6: diakhiri

855 125 9
                                    




notes: ayaang.. update ini dulu ya, Journey Karin nya bentar lagi.. ayo jgn lupa vote sama komen lhoo


6.


"Ini HPnya matot, kak, alias mati total, jadi kita beneran kaga bisa benerin. Kalo mau mah beli HP baru aja." Ujar si tukang servis ponsel kepada Mara.

Mara menerima ponsel lamanya, "ada HP murah ga? Bisa buat telpon aja yang penting."

"Ya ada... kalo mau murah banget noh, HP cina second, mau?"

"Berapa?"

"Yang ini gopek nih, murah." Ia menunjuk sebuah ponsel kecil, tidak jelek.

"Itu paling murah?"

"Iya, bisa WA kok, tapi ga bisa instagram, kaga kuat memorinye." Jelasnya.

"Ya udah gue ambil itu, bang." Mara membayar dan meminta tukang servis itu untuk memindahkan kartunya.

"Kartu ape, kak? Dari kemaren dateng nih HP ga ada kartunye."

"Hah? Kok bisa ga ada? Abang ilangin kali." Ujar mara.

"Demi, kak, kaga ada kartunya ini dari kemaren!"

Mara pergi setelah membeli kartu perdana baru, ia yakin bahwa pihak counter HP yang menghilangkan kartunya tapi mereka tidak mengaku. Mara kemudian pergi sambil menggelengkan kepala, meratapi kesialannya yang bertubi-tubi.





~~





Kemana lagi Mars harus mencari Mara, berulang kali Mars mencoba menghubungi Mara, tapi teleponnya tidak pernah diangkat, seluruh chat yang Mars kirim tidak pernah dibaca.

"Sa, pinjem HP." Ujarnya disuatu siang saat ia janjian bertemu Hesa.

"Buat?" tanya Hesa.

"Telepon Mara.

"HP lo kenapa?" ia memberikan ponselnya kepada Mars.

"Ntar gue ceritain." Ia menekan nomor Mara, betapa kagetnya bahwa ada nada sambung disitu. "hah? Hpnya nyala?" Mars menunggu teleponnya diangkat, tapi ternyata panggilan itu dibiarkan.

Ia menekan nomor mara sekali lagi.

Klik.

Teleponnya dari nomor Hesa diangkat, "halo? Mara?"

Klik. Tut... tut... tut...

Ditutup.

"Hes, kalo chat centangnya satu gini, ga kekirim atau apa sih?" ia menunjukkan chat-nya ke Mara.

"Ga kekirim sih setau gue... atau di block."

"Di block???" Mars meninggikan suaranya.

"Lo diblock Mara? Kenapa sih Mars? Lo putus?"

Mars menggeleng, "worst..." dan ia menceritakan seluruhnya pada Hesa.


"Mars, gue ga bisa berkata-kata..." Hesa mengusap punggung temannya, "lo udah datengin kantornya?"

Mars mengangkat wajahnya, "eh belum."

"Mo coba didatengin?"

Mars mengangkat bahu, "ga tau, Hes... dia pindah kos, gue di block, gue telpon dari nomer lo tapi begitu dia denger suara gue langsung ditutup... itu tanda kalo dia beneran ga mau ketemu gue lagi ga sih?"

"Ya... iya sih..." Hesa terdiam sejenak, "tapi gila juga ya Mara... lagi hamil loh."

Mars menghela nafas, "emang gila..." laki-laki itu mendengus kesal, "oh iya, bokap nawarin gue pindah belanda."

Mars & Mara ( Mark Lee x Yeri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang