3 | Bright Fam

29 1 0
                                    

Waktu demi waktu berlalu. Sampai hari ini, masih tidak ada berita tentang paman Ed yang hilang. Aku juga tidak tahu harus bagaimana. Ini bukan film, aku bukan tokoh utama dalam cerita misteri. Aku tidak hebat, hanya seorang anak sekolahan yang tidak tahu apa-apa. 

Yang jelas, akhir-akhir ini aku selalu pergi ke rumah Saga. Ada beberapa hal yang membuatku pergi ke rumah kawan baikku itu untuk menumpang WIFI tiap hari.

Satu hal yang pasti, aku mencari tahu lebih banyak tentang paman Ed di internet. 

Aku jadi tahu, paman Ed seorang anak dari tiga bersaudara. Orang tuanya pengusaha besar, kakaknya pengacara, adiknya arsitek hebat. Anaknya Geo, seorang aktor. Istrinya designer pakaian ternama dan wafat lima tahun yang lalu. Reputasi Geo baik, namun dia terkenal agak tempramental sejak ibunya pergi untuk selama-lamanya. Geo juga seorang aktor terkenal. Film-film yang diperankannya sukses besar.

Paman Ed sendiri mulai dikenal banyak orang karena lukisannya dinobatkan menjadi "Painting that make people wonder" dalam penghargaan "The Most Paintings" beberapa tahun sebelum istrinya wafat.

Banyak yang menyebut kumpulan orang hebat itu sebagai Bright Fam. Bright sendiri diambil dari nama ayahnya paman Ed, sekaligus menjadi nama belakang masing-masing orang dari keluarga tersebut. 

Keluarga besar sukses yang terasa kompleks. 

Aku mencari-cari informasi, bukan karena kepo banget atau apa. Alasan sebenarnya karena aku tidak tahu harus membantu Geo mencari ayahnya dengan cara apa. Alasan lainnya karena aku punya beberapa kemungkinan yang menurutku paling masuk akal tentang paman Ed. 

Pertama, kalau paman Ed hilang pasti bukan karena pikun lupa jalan pulang. Aku tahu ingatan paman masih tajam. Kemungkinan, ada yang menculik paman Ed. Atau kemungkinan kedua, paman memang pergi sesuai keinginannya.

Untuk memastikan presentase benar tidaknya kemungkinan-kemungkinan itu, aku perlu lebih banyak informasi tentang paman Ed. Kalau memang diculik, aku akan mencari tahu siapa yang berpotensi menculiknya. Kalau memang keinginan paman sendiri, aku harus mencari tahu apa yang membuat paman ingin pergi. 

Yaa pokoknya aku akan cari sebanyak-banyaknya informasi sebisaku. Walau tau itu sulit, tidak masuk akal dan terlihat seperti sedang bermain detektif-detektifan, setidaknya aku dan temanku sudah berusaha dengan cara kami untuk mencari seorang tetangga baik yang hilang. 

Iya, aku tahu rasa-rasanya tidak mungkin dengan cara seperti ini. Tapi aku sama sekali tidak punya ide harus bagaimana lagi. Aku ingin membantu Geo mencari Paman Ed. 

Urusan usaha ini berguna atau tidak, berserah saja. Toh kami berusaha sebaik yang kami bisa dibanding diam. Dan kami memanjatkan harap terbaik kami tentangnya.

***

"SKAK MAT! Wooh! GG kan, Mad?" Saga di atas kursi putarnya berbalik, menatapku. Matanya menyipit karena nyengir lebar, kedua jempolnya terangkat. Headphone kerlap-kerlipnya menusuk mata. Juga CPU dan keyboardanya yang menyala warna-warni.

"He'em" Aku mengangguk-angguk. Tidak tertarik.

"Yeh, kenapa sih? Yang ikhlas gitu muji temen sekali-kali" Ujarnya sambil mengupil.

"Cuci tangan"

"Apa? Kamu udah mulai ketularan Iren? Ngupil itu manusiawi, tau" Ujarnya menyelidik.

"Iya. Daripada ikut kena omel. Iren itu kaya intel. Tau banyak. Bahkan tau ka--"

"Kalo gitu tanya Iren aja. Siapa tau kan, ternyata dia tau Pa--" Ia memotong ucapanku.

"Gak lucu woy" Aku menghela napas lelah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last Painting Of an ArtistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang