notes: tolong yang minor minggir duluu../cw/ 19+ MDNI
3.
Mara agak tersipu, baru pertama kali ia melihat seorang laki-laki hampir polos dihadapannya. Ia tak tau kemana harus melihat. Mars mendekat dan mulai memeluk dan menciumi Mara lagi, dan gadis itu kembali hanyut pada suasana.
Mars menuntun sebelah tangan Mara untuk menyentuh benda keras yang masih berbalut boxer dibawah sana, Mara canggung, ini pertama kalinya untuk dia, ia ga tau apa yang harus ia lakukan.
"I-ini udah tegang?" tanyanya polos.
"Hm..." Mars mencium lehernya.
"Mars kita mau ngelakuin itu?"
Mars menarik dirinya menjauh, "pengen sih, kalo kamu ijinin."
"Aku mau kok." Ujar Mara pelan.
"Beneran??" ia menegakan badan menjauh dari Mara, tapi kemudian bahu Mars turun, "aku tuh ga prepare, kirain kamu ga bakal mau... jadi aku ga punya pengaman."
Mara tersenyum, "kamu beneran ga mikir kesana?"
"Sumpah engga, cuma pengen liburan aja sama kamu, tapi harusnya aku tau ya... berdua sama kamu ga mungkin sih kalo aku ga pengen ngapa-ngapain... jangankan lagi liburan gini, cuma lagi berdua sama kamu di apartemenku atau dikosan kamu aja aku otaknya udah kemana-mana..."
"Jadi gimana nih?" Mara dengan canggung berusaha menarik selimut untuk menutupinya.
"Aku mau kita play safe, Mara... kalo ga ada pengaman kayanya ga dulu deh." Mars menggeleng.
Ada rasa kecewa di dada Mara.
"Tapi aku tetep bisa bikin kamu enak kok..." ujarnya lembut lalu maju untuk mulai menciumi Mara lagi, "you just have to relax.. I'll do the rest."
Mara terengah, matanya tak sanggup terbuka. Kata Mars ia baru saja mendapat orgasme pertamanya, rasanya luar biasa padahal itu berasal dari permainan jari Mars saja. Entah apa yang terjadi kalau yang masuk kesana adalah bagian tubuh Mars yang lainnya. Mara memeluk dan menciumi Mars, setelah ia merasakan itu, ia jadi semakin bersemangat.
"Terus itu kamu gimana?" tanya Mara sambil menunjuk benda tegang itu.
"Nanti aku selesaiin sendiri..."
"Yah kok gitu? Ga adil dong?"
"Gapapa, sayangkuu..." Mars ga tega kalau harus mengajari Mara untuk oral atau yang serupa.
"Emang ga ada cara lain?"
Mars terdiam, memandangi gadis dengan wajah merona didepannya, demi apapun Mars ingin mengabaikan segala norma, "Non penetrative sex bisa sih..."
Desahan rendah Mars membuat Mara semakin mempercepat gerakannya. Seperti janji Mars, mereka akan main aman, yang mana artinya tanpa pengaman mereka tidak akan having sex. Tapi lain ceritanya dengan hanya memberi gesekan intens dibawah sana. Dan itu yang sedang mereka lakukan sekarang. Mara duduk dipangkuan Mars dan bergerak dengan sensual, sedang Mars yang bersandar pada headboard tempat tidur dapat menikmati wajah Mara yang mengkilap karena keringat, leher jenjangnya yang terdisplay sempurna dan juga sepasang dada yang ikut bergerak setiap Mara bergerak.
Untuk saat ini, ini lebih dari cukup.
"Mars, rasanya geli lagi..."
"Kamu udah mau sampe ya?" Mars menekan pinggul Mara agar lebih intens lagi, "aku juga."
Mara menjatuhkan wajahnya kepotongan leher Mars, rasa-rasanya ia ga pernah sedekat ini baik fisik maupun emosional dengan seseorang. ini bahkan bukan sex yang sesungguhnya tapi Mara ga pernah merasakan cinta sebesar ini. Bertahun-tahun hidupnya di rumah orang tuanya, Mara tidak tau apa itu perhatian dan kasih sayang. Tujuh bulan bersama Mars, Mara akhirnya paham rasanya diberi perhatian dan disayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars & Mara ( Mark Lee x Yeri)
Teen FictionSpin off dari cerita "Metanoia" yang menceritakan kisah masa lalu tokoh pendukungnya yaitu Marshal Asoka dan Eureeka Asmara. ~~~~ Ayang yang budiman, cerita ini merupakan awal ketemunya Mars dan Mara, dari plot yang udah gue buat cerita ini hanya ak...