"Untukmu."
Suara pengawal yang berdiri di lorong pesawat mengalihkan perhatian Angela. Gadis itu meletakkan garpu dan pisau steak yang ada di tangannya ke atas piring dan menoleh.
Pria itu membawa sebuah kantung kertas ditangannya yang kini disodorkannya kepada Angela.
"Apa ini?" Angela bertanya setelah menelan potongan daging di dalam mulutnya.
Mereka memberinya makan malam di pesawat, steak dan kentang goreng. Cukup nikmat dan mewah dibanding dengan makanan yang biasa di makannya di rumah. Mungkin dengan harapan memberinya nutrisi agar tidak terlalu terlihat pucat dan menyedihkan? Entahlah.
"Gaun pengantin dan kerudung. Tuan Koslov memintamu untuk mengenakannya sebelum kita mendarat. Sekarang lekas selesaikan makananmu dan ganti baju. Pesawat akan tiba di New York dalam 15 menit," pria itu memerintah.
Angela meraih kantung kertas itu dan menunggu sampai pria itu kembali duduk sebelum melongok ke dalamnya.
Ada dua buah pakaian di dalamnya. Kerudung dan sebuah gaun.
Angela meraih gaun berwarna putih itu dan mengangkatnya ke atas untuk mengamati.
Hanya sebuah gaun sederhana berlengan panjang yang sepertinya adalah milik Inessa. Terlalu besar dan longgar untuk tubuh Angela yang kecil.
Inikah pakaian pengantinnya? Benda yang menjadi impian banyak wanita yang hendak menikah? Benda paling penting yang seharusnya menghabiskan banyak waktu hanya untuk 'the one'?
Karena semua mempelai wanita mengharapkan gaun terbaik. Mereka bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu hanya untuk memutuskan potongan gaun yang tepat. Apakah A-line? Atau Lurus? Empire waist? Atau duyung?
Tapi gaun yang ada di tangan Angela, terlihat lebih mirip daster daripada gaun apalagi gaun pengantin.
Tapi Angela tidak peduli. Setidaknya gaun itu tertutup dan panjang. Dan ia tahu bahwa benda itu tidak akan bertahan lama. Mengingat apa yang akan terjadi setelah acara selesai.
Angela memejamkan matanya dan menarik nafas. Jika pun acara berjalan sesuai rencana, membayangkan apa yang akan terjadi sesudahnya, tidak membuat dirinya tenang tapi malah lebih panik. Bagaimana jika pria itu kemudian marah padanya?
Oh, God... matilah ia.
Angela membuka matanya dan menatap ke arah piring yang masih ada di depannya. Sebuah ide muncul dalam benak gadis itu. Ia menolehkan kepalanya sekali lagi ke arah para pengawal yang menjaganya. Kebanyakan dari mereka duduk di bangku yang ada di belakangnya. Hanya satu orang pengawal yang duduk di sebelah Angela dan pria itu terlihat sedang asik membaca sebuah majalah.
Sambil menahan nafas, Angela meraih pisau steak yang ada diatas piringnya dan tanpa membuat pria di sebelahnya sadar, memasukkan benda itu ke dalam kantung kertas.
Angela memutuskan, jika ia hendak dilemparkan ke dalam kandang singa, setidaknya ia memerlukan sebuah senjata. Karena ia tidak akan musnah tanpa berjuang.
***
***
Sementara itu di gereja, Dimitri masih menunggu dengan perasaan tidak tenang. Pria itu sedang berdiri sambil meremas kepalan tangannya sendiri ketika tangan kanan nya, Andre, masuk ke dalam gedung.
Pria berbadan kekar itu tidak banyak berubah sepuluh tahun terakhir. Masih bertubuh paling kekar diantara ketiganya, masih keparat brengsek yang kadang bertindak tanpa berpikir, tapi walaupun begitu Dimitri tahu bahwa ia bisa mempercayai pria itu dengan nyawanya. Jika ia memerintah Andre untuk melompat dalam kobaran api, Dimitri yakin pria itu akan melakukannya tanpa berpikir dua kali. Kelemahan Andre akan sifatnya yang temperamental dan kasar, dibayar oleh pria itu dengan kesetiaan yang tidak tertandingi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (Sub) Bride TAMAT
RomanceSpin off The (Dom) Bodyguard !!WARNING!! UNTUK DEWASA!! BLURB Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya...