9

1.8K 189 52
                                    

.

.

.

Setelah sampai di rumah nya, Sasuke terus saja mengekori Sakura dari Sakura masuk ke kamar mereka, ke kamar mandi, bahkan mengganti pakaian pun Sasuke mengikutinya. Namun meskipun risih, Sakura tetap mendiamkannya, tidak mengatakan apapun seperti biasanya.

"Sayaaaang.....ayolaaaah, aku sudah meminta maaf lebih dari seratus kali mungkin". Kata Sasuke setengah merengek, sangat bukan Sasuke sekali.

"Jangan berlebihan!". Kata Sakura tanpa melihat Sasuke sedikitpun.

"Memang begitu nyatanya sayang, sudah ya marah-marahnya hm?". Bujuk Sasuke lembut. Saat tangan nya berniat untuk memeluk istrinya dari belakang, Sakura lebih dulu menepisnya lalu pergi dari sana. Sasuke sendiri hanya mampu membuang nafasnya lelah.

Kembali mengikuti Sakura yang kini tengah berbaring di kasur mereka dengan tangan yang terus memainkan ponselnya. Saat akan kembali memeluk istrinya, disana ternyata sudah ada guling dan bantal yang tertimbun selimut.

"Jangan melewati batasan ini". Peringat Sakura datar. Lalu berbalik membelakangi Sasuke yang tengah menatapnya sendu.

'Haruskah sampai seperti ini? Astaga, apalagi jika dia tahu si pendek juga aku blokir'. Kata Sasuke dalam hati resah.

"Sayang?". Panggil Sasuke lagi. Sakura tetap diam, namun belum tertidur, karena masih memainkan ponselnya.

"Istriku?". Panggil Sasuke lagi, masih tidak ada respon.

"Padahal, aku hanya tidak ingin berbagi tentang mu dengannya. Apa itu salah?". Gumam Sasuke pelan. Membuat Sakura tersentak namun masih enggan menatap Sasuke.

'Apa aku keterlaluan?'. Tanya Sakura dalam hati, seolah tengah berperang dengan bathin nya sendiri.

Sasuke kembali berusaha dengan membuang semua pembatas antara dirinya dengan sang istri. Sakura hanya diam tidak protes, seperti nya masih berperang dengan bathin nya.

"Bagaimana dengan liburan keliling dunia selama tiga bulan?". Tanya Sasuke lagi. Sakura tersentak kaget karena suara Sasuke tepat di belakang telinganya.

"Aku sedang hamil jika kau lupa". Kata Sakura pelan. Seperti nya mulai gimanaaaaa gitu.

"Jatah mingguan menjadi tiga kali lipat?". Tanya Sasuke kembali bernegosiasi.

"Maksudmu 6M satu minggu?". Tanya Sakura balik namun masih tidak menatap Sasuke.

"Hn, atau 10M satu minggu? Katakan saja, asal kau berhenti marah padaku sayang". Kata Sasuke sedikit bersemangat.

"Kau mengira aku istri yang matrealistis? Kau sendiri tahu jatah mingguan yang kau berikan selama ini padaku membuatku harus membuat kartu tambahan setiap tiga bulan sekali. Karena limitnya terlalu banyak". Jelas Sakura panjang lebar, Sasuke kembali diam.

Benar bukan? Feeling nya memang tidak pernah salah tentang apa yang akan dilakukan istrinya. Beberapa kali Sasuke membujuk dengan berbagai kata-kata romantis, bahkan bernegosiasi tentang apa saja keinginan istrinya saat ini, agar dapat bisa secepatnya memaafkan Sasuke. Namun Sakura memang keras kepala, katanya ini tidak akan mudah. Terpaksa Sasuke mengeluarkan kartu As nya, meskipun ini begitu bertentangan dengan hatinya.

"Sayang, ini penawaran terakhirku. Jika masih tidak mau, aku----

"Apa penawaran terakhirnya? Cepat katakan!". Kata Sakura ketus, bahkan tidak membiarkan Sasuke menyelesaikan ucapannya. Sungguh jika ancaman Sakura tidak menyeramkan, ia tidak akan menawarkan apapun seperti sekarang.

"Bertemu dengan Idolamu si Taitai itu". Kata Sasuke sekarang yang sedikit ketus, sedangkan Sakura menoleh cepat lalu berbalik menghadap Sasuke sepenuhnya.

Keluarga U c h i h a ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang