5: dipisahkan

843 110 19
                                    




notes: yuhuu.. update an mars mara nihh.. jangan lupa vote sebelum scroll ya ayaang.. muah




5.

Pagi itu, saat Mara hendak keluar apartemen Mars, ia membawa baju-baju kerjanya karena ia akan menginap beberapa hari di kos-nya, Mars pun mengantar Mara ke kantornya, dimobil sebelum Mara turun mereka berciuman cukup lama, seperti memberi kekuatan satu sama lain, seperti tidak ingin berpisah.

Sedikit yang mereka ketahui, memang hari itulah hari terakhir mereka bersama.





Mars sampai dirumah orang tuanya sore hari, setelah bertemu dosen pembimbing. Ia membantu mamanya menyiapkan makan malam, dan berusaha membangun mood yang baik untuk kedua orang tuanya.

"Kamu lagi happy ya?" tanya mamanya.

"Kok mama bisa bilang gitu?" tanya Mars.

"Abis dari tadi bantu ini itu, kalo ga lagi happy, kamu pasti lagi ada maunya."

Mars hanya tersenyum.

"Skripsi kamu gimana?" tanya Papanya.

"Lancar, tadi abis bimbingan, udah ACC bab tiga, tinggal dua bab lagi terus kelar deh..." jawab Mars.

"Bagus... bagus... ngerjain sendiri kan skripsinya?" tanya papanya.

"Ya masa dikerjain orang? Kalo bisa gitu mah enak banget." Lalu ia terdiam, Mars ga tau apakah papanya tau soal kasus joki skripsi Mara atau enggak.

"Iya, jangan pakai jasa joki, itu ga baik." Gumam papanya.

"Iya pah... iya..." lalu Mars terdiam, menyusun kata-kata dan keberanian, "pa, ma.. aku boleh ngomong sesuatu ga?"

Mamanya terlihat tegang, begitu pula papanya, kata-kata itu memang bukan sebuah kalimat yang polos tanpa maksud.

"Ada apa, Mars?"

"Aku... uhm... boleh nikah ga?"

"Nikah??" mata mamanya membelalak, "menikah?"

Mars mengangguk, "iya... nikah sama Mara."

"Mau menikah kapan?" tanya papanya.

"Secepatnya."

Mamanya langsung menutup mulut, "astagaa.... Perempuan itu pasti hamil ya??? Bener kan feeling mama! Dia itu bukan perempuan baik—"

"Ma... kan aku yang hamilin. Ini bukan salah Mara..."

"Tau dari mana kamu kalo itu anak kamu?"

"Aku tau, ma."

"Tau dari mana???"

Mars terdiam, ga ada gunanya membantah lagi. Ia menoleh kearah papanya yang hanya bisa diam saja, "pa..."

"Mars, kamu mempermalukan papa, nak." Ujar papanya.

Mars menarik nafas berat, "maaf pa..." matanya basah, tapi ia berusaha untuk tetap kuat, "maaf, tapi aku mau tanggung jawab."


Mars duduk sendiri diruang makan, kedua orang tuanya bicara berdua didalam kamar dan memintanya menunggu disitu. Jantung mars berdetak tak karuan. Ingin rasanya menekan nomor telepon pacarnya tapi ia ga ingin membuat Mara jauh lebih khawatir lagi.

Ia akan menghubungi Mara ketika sudah ada kejelasan.

Dan setelah sekian menit yang cukup menyiksa Mars berlalu, akhirnya mama dan papanya keluar kamar, Mars mengangkat wajahnya saat mamanya bicara.

"Mama mau ketemu sama Mara." Ujarnya.

"Iya ma, Mars antar beso—"

"Mama mau bicara dengan Mara berdua saja, sebagai sesama perempuan."

Mars & Mara ( Mark Lee x Yeri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang