6

1.8K 203 36
                                    

.

.

.

Salah satu sekolah terbaik di Jepang yang mana masih bercampur dengan kekuasaan Uchiha itu, kini terlihat gempar atas kembali datangnya seorang wanita hamil yang sangat cantik disana. Rambut panjang nya yg di gerai indah, dengan pakaian yang dibalut pakaian hangat diluarnya. Semua nya begitu terlihat pas ditubuhnya.

Tidak sadar dirinya menjadi pusat perhatian, akhirnya ia melakukan panggilan video call pada suami tercintanya yang sedari tadi mengirimkan nya pesan dengan beberapa pertanyaan yang wajib ia jawab.

Panggilan pun tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu suaminya mengangkat panggilan itu. Karena dering ke dua saja layar ponselnya sudah memperlihatkan wajah tampan suaminya menguasai layar.

"Sayang, itu seperti di area sekolah Abang?". Tanya Sasuke langsung tanpa basa-basi apapun.

"Memang, aku sengaja menjemput Abang dulu. Setelah itu akan ke kantormu". Jawab Sakura lembut, tak lupa dengan senyum cantiknya, membuat siapapun yang melihatnya terpana. Termasuk suaminya.

"Kenapa tidak mengatakan lebih awal padaku? Aku akan menyusul sekarang". Kata Sasuke lalu bersiap memakai jas kantor nya.

"Sayaaaang, tidak usah. Kita bertemu di kantor saja ya". Tolak Sakura halus, sebenarnya takut kejadian beberapa waktu terulang kembali.

"Kenapa? Kau suka si pendek itu menggodamu?". Tanya Sasuke sedikit ketus, lalu meletakan kembali jas nya sembarang.

"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin suamiku terlalu capek, kali ini biarkan kami yang menemuimu ya". Jelas Sakura lagi.

"Tidak. Dalam konteks apapun itu, tetap aku yang akan menemui kalian. Tunggu disana, jangan kemana-mana". Kata Sasuke kembali memperingatkan, lalu berdiri dan menyambar kunci mobil sport nya.

"Baiklah". Kata Sakura lemas.

"Kenapa dengan suaramu?". Tanya Sasuke yang kini masih belum mematikan panggilan nya.

"Hanya kesal". Kata Sakura jujur. Sasuke bingung, kesal? Karena ia akan menemuinya? Lelucon macam apa ini.

"Kau kesal karena aku menemuimu?". Tanya Sasuke ragu. Sakura teelihat menggeleng di layar ponselnya.

"Lalu?". Tanya Sasuke sedikit lega, istrinya masih waras ternyata.

"Kau tidak bilang mencintaiku sebelum akan mematikan panggilannya, kau juga tidak menciumku, biasanya kan tidak begitu". Kata Sakura dengan bibir yang mengerucut lucu. Sasuke terlihat tersenyum kecil disana.

"Karena aku belum mau mematikan panggilan kita sayang, ini baru akan dimatikan, sudah dulu ya. Aku mencintaimu, untuk ciumannya nanti kuberikan di sekolah Abang. Sampai jumpa istriku". Kata Sasuke panjang lebar, membuat Sakura merona malu, karena ia tidak memakai headset, otomatis percakapan nya sedari tadi di dengar beberapa orang yang dekat disana.

"Aku juga mencintaimu sayang". Cicit Sakura kecil, dengan ponsel yang ia dekatkan pada mulutnya. Agar yang mendengar hanya Sasuke saja. Panggilan pun diputuskan oleh Sakura.

Tak lama panggilan mereka berakhir, pintu ruang kelas Abang terbuka, kembali menampilkan Pak Guru saat itu. Sakura cukup melirik sebentar lalu kembali duduk dengan ponsel yang kini ia mainkan, memilih menunggu Putranya saja yang menghampiri nya.

Berbeda dengan Pak Guru yang kini terus saja menatap Sakura sama seperti saat itu, ternyata suaminya benar mengenai si pendek ini. Apa Sakura? Kau memanggilnya apa?

Menggelengkan kepalanya cepat, Astaga kenapa ia jadi ketularan Body Shaming alias tindakan mencela suaminya itu. Astaga, ini pasti gara-gara percintaan nya saat itu. Terjadilah penularan yang seperti nya begitu alami ini.

Keluarga U c h i h a ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang