakura. "Cuci yang bersih." Ucapnya lalu pergi meninggalkan kantin di susul Noah dan Dewa.
"Aku tuh heran, kenapa sih dia selalu bentak bentak aku," keluh Sakura menghela nafasnya berat sambil memegang sebuah seragam milik Senja.
"Udah Ra, jangan di ambil hati. Anak itu emang biang rusuh. Dan sekarang gue nyesel karena pernah ngidolain dia." Cetus Salsa yang langsung di angguki setuju oleh Mira.
🌸🌸🌸
Sementara itu, Senja yang merasa begitu kesal, memilih pergi ke tempat biasa. Tempat ternyaman nya selama tiga tahun ini di sekolah itu. Dimana lagi kalau bukan istana nya, taman bunga."Lo gak ngerasa keterlaluan sama tu anak baru, Nja?" Tanya Noah tak habis pikir, padahal biasanya Senja tidak pernah mencari gara gara atau menyakiti seorang cewek. Senja memang arogan dan kasar, namun itu ia perlakukan kepada anak cowok. Maka dari itu ia selalu menjadi idola di mata para cewek, tapi kini? Noah dan Dewa sampai tak habis pikir mengapa Senja bisa begitu kasar kepada Sakura, padahal mereka baru kenal beberapa hari.
Senja hanya mengedikan bahunya kemudian mengambil sebatang rokok dari saku celananya, "Korek." Dengan segera Dewa melemparkan korek api yang selalu mengisi kantong nya itu.
"Eh Nja, bulan depan bakal ada pertandingan basket, lo mau masuk gak?" Tanya Noah, karena setiap kali ada pertandingan Senja selalu kabur karena males padahal permainan basket nya paling jago di antara yang lain.
"Siapa lawannya?" Tanya Senja singkat sambil menghembuskan asap rokoknya membentuk beberapa pola abstrak ke udara.
"Rajawali." Jawab Noah.
"Cih, mereka lagi."
"Gimana?" Tanya Dewa lagi menunggu jawaban dari Senja, "Kalau lo gak ikut bisa bisa kita kalah Nja."
"Lihat nanti aja." Jawab Senja santai atau lebih kepada tak perduli, namun biasanya bila sudah menyangkut tentang SMA Rajawali, maka Senja akan turun tangan.
🌸🌸🌸
Di sebuah ruangan dokter yang bernuansa putih, seorang dokter tampan bersama sepasang suami istri sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius."Jadi bagaimana perkembangan nya Dok?"
"Begini, Pak, Bu, keadaan anak bapak semakin memburuk, satu satunya cara adalah dengan operasi untuk mengangkat sel sel kanker itu, tapi itu juga sangat beresiko, karena operasi ini akan mendapatkan hasil 50:50." Jelas sang dokter nampak sedikit ragu, "Jadi bagaimana pak, bu?"
Sang istri langsung menangis histeris mendengar penuturan dari dokter, anaknya satu satunya putri semata wayangnya ada di ambang kematian, bahkan dia tidak bisa membantu apa apa hanya sekedar mengurangi rasa sakitnya.
"Yahh, hiks hiks Sakura, Yah Sakura," gumam Linda begitu lirih membayangkan nasib anaknya. Iya, dialah Linda dan Haidar, kini keduanya tengah menemui dokter spesialis kanker untuk menanyakan perkembangan Sakura.
Saat itu umur Sakura baru berusia satu tahun namun sudah di vonis mengalami kelainan jantung, semua cara sudah dilakukan untuk mendapatkan donor jantung untuk putrinya namun sampai saat ini belum juga di dapatkan.
Tidak sampai disitu, di saat umur Sakura sepuluh tahun Sakura kembali di vonis terkena Leukemia. Haidar dan Linda terus melakukan pengobatan untuk sang putri sampai saat ini dia masih berusaha menyembuhkan Sakura namun kanker itu kini tengah menyebar ke seluruh tubuh Sakura, Sakura harus segera mendapatkan donor sumsum tulang belakang namun itu sangat beresiko mengingat keadaan jantung nya juga sedang tak baik baik saja. Maka dari itu Linda dan Haidar tidak menyekolahkan Sakura ke sekolah sekolah luar dia lebih memilih home schooling untuk anaknya, namun kini dia tidak bisa mencegah keinginan anaknya lagi, mungkin ini yang terbaik, biar Sakura juga bisa mengenal dunia luar.
"Sstt, kita akan segera dapatkan pendonor untuk Sakura, bun." Ucap Haidar menenangkan sang istri, walau sebenarnya hatinya juga sedang merasa takut dan khawatir.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk Sakura, pak, bu, saya sudah menganggap dia seperti adik sendiri jadi saya juga akan selalu berusaha mencarikan pendonor untuknya," Tutur dokter yang bernama Awan.
"Terimakasih Dok." Haidar dan Linda pun pamit untuk pulang karena tak ingin anaknya pulang sekolah tak mendapati dia dan ayahnya tidak ada di rumah.
🌸🌸🌸
Hai, terimakasih sudah membaca!!
Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan harap maklum author juga manusia yang perlu banyak belajar :)
Ada typo?? Silahkan tandain yaa✨
Jangan lupa untuk vote dan komen yaa✨
Semoga suka✨
TBC🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah
Teen Fiction"𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤𝐤𝐮.." "Jangan mencintaiku, karena aku tidak ingin menyakitimu." "Bila kau tak izinkan aku mencintaimu, setidaknya izinkan aku untuk tetap bersamamu." Menjadi cucu pemilik sekolah, membuat S...