'Aku merasa seperti dihipnotis olehnya,' Matamu membulat sempurna saat menyadari adegan itu telah selesai. Kamu merasakan helaan napas Kawaki yang berderu juga.
"Bagaimana rasanya?!" Tanya Boruto penasaran, tiga orang itu malah mendekati dengan mata penasaran.
Kawaki memegangi bibirnya sendiri, mengusapnya pelan.
"Manis, kau makan coklat lagi?" Tanya Kawaki mendekatkan wajahnya membuatmu memalingkan wajahmu. Terlalu dekat.
"Kenapa memangnya?" Desismu.
Kawaki menyibak rambutnya kesal "Haduuh kau ini," ia lalu memegangi pinggang dua sisi pinggang seperti Sakura saat mengomel.
"Sudah kubilangi berkali-kali, jangan sering-sering makan coklat atau kau akan punya riwayat diabetes!"
"Aku hanya makan sedikit!"
"Tetap saja, tidak baik untuk kesehatanmu! Kau juga bisa jadi gemuk! Memangnya kau mau jadi gendut?!"
"Kalau aku gendut, ya tinggal olahraga sampai kurus!" Balasmu cepat tak mau kalah.
"Begitu terus ya, dibilangin selalu ngeyel! Kau ini tidak pernah dapat nasihat orang tua hah?! Aku mengomeli demi kebaikanmu!"
Kamu menatap tajam "Haaah?! Memangnya kau siapa selalu mengomeliku?!"
Kawaki terdiam.
Ia tak mampu menjawab apapun, lalu melangkah mundur perlahan. Kamu ikut termenung seharian, menyadari kalau pilihan katamu tidak sopan untuk seseorang seperti Kawaki yang memendam rasa padamu.
Sampai hari keluar dari ruang bawah tanah berlalu, Kawaki terus menjadi tenang. Tidak lagi mengomel.
Dengan sengaja, kamu memakan coklat batang di perjalanan lift untuk naik ke atas daratan.
"Y/n, kau makan coklat lagi?! Bukankah baru diperiksa kemarin, kalau kau punya alergi coklat -ttebasa?!" Kaget Boruto.
"Hei Boruto, apalah hidup tanpa coklat, kan?" Mitsuki meneriakkan namamu dengan tegas.
Sarada hanya menjewer telingamu dengan mengomel tanpa henti bersama Mitsuki. Kamu hanya tersenyum santai, masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Selama beberapa minggu ini, kalian berlima sudah sangat menjalin kearaban. Boruto sebagai pencari masalah, Kawaki yang memulai adu argumen, Kamu yang memperpanjang masalah, Mitsuki yang terus mengompori, dan berakhir dengan bogeman jitu dari Sarada.
Hari-hari terus dilewati begitu.
Tapi yang menjadi perbedaan adalah, tiada hari Kawaki mengomelimu lagi. Kenapa begitu?
Kamu yang tengah dijewer Sarada menatap ke arah Kawaki dengan bingung.
"Hoi Kawaki, omeli si Y/n ini!" Teriak Sarada dengan suara menggema di lift, Nanadaime yang memandu kalian hanya terkekeh.
"Sarada benar, biasanya Y/n akan berhenti makan coklat kalau kau yang mengomelinya -ttebasa!" Dukung Boruto.
Kawaki hanya melirik sekilas.
"Kawaki?" Bingung Mitsuki.
"Buat apa aku mengomelinya, toh aku bukan siapa-siapanya," jawabnya serius.
Terasa sedikit kikisan di hatimu, rasanya seperti teriris pisau tajam akan ucapan Kawaki itu.
"Kawaki?"
"Nanadaime- ah ayah, apa aku boleh bicara serius denganmu dan ibu sepulang dari sini?" Tanya Kawaki, Naruto paham putra angkatnya itu sedang di mode serius.
Momen kalian keluar dari ruang bawah tanah, direkam secara live oleh semua pihak media baik dalam maupun luar negeri. Bagaimana tidak? Ada tiga Otustuski dengan tanduk disana bersama sulung Uchiha dan anak Orochimaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human [Kawaki x Reader] || Naruto : Boruto Next Generation
FanficJulukan aneh ataupun sumpah serapah diiringi hinaan sudah seperti angin lalu bagimu. Yang terus kamu renungi adalah keberadaan dan identitas, krisis identitas memang sering dialami remaja sebayamu. Tapi mereka tidak harus bergumam memikirkan mereka...