Semua masih gelap ketika Angela terbangun. Ia menolehkan wajahnya ke arah jendela kamar dan menemukan pecahan cahaya remang di mulai merobek kegelapan langit malam.
Gadis itu menutupkan telapak tangannya ke wajahnya yang masih setengah mengantuk sambil menghela nafas. Lega karena akhirnya terbangun dari mimpi buruknya.
Angela tidak ingat dengan jelas apa mimpinya. Tapi kengerian yang mengikuti masih terasa, menghimpit dadanya bak sebuah bongkahan batu.
Sisi wajahnya yang basah membuat gadis itu bertanya-tanya, apakah ia menangis dalam tidurnya?
Sudah lama sekali ia tidak tidur dengan nyenyak. Dan walaupun ia tahu ia bermimpi, ia tidak pernah bisa mengingat mimpinya. Atau mungkin ia sebenarnya tidak bermimpi dan semua ini hanyalah khayalannya? Entahlah.
Bunyi alarm yang mendadak berbunyi dari ponsel yang ada di sisi ranjang mengagetkan Angela. Dengan kelabakan gadis itu meraba dalam kegelapan mencari benda itu untuk mematikan alarm. Tidak bisa melihat jelas, bukannya menemukan benda yang dicari, ia malah tanpa sengaja menyenggol ponselnya terjatuh dari atas meja dan terlempar ke lantai.
"Oh... shit," Angela menggumam.
Ia menarik tubuhnya dari kasur dan kini mulai meraba-raba lantai. Tangannya menemukan benda yang dicari dan ia pun kembali membenamkan tubuhnya ke ranjang dan mengamati.
Ponselnya masih menyala, tapi sebuah retakan kini menghiasi layarnya.
Angela mendesah. Ia sebenarnya tidak terlalu menggunakan benda itu sebagai alat komunikasi. Toh ia tidak memiliki teman. Tidak pernah ada yang mencoba menghubunginya atau mengajaknya pergi. Ia bahkan tidak memiliki social media. Untuk apa punya jika ia tidak pernah kemana-mana dan tidak pernah melakukan apa-apa.
Tapi ia suka membaca. Dan ia menyimpan aplikasi-aplikasi baca online di ponselnya. Itulah satu-satunya hiburan yang bisa di lakukannya di tempat itu. Satu-satunya pelariannya. Terutama sejak kejadian sebulan yang lalu dimana...
Angela menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak ingin terseret kesedihan sepagi ini. Ia perlu mencari cara untuk memperbaiki ponselnya.
Tapi bagaimana caranya? Ia tidak memiliki uang. Dan orang yang bertanggung jawab akan dirinya, kedua orang tuanya, bukanlah orang yang memperlakukannya dengan baik.
Ayah Angela, Rollan Koslov, adalah seorang pemimpin organisasi gangster kecil tapi cukup ditakuti di LA.
Rollan memiliki istri yang cantik dan dua anak yang sempurna, Theo dan Inessa. Istri Rollan, Rosa adalah salah seorang model sebelum menikahi Rollan, bermata biru dan berambut pirang, kelebihan yang menurun kepada kedua anak mereka.
Keluarga yang sempurna bukan? Sayangnya, Rollan bukanlah pria yang baik. Ketika Theo berumur 5 tahun dan Inessa 3 tahun, Rollan memperkosa pembantu mereka hingga hamil dan lahirlah Angela.
Rosa mengusir wanita itu begitu Angela lahir. Ia sudah hendak mengusir Angela bersama ibunya saat itu juga, tapi karena Angela memiliki darah Koslov, Rollan tidak menyetujui keinginan istrinya. Ia ingin agar Rosa merawat Angela, sebagai anak yang tidak diinginkan.
Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan Angela di rumah itu. Walaupun hanya berbeda 3 tahun dari Inessa, tapi Rosa memperlakukan keduanya sangat berbeda. Inessa selalu mendapatkan yang terbaik. Pakaian terbaik, mainan terbaik, pendidikan terbaik.
Ketika Inessa memainkan bonekanya, yang bisa dilakukan Angela hanyalah melihat dari kejauhan karena Rosa tidak memperbolehkan anak-anaknya bermain dengan Angela.
Dan karena Angela adalah anak yang tidak diinginkan, lahir dari sebuah aib, Rollan dan Rosa tidak ingin keberadaan Angela diketahui oleh publik. Selama 18 tahun gadis itu tinggal di kompleks markas Koslov. Tersembunyi dari dunia luar dan hidup layaknya berada di dalam tahanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (Sub) Bride TAMAT
RomanceSpin off The (Dom) Bodyguard !!WARNING!! UNTUK DEWASA!! BLURB Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya...