Sebuah perjalanan dua insan yang mencoba untuk saling mencintai satu sama lain. mencoba melupakan masa lalu masing-masing dan mencapai titik yang dicitakan oleh mereka berdua.
Perasaan ini akan terkalibrasi pada waktunya aku yakin akan hal itu ~Asya...
Sudah satu bulan kau berpulang, bagaimana rumah barumu saat ini? apakah seperti yang kau impikan? pasti saat ini kau sedang menikmati senja yang indah di sana, iya kan?
Aku sangat merindukanmu, rindu akan pelukan hangatmu, akan kasihmu padaku. bolehkah aku meminta untuk mengulang waktu sekali lagi agar aku bisa mengukir kenangan yang indah selalu akan dirimu. hidupku hampa tanpa dirimu apa kau tahu itu? tiada lagi tempatku berpulang ketika rumahku tak baik-baik saja.
Semoga Tuhan dapat menyatukan kita kembali nanti, tunggu aku ya di sana.
***
"Dari mana saja kamu? papa khawatir kamu pergi tanpa pamit ke papa" ucap seorang pria paruh baya yang terlihat cemas.
"Maaf pah Asya pergi tanpa pamit ke papa, Asya lupa membawa hp" ucap seorang perempuan yang terlihat sendu dengan tatapan yang kosong.
"Kamu pergi ke makam Alan lagi?"
Asya hanya mengangguk lemah dan sedetik kemudian air mata mengalir dari wajahnya.
"Cobalah untuk ikhlaskanlah Alan nak, dia sudah bahagia di sana dan pasti dia ingin kamu bahagia juga sayang" papa Asya sambil memeluknya.
"Kenapa harus Asya yang harus merasakan ini pah" ucap Asya diiringi tangisan
"Karna Tuhan tahu kamu bisa melewati ini, Ia sudah menyiapkan kebahagianmu yang lain sayang"
"Asya gak mau kebahagiaan yang lain pah, cukup dengan Alan disisi Asya itu sudah membuat bahagia"
"Sayang papa yakin kamu kuat, kamu kuat seperti mama kamu pasti bisa menjalani ini sayang"
Asya tak menjawab dan terus menangis dalam pelukan papanya.
"Sudah ya sekarang kamu bersih-bersih lalu istirahat, nanti malam kita akan jemput mamamu di bandara"
"Aku di rumah saja ya pah, papa pergi dengan abang saja ya"
"iya nanti papa pergi dengan abangmu saja, kamu istirahat ya sayang"
"iya pah terima kasih, Asya sayang papa"
"papa juga sayang Asya"
***
Sinar matahari menembus celah tirai jendela Kamar yang didominasi dengan warna putih membuat Asya terpaksa menyudahi tidur lelapnya. ia segera bangun dari tidurnya dengan nyawa yang belum terkumpul ia berjalan ke arah kamar mandi.
Hari ini Asya sudah memutuskan untuk bangkit dari kesedihan ini, Asya akan mencoba untuk mengikhlaskan jalan yang sudah ditentukan Tuhan. ia sadar bahwa keterpurukan ini hanya akan melemahkannya. ia harus kuat sekuat kuatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah Asya menyiapkan beberapa file untuk dibawa, ia segera turun ke meja makan untuk sarapan bersama dan seperti biasa ia yang paling pertama menghabiskan porsi sarapannya.
"pah, mah untuk acara wisuda sudah ditentukan oleh kampusku tanggal 21 dan kalian harus meluangkan waktu untuk itu"
"tentu saja kita semua akan datang sayang, selamat untuk kamu ya"
"mama sangat bangga padamu sayang"
"jangan seneng dulu kamu, habis ini kamu harus magang kan?"
"ish mah abang nihh gak suka banget liat aku seneng"
"abang...."
"iya mah"
"nikah sana biar gak gangguin aku terus"
perdebatan inilah yang sangat dirindukan oleh papa dan mama Asya, karna setelah kepergian kekasihnya ia lebih banyak diam dan jarang tersenyum.
setelah selesai dengan kegiatan pagi ini Asya segera pamit untuk pergi ke kampus dan bertemu dengan teman-temannya. karna selama sebulan ini Asya jarang bertemu dengan temannya terakhir saat pemakaman Alan.
Saat memasuki kelas Asyana disambut oleh ketiga sahabatnya, Dela, Anya dan Ara.
"Asyana akhirnyaa kitaa ketemu" ucap Dela sahabat alana.
"Maaf yaa selama sebulan ini aku menghindar dari kalian"
"Gak apa-apa Sya asal kamu jangan sedih lagi setelah ini, jangan terpuruk lagi okay?"
"Iya ra mulai hari ini aku ciba buat menerima semuanya dengan ikhlas"
"Nah gitu dong happy"
"Ah iya karna besok kita gak ada urusan apa-apa bagaimana kalau kita liburan di villaku?" ucap Asya
"Ide yang bagus Sya biar kamu happy juga"
"Sya ajak yang lain juga ya biar rame"
"Boleh nanti kalian atur aja gimana nanti aku tinggal bilang ke papa"
"Siap bos Asya Lavenia"
Tak lama seorang wanita paruh baya masuk kedalam kelas, semua mahasiswa/i langsung kembali ketempat duduk masing-masing.
***
Waktu menunjukan pukul 2 siang, setelah Asya menyelesaikan kegiatannya di kampus ia mampir dahulu ke sebuah cafe yang tidak jauh dari rumahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cafe ini merupakan tempat favorite Alan, selain tempatnya yang bagus dan aesthetic tempat ini mempunyai view senja yang indah itulah mengapa mereka suka dengan cafe ini. Hampir setiap hari mereka datang kesini sampai-sampai pelayan disini hafal pesanan dan tempat favorite mereka.
"Selamat datang ka Asya, sudah lama tidak kesini"
"Iya ini baru sempat datang kesini, saya pesan seperti biasa ya"
"Makanannya dua porsi kan ka?"
"Mulai saat ini makanannya satu porsi saja ya"
"Loh kak Alan kemana ka?"
"Alan sudah punya tempat sendiri, ia pasti tengah menikmati senja sambil meminum kopi favoritnya" ucap Asya menahan sendunya.
"Ah baik kak, nanti pesanannya saya antar ke meja biasa ya"
"Iya makasih yaa"
Setelah membayar pesanannya Asyana langsung menuju meja favoritenya dan untung saja meja itu kosong. Lantunan musik pun mulai terdengar dan ya ini adalah lagu kesukaan Asyana.
Asyana sangat menikmati lagu ini sampai tak sadar bahwa penyanyi kafe tersebut meminta Asya untuk nyanyi bersamanya.
Dengan sedikit malu Asyana naik keatas panggung dan bernyanyi bersama. Pengunjung cafe sangat antusias dan memberikan tepuk tangan untuk Asyana.
***
Haiii semuanyaa...... Semogaa kalian suka dengan cerita terbaru aku yaa dukung terus ceritaku dan jangan lupa untuk follow like dan add cerita ini ke daftar bacaan kalian love u semuaa🤍🤍🤍