Surprise!

65 7 0
                                    

Author pov

Setelah pintu ditutup, wanita yang memperkenalkan diri sebagai Eve lantas meletakkan nampan di nakas yang berada tepat disebelah ruang baca. Pandangannya beralih pada Vodka yang setia berdiri di depan ruangan, "Aku titip Porsche padamu seperti yang sudah ku jelaskan sebelumnya, wah aku sangat tidak sabar menemui mereka!"

Tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya, Eve segera melangkahkan kaki menuju pintu keluar dengan perasaan bahagia. Disana sebuah mobil keluaran terbaru salah satu brand mewah sudah terparkir dengan Gin yang membukakan pintu. "Rapat akan dimulai tiga puluh menit lagi nona."

Eve bergegas memasuki mobil dan melemparkan sebuah senyuman, "Kalau begitu mari pergi membeli beberapa bunga terlebih dahulu Gin". Gin mengangguk sopan sebagai balasan sebelum menutup pintu mobil. Setelahnya Ia segera memasuki pintu kemudi untuk menjalankan mobil. Sesuai rencana, Eve mampir membeli beberapa bunga sebelum menuju tempat tujuan.

Dari balik kaca Eve melihat cuaca hari ini sangat cerah, lalu lintas selama perjalanan juga tidak terlalu ramai, Ia sontak menghirup aroma dari bunga yang baru dibelinya. Perasaannya bahagia menjadi berlipat dua kali ketika merasakan dunia seakan menyetujui rencana yang akan dilakukan Eve hari ini.

"Gin menurutmu bagaimana mereka akan bereaksi ketika melihatku?", Gin yang merasa namanya dipanggil lantas melirik kebelakang melalui kaca mobil. Disana Gin dapat melihat senyum Eve yang tidak kunjung luntur semenjak keluar dari rumah, "Aku rasa mereka akan sangat terkejut Nona, apalagi ditambah fakta Nona hampir menyentuh garis finish."

Setelah Gin berpendapat, senyum yang terpatri pada wajah Eve tambah mengembang. Pekikan kecil kerap terdengar ketika Ia membayangkan bagaimana ekspresi terkejut yang akan dihasilkan oleh orang-orang disana. Bunga yang masih setia digenggamnya perlahan dipeluk, "Aku mulai tidak sabar, Gin"


.

.

.

.

.

Kinn pov

Keadaan di dalam rumah sejak kejadian semalam tambah memburuk, menjadikan setiap orang menjadi sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Fakta penculikan Porsche yang terjadi setelah Vegas menemuinya sontak menjadikannya sebagai orang yang paling dicurigai. Ditambah Arm sebagai saksi terakhir yang melihat Porsche di sel juga turut masuk ke dalam daftar hitam bersama Vegas. Keduanya lantas dikurung dalam sel.

Paman Khan awalnya terlihat marah, namun Ia seperti sudah terbiasa dengan semua yang diakibatkan oleh anak sulungnya dan memilih untuk menelan semua pil amarahnya dalam diam. Berbekal saran yang diberikan Ayah dan disetujui Paman Khan, rapat besar kedua keluarga akan diadakan lagi esok pagi. Mereka tidak ingin membuat masalah ini semakin berlarut dan mengakibatkan hal buruk terjadi pada kedua belah pihak keluarga.

Hingga akhirnya disinilah kami kembali berkumpul. Ruangan yang sama dengan permasalahan yang berbeda. Ku lihat semua wajah menunjukkan gurat letih. Lingkaran hitam di bawah mata Thankhun menggambarkan bahwa Ia bekerja dengan tabletnya sejak semalam mencari beberapa bukti berbekal rekaman CCTV, Kim yang biasanya paling santai mendadak membawa dua buah laptop, berusaha membantu Thankhun mencari beberapa petunjuk. Sial, ruangan ini mendadak menjadi sangat mencekik. Permasalahan ini tidak kalah berat dengan sebelumnya.

Sebelum rapat benar-benar dimulai, Vegas dan Arm diantar masuk oleh Pete dan Ken. Setelah pintu tertutup dan hanya kami berdelapan, aku mulai membuka rapat. Beberapa petunjuk yang terkumpul mulai ditampilkan, dari rekaman CCTV Vegas disusul Arm yang mengunjungi sel tahanan Porsche. Lalu setelahnya beralih pada beberapa longsong peluru yang ditemukan di halaman rumah. Diakhiri pada kesimpulan sementara yang dapat diambil.

The Truth Untold ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang