ENAM PULUH DUA: CALON MAMA MERTUA

1.5K 179 937
                                    

UPDATE NIH AYANG. 🥺

DEMI KALIAN NIH, MANA SUARANYA?

SPAM EMOJI BUNGA KALIAN. 🌻🌹🌸

APA KABAR AYANG?

KAMU LAGI APA?

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA.

SPAM KOMENTAR 🔥 DI SINI BANYAK-BANYAK.

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA. HEHEHE.

KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA.

KAMU MASIH SEKOLAH?

JAM BERAPA KAMU BACA RAJAWALI?

KOTA KELAHIRAN KAMU?

***

Seperti malam-malam sebelumnya Evalina menghabiskan waktunya baring-baring di kasur sambil mengemil kripik kentang rasa sapi panggang dan segelas minuman boba yang ia beli di depan Indoapril.

Baru saja Evalina membuka laptopnya karena berkeinginan menonton drakor tetapi ponselnya tiba-tiba berkedip-kedip di meja belajar.

Mungkin kekagetannya tampak jelas hingga kripik kentangnya terhambur di atas kasur. Ada angin apa Alexander meneleponnya malam-malam?

"Halo." suara berat di seberang sana terdengar ketika Evalina menempelkan ponselnya di telinga.

Perempuan itu memilin bibir. "Iya halo juga."

"Ada apa ya? Tumben banget deh telepon gue." tanya Evalina dengan nada menyelidik seolah ia seorang dektetif.

"Lo lagi sibuk enggak?"

Evalina mengerutkan kening karena tidak mengerti arah pembicaraan ini ke mana. "Enggak juga sih, ini lagi baring-baring aja kok." ujar Evalina sambil memeluk guling merah mudanya.

"Lo dicariin mama gue tuh."

Kedua mata Evalina melotot melihat ponsel. "Hah? Seriusan? Gue dicariin mama mertua?" Sontak ia menutup mulut karena tidak pandai memilih kata yang tepat.

Terdengar suara kasak-kusuk di seberang sana. "Apa?"

Evalina menghembuskan napas lega. Syukurlah Alexander tidak dengar. "Kok gue dicariin mama lo ya? Ada apa?"

"Katanya lo mau belajar masak nggak? Kalau mau ke rumah gue sekarang." Setelah menyampaikan pesan itu Alexander memutuskan pembicaraan.

Evalina langsung berguling di atas kasur bahkan ia sampai terjatuh ke lantai sangking semangatnya. Pinggangnya yang malang. Semoga enggak encok.

Perempuan berlesung pipi itu berdiri di depan cermin dan merapikan rambutnya. Kemudian tidak lupa mengoleskan lipstik di bibir tipisnya agar terlihat segar.

Oh iya, Evalina tidak perlu memakai produk kecantikan yang mahal seperti kaum hawa lainnya karena ia sudah dianugerahi wajah cantik natural dari sananya.

Setelah berhasil mendapat izin dari ibu untuk ke luar rumah, Evalina langsung mengambil sepeda yang tergeletak di halamannya. Ia tidak mau jalan kaki karena lambat. Ia sudah tidak sabar dan mau secepat mungkin berada di rumah pujaan hatinya itu. Kalau bisa terbang mungkin ia sudah mengepakan sayapnya. Hehehe.

Sesampai Evalina di depan pagar rumah Alexander yang terbuka setengah itu Evalina langsung masuk aja tanpa permisi. Pikirnya pasti pagar terbuka itu karena spesial untuknya.

Benar saja, ketika sudah berdiri di ambang pintu, sang ibu peri tersenyum menyambutnya dengan cipika-cipiki. "Kamu apa kabar cantik?"

"Baik banget, bu." Evalina tersenyum yang memperlihatkan lesung pipi gemasnya.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang