ARMIA||04. 60 Hari Untuk Arya

54 1 0
                                    

Happy Reading yaw!

Pagi yang dingin, Mia dan Yuna sudah berada dikelas karna mereka piket. Arya masuk dengan sepatu di penuhi pasir, Mia melotot dan berlari lalu menjewer telinga Arya dengan sangat keras. "Aaaaa! Sakit ayangggg" Ujar Arya dengan cengiran, Mia melepas jeweran itu lalu bergidik ngeri. Arya mendekatkan wajah nya pada wajah Mia, belum sempat berkata Mia sudah mencubit lengan Pemuda itu, "Ahhh" Ringis Arya mengelus-elus lengannya dengan cepat.

Yuna berkata, "Bukan mau nganggu kebucinan kalian nih ya, tapii MIA PIKET DULU ARYA, DAN ARYA KELUAR ATAU MAU GUE BOGEM PAKE SAPU?!" Ujar Yuna dan pekikkan pada tiga belas kalimat terakhir

Arya keluar dengan kikikkan geli, dan baru
teringat bahwa akan membawa Mia bertemu Mama dan Papa nya besok

Arya kembali masuk kekelas namun baru masuk ambang pintu Yuna menghalang dengan berkacak pinggang. "MIA CANTIK NANTI TEMUIN AAK ARYA TAMPAN YAAA" Pekik Arya lalu pergi. Yuna kembali masuk kedalam kelas, "Yuyun anak pak Yanto, yuyun oh yuyun" Ujar Mia bersenandung sambil meledek Yuna. "MIA ANAK YATIM" Pekik Yuna, Mia tertawa terbahak-bahak. Jangan heran mereka memang sudah seperti itu takkan ada yang tersinggung.

"YUNA ANAK TUKANG KORUPSI" Balas Mia, Yuna tertawa hingga ngik-ngok.

♥︎♥︎♥︎

Bel Istirahat mengema di seluruh lorong. "MIAAAA DURJANA MANA JANJI MUU" Teriak Arya mengejar Mia yang berada di Bangku Taman. Arya berdiri didepan Mia yang sedang terduduk di bangku bawah pohon.

"Ha? janji apa, gue gada janji" Ujar Mia menatap Arya yang terlihat tinggi.

Arya duduk disebelah Mia dan berkata, "Gue mau ajak lo ketemu sama Papa" Ujar Arya dengan kosa kata serius. "WHAT?! BUAT APAAN ANJING?! KAN KITA GADA HUBUNGAN!!!" Pekik Mia dengan brutal, Arya hanya cekikikan karna geli. "Yauda kita pacaran" Ujar Arya enteng, "Enak banget cungur lo!" Ujar Mia selaku menabok bibir Arya pelan.

Arya mengelap bibirnya, "Lahh bukannya lo suka sama gue?" Tebak Arya benar. "Mau Ar, Mau bukan udah suka." Koreksi Mia menatap mata elang Arya. "Mata lo ngga sesuai sama sifat berserta kelakuan lo" Ujar Mia memasati Mata tajam itu. "Oh jadi lo mau lihat gue versi kulkas, hm?" Ujar Arya dengan nada dibuat semengoda mungkin, "Njis, ngga minat gue, sorry" Telak Mia, diam-diam tadi Mia menelan ludah karena sempat terpesona.

"Yaudaaa lo mau berapa gue bayar dehh asal, jadi pacar gue ahai" Arya berkata sambil menoyor kepala Mia dengan lembut, "Bener?" Binar Mia saat mendengar kata 'Bayar'

Arya ingin sekali meremas manusia mungil satu ini, "Giliran ada duit aja, ijo tuh mata lo" Ledek Arya, "Iyo jelass!! ngga berduit ngga party" Bangga Mia melipat tangan didada. "Narsis amat sih" Arya kembali menoyor kepala Mia.

Hening, semua diam. Mia ingin menanyakan satu hal yang sangat menganggu pikirannya, "Ar" Panggil Mia, Arya menoleh. "Hmm kenapa?" Tanya Arya dengan deheman.

Mia diam, lalu berkata "Kalo salah satu di antara kita kebawa perasaan?" Tanya Mia pada Arya, Arya tak memikirkan sejauh itu, Bagaimana kalo Arya suka dan cinta kepada Mia? Bagaimana jika Mia suka dan sayang pada Arya?.

Arya menelan ludah, "Kita lanjutin hubungannya sampe dimana kapal berlayar" Ujar Arya serius, "Kalo lo suka gue ,terus gue hilang?" Tanya Mia, Arya menatap dengan heran. "Gue bakal ikut hilang pastinya" Ujar Arya lalu menatap lurus kedepan.

"Dalam Enam puluh hari, gue bakal puas liat muka lo Ar, maaf kalo nanti gue pergi dan nggakan pernah kembali. Penyakit ini rasa ini harus hilang dihari dimana gue pergi nanti." Batin Mia dengan sedih, hampir ia meneteskan airmata.

"Gue harap keputusan gue kali ini bakal ngebawa hal kebaikan" Ujar Arya dalam hati dengan senyuman.

Arya memegang tangan Mia, jantung Mia terasa begitu cepat berdetak. Arya melihat kanan dan kiri tak ada siswa yang berada disini.

Cup!

Kedua bibir pink itu saling melumat, dan berakhir saat Mia kehabisan oksigen, Mia memegang bibirnya. "Sekarang lo resmi jadi milik gue" Ujar Arya dengan senyum.

"Lancang banget idup lo, main nyosor aja" Maki Mia, "Tapi lo bales" Skakmat! Arya membungkam mulut Mia tanpa harus menutup dengan tangannya.

"Gegara lo bibir gue ngga perawan!" Ujar Mia, ia sangat malu, bahkan ada 20ribu juta kupu-kupu berterbangan di perutnya. "Udah gausah ngomel-ngomel kalo suka" Ujar Arya membuat pipi Mia bertambah merah seperti tomat ceri.

Arya menatap Mia yang memerah padam, "Sekarang gue dan lo jadi kita. Dan kita bakal selamanya" Ujar Arya dengan pelukan hangat.

"Dan gue ngga janji soal itu" Ujar Mia dalam hati seraya membalas pelukan Arya.

"WOIIII ADA YANG JADIAN DIBAWAH POHON NIHHHHH" Pekik Ferry, ia sudah datang sejak Mia dan Arya berpelukan. Untung saja tidak waktu ekhem!

Arya dan Mia melepas pelukkan nya dengan cepat. Lalu cengar-cengir, "CIEEE BERHASIL NIH YEE" Pekik Ferry pada Mereka berdua.

♥︎♥︎♥︎

Pulang sekolah Arya dan Mia nampak seperti biasa, ingat ini hanya pura-pura bukan hubungan berdasarkan RASA!

Bahkan Room-chat nya bersama Arya hanya secuil contoh;

Arya

Kpn ktmu sma ppa lo?

Besok jam 7malem.

Dah segitu aja, mereka sama-sama gengsi. Bahkan ego mereka tinggi.

Mia sedang berada di salah satu rumah pelanggan, ia masi berkerja walau sudah dibayar oleh Arya. Pelangan memberikan uang sebesar 200 ribu pada Mia dan tersenyum

"Makasih bu, sering-sering pesan ya" Ujar Mia lalu pulang ke toko, Mia sudah bilang pada Bu Darti untuk pulang agak cepat.

Jam menunjukkan 16:17WIB, Mia bergegas untuk pulang tak lupa membeli sembako untuk ia masak dirumah nanti.

Angin sore ini sangat mendukung, tak ada hujan atau rintik. Terang namun teduh Mia berhenti disalah satu toko sembako dan membeli semua keperluaannya.

Mia telah tiba di rumahnya dengan Segerombolan sembako di tangan, "Kaya abis terima bansos aja deh gue" Ujar Mia mengelap Peluh di keningnya.

Ponsel Mia berdering nyaring, Mia mengangkat telfonan itu dan menglongspeker.

"Ha! Halo Mia"

"Kenapa Ar?"

"Papa mama besok pergi kita ketemu lusa yaa!"

"Iyoo terserah atur di lo aja, gue mah ngikut"

"Oke, babay!"

"Walaikumsalam"

"Oh ya, Assalamualaikum"

"Hmm"

Arya menutup Panggillan tersebut Mia kembali memasukkan ponselnya di saku celana jeans itu.

Mia membaringkan tubuhnya di Ranjang single miliknya, "ARYAA EDANN!!!" Jeritnya kesal.

Haloo para readers setia Mami!!!

Kata Erza gue cocok dipanggil Mamija

Okelah besti babay dan salam syaang

MUAHHH

VOTE WOI JANGAN NGEREAD DOANG LO PADA TAU KAN NGETIK PANJANG-PANJANG MALAH DI READ DOANG.

babay all muahh

ARMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang