Sunghoon terbangun dengan rasa sakit diseluruh tubuh
Tubuhnya terasa remuk hingga ke tulang
Tapi dibandingkan fisik ia lebih merasakan mentalnya disakiti
Tubuh bugilnya hanya terbalut selimut
"Bajingan" lirihnya
Air mata merembes keluar dari matanya, katakanlah ia cengeng, harga dirinya sebagai seorang alpha sudah dipermainkan
Bagaimana enam lelaki itu mengusai tubuhnya yang hilang kendali karena mengalami rut pertamanya
Cyan mungkin menikmatinya, tapi tidak dengan Sunghoon
Cermin di depan ranjang seolah menertawainya
Bagaimana penampilannya yang kacau, tubuhnya yang putih kini lebih pucat karena enam lelaki itu telah menandai dirinya sebagai mate mereka
"Arrghh!" Sunghoon berteriak histeris
Seperkian detik kemudian pintu kamarnya terbuka, Jay masuk dengan raut wajah khawatir
"Kau baik baik saja, hoonie?"
"Menjauh dariku!" Sunghoon hendak beringsut mundur namun langsung memekik sakit saat bagian bawahnya bergesekan dengan sprei, air matanya semakin deras
Jay terdiam sejenak
"Biar aku mengobatinya" sesuatu diambil dari saku, Jay bergerak menaiki ranjang. Menyingkirkan selimut sehingga mengekspos tubuh Sunghoon yang tak tertupi oleh sehelai benang pun
Pinggang Sunghoon dicengkram saat lelaki itu ingin menghindar
Sunghoon memejamkan matanya, kedua tangannya mencengkram bahu Jay kuat ketika lelaki itu memasukkan satu jarinya di bawah sana, bergerak memutar
"P-perih.."
"Tahan sebentar"
"J-jay"
Chup
Bibir Sunghoon diraup oleh bibir Jay, dilumat pelan semata mata untuk mengalihkan rasa sakit yang dirasakan lelaki itu
Ciuman berakhir begitu juga apa yang Jay lakukan di bawah sana
Sunghoon terengah engah dengan pipi semerah tomat, pemandangan yang indah bagi Jay
"Tidurlah kembali, akan ku bangunkan saat sarapannya sudah siap" rambut Sunghoon di usap lembut, Sunghoon tak lagi melawan karena ia memang sedang lelah
Matanya terpejam damai, Jay mengecup dahi itu lama bagai penghantar tidur bagi Sunghoon
"Maaf, kami melakukan ini untuk kebaikanmu"
Sunghoon menatap ke depan dengan tatapan kosong
Makanan yang terhidang dihadapannya tak ia hiraukan, nafsu makannya sudah hilang
Baru tersadar saat sebuah sendok berisi bubur berada tepat di depan bibirnya, ia memandang si pemilik
"Makan. Kau akan sakit jika tidak makan"
"Jika aku sakit atau mati, aku akan menghantui kalian seumur hidup"
Sunoo terkekeh hingga matanya menyipit, "Ya. Kau akan menghantui kami karena kau merindukan sentuhan kami pada tubuhmu"
"Kau?!" Sunghoon menggeram marah, tapi tak menakutkan sama sekali dimata enam lelaki itu
"Kenapa? Itu fakta. Buktinya kau menikmatinya kemarin, bahkan meminta lebih" ucap Jungwon dengan seringaian
"Tch. Aku tidak tau kalau kalian selicik ini memanfaatkan kelemahan seseorang" Sunghoon berdecih
"Memangnya kenapa jika kami melakukannya bersama mate kami? Bukannya itu wajar?"
"Aku bukan mate kalian!"
"Benarkah? Lalu siapa pemilik enam tanda gigitan ditengkukmu itu?"
"Tanda ini? Ini milik enam orang paling menjijikan yang pernah ku kenal. Mereka dan seluruh kawanan mereka adalah pembunuh dari orang tua ku. Puas sekarang?" Sunghoon menyeringai menantang
Tapi tak ada satupun dari mereka yang terlihat marah mendengarnya
"Hina bangsa kami semaumu. Tapi asal kau tau, tak pernah sekalipun kami melakukan semua itu. Kami menandaimu sebagai milik kami itu semua untuk keselamatanmu" ucap Heeseung serius
"Mencoba mengelabuhiku dengan omong kosongmu? Itu tak akan pernah berhasil padaku"
"Terserah jika kau tidak percaya. Hanya saja tolong kabulkan permintaanku, jangan sekali kali keluar dari asrama ini, itu berbahaya untuk keselamatanmu"
"Aku bahkan lebih merasa terancam dengan keberadaan kalian di dekatku"
"Benarkah?" tanya Jake sembari menggeser piring Sunghoon menjauh
Sunghoon memekik terkejut saat tubuhnya diangkat lalu di dudukkan di atas meja, kembali meringis saat bagian bawahnya yang belum sembuh kembali berdenyut sakit
Jake berdiri tepat diantara kedua kakinya yang terbuka, mengintimidasi lelaki bermarga Park itu
"Maksudmu terancam seperti ini?"
Bukan hanya Jake, yang lainnya pun ikut mendekat mengelilingi Sunghoon
Bayang bayang kegiatan menyakitkan yang mereka lakukan kemarin lalu menghantui, Sunghoon merasa ketakutan
Wajah Sunghoon ditolehkan lalu bibirnya diraup kasar oleh Niki
Sunghoon melenguh, disekitar lehernya terasa napas hangat menerpa sebelum akhirnya sesuatu menancap disana membuat Sunghoon reflek menggigit bibir Niki
Sementara Sunoo dengan santai menghisap darah Sunghoon
Tubuhnya diraba sana sini, Sunghoon mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melawan
Dan Cyan lagi lagi mengmbil setengah kendali dirinya, bagaimana pun Sunghoon masih dalam masa rut dan serigala itu sudah dipastikan muncul saat bertemu dengan matenya
Pupilnya berwarna biru laut, tapi Sunghoon masih memegang teguh akal sehatnya
Dan saat bajunya dirobek paksa tangisan Sunghoon langsung pecah
"Hei, kenapa menangis?" Niki akhirnya melepaskan ciumannya, mengusap air liur yang mengalir pada dagu Sunghoon
"Jangan hiks" ujung baju Niki diremat kuat
Yang lain langsung menghentikan kegiatannya begitu mendengar tangisan mate mereka
"Maaf, tadi kami hanya bercanda. Kami tidak akan melakukannya, jangan menangis ya?" mohon Jake yang merasa bersalah karena dia lah pemilik gagasan mengerjai alpha itu
Tubuh mungil Sunghoon dipeluk oleh mereka, lelaki itu masih menangis
Tapi disatu sisi Sunghoon merasa nyaman
Apa ia mulai jatuh cinta pada enam lelaki itu?
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Dorm || All x Sunghoon
FanfictionPark Sunghoon, seorang alpha yang kini menginjak bangku SMA kelas 2 yang membenci bangsa vampire karena mereka lah penyebab kematian kedua orang tua Sunghoon Karena rumahnya yang jauh dari sekolah membuatnya harus tinggal di asrama khusus laki laki ...