Sakura

3 1 0
                                    

Nature Club

"Lo kenapa sih Nja, dari siang muka lo nekuk mulu?" Tanya Dewa menggelengkan kepalanya, karena hari ini ia merasa bahwa mood Senja benar benar tidak menentu.

Yah kini Senja dan kawan kawan sedang duduk bersantai di sebuah Club, bukan hal aneh untuk mereka datang ketempat seperti ini karena memang inilah tempat ternyaman bagi mereka.

"Tau nih, seharian bete terus, gara gara si anak baru tadi?" Tanya Noah menebak.

"Diem kalian!" Cetus Senja lalu kembali meneguk minumannya.

"Hahaha rekor nih seorang Senja Saputra mikirin seorang gadis haha!" Kata Dewa seraya bercanda di susul Noah juga ikut tertawa.

"Gue gak mikirin tu anak ya?" Elak Senja dan langsung di balas oleh gelak tawa dari para temannya.

"Yakin lo?" Tanya Noah menggoda, namun Senja diam, karena memang sebenarnya dia tengah memikirkan si anak baru yang sudah lancang memetik bunganya.

"Nah kan langsung jadi bego. Hahaha!"

"Shiittt!" Umpat Senja langsung melempar gelasnya. "Brengsek, baru kali ini ada cewek yang berani ganggu ketenangan gue!"

"Udah lah santai aja, sekarang mending kita minum aja lagi!" Kata Dewa seraya menyodorkan gelas baru kepada Senja.

Mereka bertiga selalu menghabiskan malam di tempat itu, dan selalu pulang dalam keadaan mabuk, sehingga mereka selalu jadi langganan telat masuk sekolah. Tapi siapa yang berani melarang seorang Senja Saputra?

Pagi hari di kediaman Senja, Adam selaku ayah Senja sejak tadi terus memanggil bibi untuk menanyakan keadaan putranya, "Mbok, Senja belum bangun?" Tanya Adam pada seorang pelayan di rumahnya.

"Belum tuan." Jawab pelayan itu sedikit menundukkan kepalanya.

"Mabuk lagi dia?"

"Emm anu tuan, emmm." Bibi terlihat harus menjawab bagaimana, ia takut bila ayah dan anak itu akan bertengkar lagi, namun ia juga tidak bisa berbohong.

"Sudahlah mbok, saya sudah tau jawabannya. Tolong bangunin dia mbok." Ucap Adam seolah mengerti tentang diamnya bibi.

"Baik tuan, saya permisi." Mbok Tari adalah seorang pelayan yang paling sepuh di rumah itu, dia yang sudah merawat Senja sejak masih bayi. Maka dari itulah yang paling tahu dan mengenal sosok Senja di banding kedua orangtuanya.

Tok Tok Tok

"Den, den Senja, bangun den, sudah siang. Den Senja gak sekolah?" Mbok Tari terus mengetok pintu kamar Senja, hingga tak lama pintu kamar itu terbuka dan menampakan sosok Senja yang masih terlihat acak acakan.

"Hoaamm, ada apa mbok?" Tanya Senja sambil menguap dan meregangkan otot ototnya.

"Itu den sudah siang, aden gak sekolah?"

"Jam berapa emang mbok?"

"Jam 7 kurang 10 den, bapak juga sudah menunggu di bawah."

"Hhmm tumben tu orang belum berangkat."

"Bapak nungguin den Senja."

Sepenggal Kisah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang