tujuh

495 41 1
                                    

Sedari siang, setelah pulang dari perusahan Zayyan, Al hanya mengelilingi kota yang saat ini telah penuh dengan cahaya lampu. Bintang bintang indah berkeliaran tak karuan di langit, sejuk yang Al rasakan membuatnya meremas ujung bajunya.

Al sangat bosan melihat sepasang kekasih yang terus saja mengelilinginya.

Kapan coba gue kaya mereka, gini banget nasib seorang jomblo, ucap Al dalam hati. Saat ini rasa iri meraja lela di dalam dirinya.

Sebenarnya jomblo itu sangat nikmat, tapi ada di satu sisi dimana kita juga ingin memiliki seorang yang kita cintai di samping kita.

Setelah lama berjalan tak menentu arah, akhirnya Al memilih duduk di taman yang sepertinya itu taman anak anak. Saat ini Al hanya ingin menikmati malam dengan seorang diri, tanpa gangguan.

Tapi itu semua musnah, ketika seorang anak kecil berlari kearahnya. Cantik, lucu, dan manis, semua ada di gadis itu. Apalagi pipi merah nya membuat Al ingin mencubit nya.

"Hai, apa kakak sendiri di sini?" tanya gadis itu dengan muka lugunya.

"Iya, kamu kesini sama siapa?" Al melihat sekelilingnya, tidak ada satu orang pun selain mereka berdua.

Terlihat gadis itu mikir sebentar, "Eumm....aku tadi sama Daddy, tapi tiba tiba Daddy ilang kak" jelas gadis itu yang di anggukin oleh Al.

"Kakak sendirian kan? Aku boleh ikut duduk tidak?" Al tersenyum dan menepuk beberapa kali tempat duduk di sampingnya.

Berapa kali gadis itu tertawa hingga menimbulkan suara. Kegembiraan terlihat jelas di wajahnya. Al senang bisa membuat gadis itu tertawa tak henti henti.

"Baik lah, sekarang kakak ingin tau siapa nama mu?."

"Ahh....aku lupa memperkenalkan diri" gelak tawa kembali terdengar.

"Ak..."

"LIONEL" suara teriakan itu membuat ucapan gadis tadi terhenti.

Seorang pemuda buru buru melangkahkan kakinya ke arah mereka berdua. Dari kejauhan Al dapat melihat orang itu dan di pastikan Al kenal dengannya. Sedangkan gadis tadi  memeluk erat Al dan dengan senang hati Al membalas nya. Bisa Al rasakan, gadis itu sangat ketakutan saat ini.

Akhh...

Satu tarikan membuat gadis itu terlepas dari pelukan Al. Al kasihan dengan gadis itu, tubuhnya masih saja bergetar. Apa dia sekejam itu?

Plak....

Al melotot kan matanya, tanpa pikir panjang Al menarik gadis itu yang dia tahu tadi  namanya Lionel. Pemuda tadi menatap Al dengan datar, sedangkan Al tidak menanggapi itu. Ia lebih memilih mendiamkan Lionel yang saat ini menangis sesenggukan sebab tamparan tadi.

Bisa bisanya dia menampar seorang gadis yang mungkin masih berusia tiga atau empat tahun, apalagi tidak ada ekspresi yang dia tunjukkan selain muka datar.

Setelah mendiamkan Lionel, tanpa di duga duga Al menampar pipi pemuda itu tidak kalah kuat. Al tidak bisa melihat seorang anak nangis, apalagi penyebab karena main fisik.

"Lu punya hati ga sih" emosi Al meronta rontak dalam tubuhnya.

"Bukan urusan kamu."

"Tapi dia masih kecil, harusnya lu mikir dikit bego" ucap Al sambil mengarahkan jari telunjuknya tepat di jidat Zayyan.

Bug

Bug

Bug

Pukulan Al layangkan membuat Zayyan ambruk kembali. Baru saja mereka bertemu ketiga kalinya, tapi Zayyan sudah dua kali mendapatkan pukulan dari Al.

Zayyan sama sekali tidak membalas pukulan itu, malah sepertinya dia menikmati pukulan dari Al. Lionel yang melihat itu langsung memberhentikan Al dan memeluk Zayyan dengan kuat.

"Hiks ja-jangan pukulin hiks Daddy lagi hiks" Al kaget bukan main, dia denger dari abngnya kalau Zayyan masih lajang. Tapi ini mengapa sudah memiliki anak?.

Membingungkan.

Lionel membantu Zayyan berdiri dan dengan sigap Al ikut membantu Zayyan juga.

"Dia Daddy kamu?" tanya Al penuh penasaran.

"Iya kak, dia Daddy yang aku maksud tadi"

Kini Al mengalihkan pandangannya kearah Zayyan, "maksud nya?" Al masih bingung dengan kejadian ini.

"Kamu bakal tau, ketika sudah bekerja" ck, bukan itu yang ingin Al dengar.

"Ck, kandung atau bukan?" Zayyan kali ini tidak ingin menjawab pertanyaan Al.

Al sadar pertanyaannya itu dapat membuat perasaan Lionel sakit, tapi sepertinya Lionel belum mengerti apa apa, bisa di lihat dari mukanya yang kebingungan mendengar Al dan Zayyan berbicara.

"Kapan gue kerja?" Al mengalihkan pembicaraan untuk menghilangkan kecanggungan tadi.

"Besok, gue jemput di apartemen" tanpa mengucapkan yang lain, Zayyan langsung pergi dan tidak lupa Lionel yang saat ini berad di sampingnya.

"Ck buat gue kepo aja tuh orang" Al kesal kalau sudah begini, bisa di pastikan malam ini dia tidak bisa tidur, karna pertanyaan belum di jawab dengan benar.






























Bagus ga sih ceritanya?, Aku butuh saran kalian.  Jangan lupa vote dan komen yaaaa.......

Babayy(☆▽☆)

my beloved lordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang