Black Rose ~Kaijun/Yeonkai~

Boy Of The Night

Sebelum mulai membaca beberapa hal yang para reader perlu ketahui tentang buku ini.

~ Hueningkai Top x Yeonjun Bott
~ Mature content 18+
~⚠️🔞 BDSM
~ Cerita ini merupakan sebuah fan fiksi yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan karakter para idol di dunia nyata. Maka penulis pun dapat menulis apapun di dalam cerita ini. if you don't like the storyline in this fanfiction just don't read it and simply stay out of it.
~Typos lol

Yeonjun terbangun dari tidur lelapnya malam itu saat merasakan tenggorokannya terasa kering. Ia bangkit dari posisi berbaring dan duduk diatas tempat tidur. Pandangan kedua matanya mengelilingi ruang kamarnya yang disinari oleh cahaya temaram yang berasal dari lampu tidur terletak di atas nakas. Tempat tidurnya yang berukuran cukup luas untuk ditiduri oleh satu orang itu berada di tengah ruangan kamar tersebut.

Kedua kaki Yeonjun menuruni tempat tidur dan menyentuh lantai marmer yang terasa dingin terkena udara malam yang berhembus melalui celah jendela yang ada di ruang kamar. Yeonjun bukanlah satu - satunya manusia yang ada di mansion itu. Terdapat beberapa pelayan yang bekerja di mansion itu yang merupakan manusia, namun hanya Yeonjun yang diberikan kamar tidur sendiri yang berukuran cukup luas sedangkan pelayan lain menempati ruang tidur yang terdapat kasur bertingkat yang diisi oleh 2 orang pelayan.

Yeonjun berjalan keluar kamar tidurnya menuju arah dapur untuk mengambil air minum. Mansion saat malam hari nampak sepi karena para pelayan telah terlelap tertidur. Yeonjun berjalan melewati koridor mansion yang dihiasi oleh cahaya temaram berwarna oranye yang berasal dari lampu - lampu hias yang menempel di dinding.

Ketika kedua kakinya menuruni anak tangga, Yeonjun mendengar sayup - sayup suara sebuah instrument yang mengalun lembut. Yeonjun sangat mengetahui darimana suara instrument dari alat musik itu berasal. Ia selalu mendengar suara alunan musik klasik itu setiap Ia terjaga dan berjalan - jalan di sekitar mansion itu hingga rasa kantuk mendatanginya.

Kedua matanya terpaku menatap sosok yang tengah memainkan alat musik piano. Sosok itu serta suara alunan musik klasik yang mengalun lembut seolah menghipnotis Yeonjun hingga membuat dirinya tidak mampu bergerak meskipun Ia telah cukup sering mendengarnya.

Piano itu terletak dekat dengan jendela besar yang ada di ruangan itu, jendela besar itu terbuka sehingga membuat cahaya rembulan pada malam itu masuk menyinari ruangan. Kedua mata Yeonjun menatap pada jari jemari lentik yang tengah memainkan alat musik dengan mahir. Ia ingin menyentuh jari jemari yang terlihat indah itu, hasrat tergelapnya menginginkan jari jemari lentik itu menyentuh tubuhnya. Terakhir kali jari jemari itu menyentuhnya adalah saat kedatangannya pertama kali ke mansion itu. Hal itu sudah 10 tahun yang lalu dan Yeonjun sudah berumur 19 tahun sekarang. Sang master pemilik mansion megah itu selalu menghindari sentuhan fisik dengannya meskipun Ia cukup sering mengajak Yeonjun berbincang - bincang. Meskipun Kai tidak seperti para vampir lain yang bersikap kejam pada umat manusia, Yeonjun merasa bahwa Masternya itu tidak menyukainya karena Yeonjun adalah seorang manusia. Hal yang tidak Yeonjun ketahui adalah kedua mata Kai selalu mengikuti kemanapun pergerakan tubuh Yeonjun bergerak saat mereka berada dalam satu ruangan.

"Kau terbangun lagi malam ini?" Yeonjun sama sekali tidak menyadari entah sejak kapan alunan musik klasik itu berhenti karena dirinya terlarut dalam lamunannya sendiri.

"Ah, Iya." Ucap Yeonjun sedikit menundukkan wajahnya menyembunyikan pipinya yang bersemu merah, Ia berharap Kai tidak menyadari  Yeonjun yang menatapnya dengan terpukau.

"Kemarilah." Ucap Kai meminta Yeonjun untuk duduk pada sebuah sofa kecil yang tidak jauh darinya. Kedua mata Yeonjun menatap pada Kai ketika Ia telah duduk di sofa, kenyataan bahwa wajah yang tengah Ia tatap itu sama sekali tidak menua, tetap sama dengan 10 tahun yang lalu seperti saat pertemuan pertama mereka itupun selalu membuat Yeonjun takjub sekaligus merasa aneh karena hanya dirinyalah yang berubah selama 10 tahun waktu berlalu.