PART 1

254 33 1
                                    

3 Tahun setelah kematian orang tua mereka. Kini Melvin selaku kakak pertama dari keenam adiknya harus benar-benar merawat mereka dengan baik.

Beruntung nya Putra dan Gina sudah membuat tabungan asuransi kematian untuk anak-anak mereka sejak lama. Jadi Melvin tidak perlu khawatir tentang masalah ekonomi juga biaya sekolah adik-adiknya.

Tapi biarpun begitu Melvin tidak mau terus-terusan mengandalkan uang asuransi kedua orangtuanya, karena ia tau suatu saat nanti uang tabungan itu akan habis

Makanya setelah lulus SMA Melvin langsung magang disalah satu cafe yang baru dibuka, kebetulan pemilik cafe tersebut adalah Alumni Kakak kelasnya dulu. Jadi Melvin sedikit  dipermudah untuk bekerja disana.

Walaupun mengurus keenam Adiknya sendirian Melvin tidak merasakan kesusahan sama sekali karna memang pada dasarnya keenam Adiknya itu mandiri.

Mereka tau kalau mereka tidak boleh merepotkan Melvin sama sekali. Tapi sikap mandiri para Adiknya itu sering  membuat Melvin merasa khawatir.

Melvin tidak bodoh, ia tau jika keenam Adiknya itu selalu dirundung saat di sekolah. Melvin juga tau jika keenam Adiknya itu selalu menyembunyikan luka atau lebam yang disebabkan teman-teman mereka saat disekolah.

Penyebab utamanya adalah kemampuan mereka.

Sejak kematian kedua orangtuanya Melvin menyadari jika ia dan para saudaranya itu berbeda dari Anak-anak seumuran mereka diluar sana.

Melvin baru sadar ketika ia mengetahui jika sosok Mbak Ayu yang selalu membantu mereka sejak kecil itu tidak pernah ada.

Dia juga sadar jika salah satu adiknya, Juan. Selalu mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Harsa yang selalu berkata banyak bisikan-bisikan di telinganya, Riza yang kadang muntah dan berteriak saat melihat Mbak Ayu.

Cakra juga Andi yang selalu bermain dengan anak kecil berwajah pucat di halaman belakang rumah (Awalnya Melvin tidak sadar jika anak kecil itu bukan sosok manusia)

Dan puncaknya Melvin menyadari jika mereka berbeda adalah ketika Naufal sering sekali pingsan dan kerasukan secara tiba-tiba.

Melvin tahu jika ia dan para adiknya selalu menjadi bahan gunjingan para tetangga yang selalu menganggap mereka itu keluarga aneh.

Tapi Melvin selalu mencoba tidak peduli asal mereka tidak pernah menyakiti para adiknya.

Mereka hanya ingin merasakan hidup tenang dan bahagia bertujuh, jauh dari kata masalah. Tapi sayangnya tadir mereka tidak seperti itu.

Seperti saat ini.

(***)

"Mau dong keripiknyaaaa!!!" teriak Cakra yang secara tiba-tiba melompat dan menerjang para saudaranya yang tengah duduk bersantai di ruang tamu sambil memakan snack

"Kalian makan cemilan gak ngajak-ngajak, aku ngambek nih!" lanjutnya

"Ngambek ya tinggal ngambek, gak ada yang peduli juga" balas Riza dengan ketus karena acara ngemilnya diganggu sang adik.

"Dih jahat banget!"

" Sakit! minggir, cil. badan lu berat kek gentong!" Kata Harsa sambil terus mencoba mendorong tubuh sang adik dari punggungnya.

"Sembarangan itu moncong kalo berkicau. Aku sama a' Harsa juga masih gendutan Aa' ya!" balas Cakra sambil menjauh dari punggung Harsa yang sempat ia tindih tadi.

"Emang gak ada sopan santunnya lu ya jadi adek!"

"Nyenyenye"

"Ngomong-ngomong, Mas Melvin sama Kak Nana kemana?" tanya Andi yang sejak tadi memperhatikan perdebatan antara Cakra dan Harsa.

Weird Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang