14. SMK (Semakin MendeKat)

1.1K 124 4
                                    

Disini aku menggunakan bahasa semi baku. Akibat bawaan ngetik naskah cerita dengan bahasa baku sebelumnya😔 kalo kalian ngerasa ga nyaman bisa komen kok nanti aku ganti atau lewat secreto juga boleh😉.

Hepi riding~~

Nana kini hanya sendiri, Jean dan Nandini sudah lama pergi dari kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana kini hanya sendiri, Jean dan Nandini sudah lama pergi dari kantin. Kata mereka ada kerja kelompok yang harus di selesaikan hari ini karena deadline tugas mereka besok.

Nana mengaduk ngaduk milkshake di depannya. Ia bosan. Matanya menemukan ekstensi tetangganya sendirian memasuki kantin, dengan jas kerja yang setia melekat di tubuh rampingnya. Tampan, namun Nana tidak tertarik, karena menurut dia wajah orang itu menyebalkan apalagi alisnya, alis camar itu nana ingin mengurisnya.

Mark langsung duduk di depannya tanpa ijin dari Nana karena mereka sudah dekat. Bertetangga selama 3 tahun sudah masuk dalam kiteria dekat menurut Mark.

“Nih.” Mark menyerahkan sebuah amplop berwarna merah maroon dengan bordiran emas.

“Gue gak menerima sumbangan.” tolak Nana bercanda, dia mengambil amplop—lebih tepatnya undangan itu dan membukanya.

“Widih nikah juga lu, bosen ya solo?” tanya Nana tanpa mengalihkan matanya pada undangan milik Mark. 

Mark mendengus “Udah ketemu yang cocok ngapain nunda nunda lagi, emangnya gue lu yang ga nikah-nikah”

“Najis sombong banget, gue suruh juga nih si Juan buat hamilin anak lu.”

Mark langsung mendelik. “Sesat, pantes aja lo di tinggal” ucapnya menyeruput kopi yang ia pesan entah sejak kapan.

Nana membaca nama calon pendamping mark, matanya membelalak. “Loh ternyata Chandra? Anjir wali kelas anak gue ini kalo gue kasi tau itu anak syok gak ya?”

“Mungkin, Sungchan aja syok berat sampe nangis nangis. Gatau dah itu anak kenapa, gila kali.” balas Mark sambil menerawang mengingat sang adik berguling guling di lantai ketika mark mengungkapkan calon pasangannya.

“Adek lu yang itu mah emang agak-agak, cakep tapi gada otak”

“Anak lo kan satu angkatan sama adek gue, anak gue juga.”

“Berudu bokap lo kabur sebiji jadinya ya begitu, mana pas ngelahirin satu rumah sakit lagi sama gue.”

Mark mengangguk menyetujui “bokap gue enggasan maklum aja gainget umur. Untung anaknya cuman 3. Moga aja kaga nambah kasian nyokap”

Nana meringis membayangkan hal itu. Keduanya larut membicarakan hal itu hingga Cheline datang dengan wajah bete miliknya. “Pa, pulang aku ngantuk” ujar Cheline. Sebelumnya dia menyempatkan diri untuk menyapa Nana.

Mark yang mengerti sang anak lagi bad mood langsung melirik Nana dan Nana pun melirik balik Mark. Mark memberi kode seperti “Kelakuan anak lu nih tanggung jawab!” dan Nana seakan memberi jawaban “Wes siap laksanakan, nanti gue gebukin kok”

Single Mom | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang