MaLAM KE-5.

4 1 0
                                    

Di malam ketiga sehrazade berada di kamar raja syahriar sebagai istri.

DUNIAZADE :" kak.. Aku ingin kau melanjutkan kisah yg kemaren malam secara sempurna".

SEHRE :"baiklah... Dengan senang hati & antusiame, wahai raja mulia... Ketahuilah bhwa saudagar kaya itu menghadap ke para SYECH SYECH yg tiga itu, lalu ucapkan terima kasih kepada ketiga syech tersebut, yg telah menebus darahnya dari raja jin ifrit, sedangkan para syech itu merayakan keselamatan saudagar tersebut dari raja jin ifrit, kemudian ketiga syech itu pulang ke neheri mereka masing masing. "

SEHRE :" tapi kisah ini belumlah se mengagumkan kisah seorang NELAYAN penangkap ikan".

RAJA :" bagaimana kisahnya? "
SEHRE mulai berkisah :

"Wahai raja yg beruntung.. Dulu ada seorang laki laki nelayan penangkap ikan yg faham bahasa binatang, dan ia mempunyai 3 orang anak dan satu istri, dan dia adalah nelayan yg miskin, faqir,

(Miskin itu orang yg masih punya persedian makanan dgn kehidupan yg tak layak, kalo faqir itu orang yg makannya sehari hari enggak ada kepastian)

Dan kebiasaan nelayan ini tiap harinya melemparkan jaringnya sebanyak 4 kali saja, tidak lebih.

Kemudin disuatu hari, dia pergi ke bibir pantai, pada waktu sehabis sholat Dluhur, dan dia membawa keranjang yg terbuat dari jerami (ٌمَقْطَف)
Tempat wadah ikan/buah.

Lalu dia melemparkan jaringnya ke laut, dan dia bersabar menunggu sampai jaringnya menyelam di air laut, lalu dia tarik jaringnya itu dan dia temukan jaringnya terasa berat, terus dia tarik jaring itu, tapi dia enggak kuat saking beratnya, akhirnya dia turun ke air utk memperbaiki jaringnya yg tersangkut, kemudian dia temukan jaringnya berhasil menangkap SE EKOR KELEDAI YG SUDAH MATI, diapun kecewa, dan berucap:
لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Sungguh masalah rejeki ini ajaib sekali, lalu dia untaikan sebait syair berikut ini :

يا خائضا في ظلام الليل والهلكة..
أقصر عناك فليس الرزق بالحركة..
Duhai manusia yg tenggelam didalam kegelapan malam dan kebinasaan
Minimkanlah ambisimu itu, sebab rejeki itu tidak melulu ditentukan oleh USAHA.

Kemudian nelayan itu ketika melihat bangkai keledai dijaringnya, diapun mengeluarkan bangkai tersebut dan membersihkan jaringnya, setelah jaringnya bersih dia mulai melempar kembali jaringnya ke air laut, seraya berucap :
بسم الله الرحمن الرحيم..
Dia bersabar menunggu, sampai jaringnya masuk ke air, lalu dia menarik jaringnya kembali, dan dia temukan berat sekali, dia tarik ke daratan, lalu dia temukan jaringnya menangkap sampah sampah lautan, dan rumput tumput laut, besrta tanah kotor, lalu dia berucap sebuah syair utk utarakan keprihatinan hatinya dan perasaannya :

يا حرقة الدهر كفى...
Duhai waktu zonk yg tidak hasilkan apa apa.. Cukuplah.. Cukup sudah.. Hentikan.. Please...
وإن لم تكفي فعفي..
Kalau kau tak mau berhenti.. Maka tolong limpahkanlah...berilah kemurahanmu.. Cukupilah kebutuhanku..

فلا بحظي أعطى..
Mengapa kau tak beri bagianku..
ولا يصنعه كفي..
Dan kenapa kau tidak mau berhenti perlakukanku begini..
خرجت أطلب رزقي..
Aku pergi dari rumah utk mencari rejeki..
وجدت رزقي توفي
Dan aku ingin rejekiku di sempurnakan.. Ditunaikan.. Diberikan.. Please...
كم جاهل في ظهور..
وعالم متخفي
Betapa banyak orang bodoh yg terkenal..
Dan betapa banyak orang alim yg tersembunyi..

Lalu nelayan itu membuang sampah rumput laut dan kotoran laut dari jaringnya, lalu dia bersihkan jaringnya, dan kemudian dia membaca ISTIGHFAR... Meminta ampunan kepada ALLAH TA'ALA..
أستغفر الله العظيم.. الذي لا إله إلا هو.
Kemudian dia kembali lempar jaringnya ke laut utk yg ketiga kalinya, dia bersabar menunggu sampai jaringnya masuk ke air, dan diapun menarik jaringnya lagi.. Utk kesekian kalinya, lalu dia temukan jaringnya menangkap pecahan besi besi tua dan tanaman laut, hingga diapun berucap lagi :

1001 malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang