Taeyong mengerjapkan matanya perlahan, ia mencoba menjelaskan pandangannya yang buram. Setelah pandangannya jelas, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ini.
"Ini bukan di rumah sakit, lalu dimana ini?" Batin taeyong bertanya-tanya.
Ia melihat ini adalah sebuah kamar dengan interior yang mewah, dan kasur yang ia tempati sangat empuk, bahkan lebih empuk dari kasur di apartemen nya.
Taeyong melepas masker oksigen yang ia gunakan, ia mencoba bangun dari tidurnya, meski masih lemas taeyong mencoba untuk berjalan-jalan dan berhasil.
Ia mengelilingi ruangan besar ini, "Dimana ini? Dimana ten? Dimana Johny?" Taeyong mulai panik.
Ia melihat kearah pintu besar itu, tanpa pikir panjang ia berlari kearah pintu itu, ia membuka pintu itu,dan alangkah terkejut nya ketika banyak sekali orang yang berdiri di pintunya, seperti seorang prajurit.
"Ratu!!! SEMUANYA BERI HORMAT PADA RATU KITA-!!!" Ucap salah satu orang berbadan besar yang menjaga di depan pintu kamar ini.
Taeyong terkejut saat semua orang yang berbaris disana memberi hormat padanya, "Apa yang kalian lakulan?! Siapa kalian semua?!!" Ucap taeyong dengan nafas yang memburu dan membuat seluruh pengawal khawatir.
"CEPAT PANGGIL DOKTER PARK DAN YANG MULIA-!!!" Ucap salah satu pengawal yang diyakini sebagai jenderal nya.
"JAWAB AKU!!! SIAPA KALIAN?!!" Jerit taeyong yang mulai ketakutan.
"Yang mulia tenanglah, kami tak akan melukai mu." Ucap jenderal itu.
"Dimana teman-teman ku? Dimana Ten? Dimana Johny?!" Taeyong terus-terusan mengajukan pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh para pengawal.
Taeyong merasa frustrasi karena tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaannya. Karena muak, taeyong berlari dari sana, ia harap ia dapat menemukan jalan keluar.
"YANG MULIA-!!!!" Para pengawal yang tadi menjaga kamar taeyong kini berlari mengejar pria mungil itu. Mereka takut ratunya ini akan kelelahan dan berakhir terbaring lagi seperti sebelumnya.
Taeyong terus berlari tanpa tau tujuannya akan kemana, sesekali ia melihat kebelakang untuk memastikan apa mereka masih mengejar. Dan sialnya mereka masih mengejarnya tanpa henti, padahal ia sudah sangat kelelahan.
Ia terlalu fokus berlari, sampai-sampai saat ia belok, ia tak melihat ada seseorang dihadapannya dan...
BRUK!!
"Awwwss..." Taeyong merintih kesakitan saat bokongnya mendarat dengan mulus di lantai dingin itu.
Orang yang tadi taeyong tabrak kini menunduk, menyamakan tingginya dengan taeyong yang terduduk sambil mengatur nafasnya yang mulai kacau.
"Gwenchana?" Tanya orang itu dengan lembut.
Taeyong mencoba menatap pria itu, meski buram dan samar ia dapat melihat pria itu adalah pria yang sama dengan dokter yang menangani nya di rumah sakit saat itu.
"Nugu..."
Grep!
"Hampir saja." Taeyong kembali pingsan setelah berlari-lari tadi. Ia bisa saja jatuh kelantai tadi jika saja pria itu tidak menolongnya.
"Sebaiknya kita bawa ratu kembali ke kamarnya, biar aku bisa dengan leluasa memeriksa keadaan nya." ucap seorang dokter bernama Park Chanyeol.
Pria yang kini tengah menggendong taeyong mengangguk, ia berjalan dengan cepat, supaya ratunya ini bisa mendapat penanganan.
.
.
.
.
.
.
.Taeyong kini kembali terbaring di ranjang mewahnya, namun kini banyak orang yang menatapnya sendu.
Jaehyun, pria itu mengelus kepala taeyong dengan lembut, wajah datarnya menyiratkan ke khawatiran yang mendalam, "Kapan dia akan bangun?" tanya jaehyun.
"Ratu hanya kelelahan yang mulia, sebentar lagi ia pasti akan bangun." Jawab park Chanyeol sebagai dokter.
jaehyun mengangguk pelan, "Kalian semua keluar! Biar aku yang menjaganya!" suara dingin dan tegas itu mengintrupsi seluruh ruangan.
Dokter park, penyihir jinyoung dan jendral Jackson, mau tak mau mereka segera meninggalkan ruangan ini, membiarkan rajanya berdua dengan sang ratu.
Setelah mereka pergi, kini hanya tersisa jaehyun dan taeyong yang masih menutup matanya.
"Kau pasti terkejut dengan semua ini, tapi aku akan berusaha membuat mu nyaman dan aman disini, kehidupanmu di dunia terlalu kejam untuk malaikat seperti mu." Jaehyun terus berucap lirih sambil mengelus kepala taeyong.
"Eeuunghhh..."
Jaehyun tersenyum mendengar suara lengguhan itu, "Sudah bangun ratu?" tanyanya dengan senyum manis yang bahkan tak pernah ia lakukan selama ratusan tahun ini.
Taeyong yang masih dalam keadaan setengah sadar hanya bisa mengerjap dan mencerna apa yang tadi dia dengar.
Taeyong menatap pria yang ada disampingnya itu dengan tatapan takut, tangannya meremat kuat selimut yang ia gunakan, air matanya hampir lolos dari mata bening itu.
"Siapa kalian sebenarnya?" Tanya taeyong dengan lirih.
Jaehyun tersenyum tipis, ia mengusap kepala taeyong dengan halus. Taeyong yang terkejut pun refleks memundurkan badannya.
"Aku adalah takdirmu." jawab jaehyun singkat.
"Apa maksudmu?" tanya taeyong yang masih tak mengerti.
"Kau ada di kerajaanku, dan kau akan menjadi ratuku." Taeyong mengerjap dengan lugu, mencoba memahami apa yang pria itu katakan.
"Ouh kalian sedang bermain drama, baiklah aku akan membantu kalian dalam peran ratu ini." Ucapnya dengan santai.
Jaehyun menatapnya datar, taeyong yang menyadari sedang ditatap oleh pria itu mendadak gugup dan tegang, "W-wae? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya taeyong dengan wajah julidnya namun tetap ketakutan.
"Ini bukan drama..." Jaehyun mendekatkan mulutnya ketelinga sang ratu dan membisikan sesuatu, "Kau akan menjadi Ratu Dari bangsa vampir ini."
Tbc
Dont forget to vote and comment 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
My mine is Vampire || Jaeyong
Vampire🔞18++ ⚠Bxb ⚠bromance ⚠homophobic jauh-jauh deh Just fantasi, hanya untuk sekedar hiburan, jangan dibawa baper ke rl ya readers... Bagaimana jadinya jika kamu seorang manusia biasa dijadikan istri oleh seorang vampir tampan. entah bagaimana carany...