Kamu berjalan seperti biasa hendak membeli beberapa bahan makanan yang bibi Sakura titipkan padaku. Sebulanan ini aku mulai terbiasa dengan kegiatan tiap sabtu ini.
Membeli bahan masak mingguan. Sudah genao tiga bulan kamu tinggal bersama walau bersebelahan dengan keluarga Uchiha.
'Sejujurnya aku sangat kelelahan, tapi mana mungkin aku mengatakan hal itu padanya'
Kamu berjalan lesu dengan sedikit langkah malas dengan tangan dimasukkan ke saku hoodie berbahan licin anti air. Bahan anti air selalu menjadi favorit untuk gaya hoodie Y/n yang banyak itu walau berbeda gaya tetap berwarna putih dengan corak Uchiha.
"Bukankah itu yang sempat heboh?" Tunjuk orang-orang yang mulai berbisik. Baiklah kamu sadar mereka menyadari kedatanganmu karena pola Uchiha yang terjahit rapi di jaket putihmu.
Hanya kau satu-satunya anggota Uchiha yang suka berpakaian putih dan berambut putih selama garis keturunan Uchiha, itu lah yang menjadi ciri khasmu. Jika soal kulit pucat sebagian besar Uchiha memilikinya wakau tak seputih Otsutsuki.
"Anak haram Uchiha pengkhianat itu?"
"Parasnya memang tak diragukan seperti ayahnya, tapi sepertinya kemampuannya biasa saja,"
"Kudengar ia terus di rumahnya tanpa melakukan apapun,"
"Mempermalukan nama Uchiha saja!"
"Anak haram dari orang biasa bisa apa, bisa-bisanya dia menjadi beban keluarga Uchiha!"
Kamu berjalan seolah tak ada yang kau dengarkan dan tak pernah sekalipun kau menyahuti mereka. Kamu tidak peduli, sudah sewajarnya mereka membencimu. Padahal ayahmu adalah penyelamat bayangan Konoha, tapi itu lebih baik dibanding jika keadaan berbalik klan nya melakukan Kudeta dulu.
Entah apa yang akan terjadi, tak dapat dibayangkan akan berakhir seperti apa Konoha ini. "Apakah ia akan membantai orang-orang seperti ayahnya dulu?"
"Terakhir kali aku melihat putriku bermain dengannya, sepertinya ia gadis yang baik"
"Kau gila?! Kau tak tahu rumor yang beredar bahwa ibunya adalah monster?" Yang lain menyahuti "Apakah itu sebabnya ia pucat dan rambutnya seputih itu?"
Kamu melangkah hendak masuk ke sebuah toko bahan masakan sementara ibu-ibu yang memenuhi pasar menyingkir dan membuka jalan untukmu. Pasar yang sangat ramai bukanlah tempat yang pas untuk Y/n.
"Bukankah ia menjadi beban Konoha?"
"Dia pasti lemah, buktinya ia tak berkontribusi apapun di desa ini!" Tambah seseorang pria dewasa.
"Lagipula ia selalu menutupi wajahnya, ia pasti buruk rupa karena adalah monster!"
'Dasar orang-orang tak tahu diri, mereka malah menjadikan aku bahan ghibah sehari-hari. Berkat aku kalian jadi mempererat silahturahmi bukan?' Y/n mendesis dan sesekali berdecih.
"Kau tak bercerita pada bibimu soal kondisi pasar? Hampir setiap minggu kau yang mengambil pesanan Uchiha" bapak dan ibu penjual langgananmu itu terlihat khawatir.
"Aku tak masalah, lagipula bibi Sakura sangat sibuk saat ini. Aku tak ingin menambah pikirannya dengan hal sepele begini"
"Tetap saja nak-"
"Terimakasih atas perhatiannya buk, tapi kuharap kalian tak sampai terkena dampak buruknya karena aku sering datang..."
Mereka menggeleng lalu memberikan semangat padamu, sungguh pasangan suami istri yang sangat baik dan mereka juga akrab dengan keluarga Haruno.
Kamu berjalan meninggalkan toko, seisi pasar kembali sunyi. Mereka terus was was dan melangkah menjauh membuka jalan.
Sebuah bola karet menggelinding ke depanmu menyentuh ujung kakimu dengan seorang anak laki-laki kecil berjalan hendak mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human [Kawaki x Reader] || Naruto : Boruto Next Generation
FanfictionJulukan aneh ataupun sumpah serapah diiringi hinaan sudah seperti angin lalu bagimu. Yang terus kamu renungi adalah keberadaan dan identitas, krisis identitas memang sering dialami remaja sebayamu. Tapi mereka tidak harus bergumam memikirkan mereka...