Chapter 2

309 79 4
                                    

"Terima kasih bantuannya, Nyonya. Kami benar-benar tak bisa membalas kebaikan anda. Terima kasih sudah merawat Katie, anak kami. Ya Tuhan, aku sudah hampir gila mencarinya ke mana-mana. Maaf jika putriku merepotkan," ucap wanita bernama Rose itu.

Dia adalah ibu dari Katie.

Ya, Seulgi sempat menghubungi nomor yang tertera pada koran dengan telepon umum di dekat rumahnya.

"Tak apa, Katie anak yang baik dan pintar. Aku senang berbincang dengannya. Hanya saja, tolong perhatikan anakmu ya? Dia butuh banyak kasih sayang. Aku harap dia tak berulah lagi."

"Tentu. Sepertinya aku lalai dalam merawatnya. Aku lebih sibuk dengan urusanku sendiri. Sekali lagi terimakasih Nyonya Angela."

Seulgi tersenyum pada Rose, lalu pandangannya mengamati Lucas yang berdiri di sebelah Rose.

"Jadilah Ayah yang pengertian. Aku tahu kau menyayanginya, hanya saja kau tak tahu caranya."

Ketiga orang itu berpamitan, lalu hendak memasuki mobil mini mereka. Namun, tiba-tiba saja Katie menoleh ke belakang, kemudian menghampiri Seulgi yang masih berdiri di depan pintu.

Anak itu tersenyum ke arah Seulgi, lantas berbisik pelan tepat pada telinga kanan nenek itu.

"Angela, kembalilah. Benahi penyesalanmu. Irina telah menunggu."

— — —

Bunga-bunga cantik sudah menghiasi keramik putih nan cantik dengan nisan bertuliskan
"Irina Sophia" yang sudah nampak pudar termakan usia.

Hari ini, belum genap seminggu sejak terakhir kali Seulgi mengunjungi makam Irina, tapi dirinya sudah kembali lagi.

Pembicaraan tentang masa lalu dengan gadis bernama Katie itu sungguh membuat Seulgi tak tidur tenang. Belum lagi kalimat terakhir dari Katie yang sampai saat ini masih tak dimengerti oleh Seulgi.

Angela Seulgi Kang, wanita tua berdarah Inggris Korea itu menatap makam cantik yang ada di hadapannya seperti biasa. Ia selalu membayangkan wajah cantik milik Irina Sophia yang tengah tersenyum memandangnya.

Meski wajahnya sudah lapuk dan berkeriput, Seulgi yakin bahwa kekasihnya itu akan tetap mencintai dirinya.

Sembari mengusap tepian keramik di makam Irina, Seulgi lalu bergumam sendiri dalam hatinya.

"Setidaknya aku masih bisa menjalani kehidupanku di sini. Meski janji kita untuk tetap bersama selamanya tak pernah bisa jadi kenyataan."

— — —

Seulgi duduk di kasurnya, ia sudah bersiap untuk menyambangi alam bawah sadarnya sebentar lagi.

Ia begitu lelah.

Setelah mengunjungi makam Irina. Ia menyempatkan untuk mampir ke rumah Joana, demi menepati janjinya, juga memakan choco pastry hangat buatan Chris yang sejak dulu selalu menjadi favoritnya.

Ralat.

Juga favorit Irina.

Seulgi memejamkan matanya, tubuhnya berbaring terlentang. Ia masih bisa mendengar suara hewan-hewan kecil yang terdengar dari halaman rumahnya.

Namun, suara itu justru semakin membantunya untuk mencapai kenyamanan tidurnya. Bahkan ia sampai tenggelam begitu jauh dalam alam bawah sadarnya.

Hingga waktu dengan sengaja membawanya kembali pada masa mudanya. Memberikannya sekali lagi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, agar tak ada penyesalan lagi di masa depan.

"Angela Kang, lakukan apa yang harus dilakukan. Tapi ingat, setiap tindakan tentu ada konsekuensinya."

|
|

Chapter 2 Selesai
— — —

Andela [Seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang