.
.
.
.
Kediaman Uchiha terasa begitu hidup dan bahagia setelah kelahiran Shinichi, karena sebelumnya mansion itu terasa sangat sepi dikarenakan Sasuke sendiri memilih tinggal di apartement nya, hanya ada Tuan dan Nyonya Besar Uchiha saja, selebihnya hanya maid-maid yang bekerja disana.
Saat itu Fugaku tetap dengan pendiriannya agar Itachi menikahi putri teman koleganya, sehingga membuat Itachi pergi dari mansion dan bertahan hidup di luar negri bersama Izumi si wanita yang dicintainya. Meskipun keduanya saling mencintai dan tinggal bersama, mereka tidak langsung menikah begitu saja, karena bagaimanapun Izumi ingin menjadi menantu yang di inginkan.
Semuanya kembali normal saat Sasuke menikah dengan Sakura, karena Fugaku sendiri mulai sadar tidak mungkin ia akan mengorbankan kebahagiaan putra sulungnya dengan bisnis yang sebenarnya masih bisa ia tangani. Mendengar permintaan maaf sang ayah, membuat Itachi tak kuasa untuk pergi lagi. Akhirnya ia pun di restui dengan Izumi. Yeeee End. Wkwkw
Kini terlihat seorang anak kecil yang tengah cemberut dengan alis yang menyatu seperti angry bird, kedua tangannya ia tempelkan di atas meja. Sang nenek yang melihatnya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia dekati cucu kesayangannya itu, dan menemaninya duduk disana.
"Ekspresi seperti itu mengingatkan grandma pada Papamu lhooo". Mikoto berusaha untuk membuat cucu kesayangannya ini tidak badmood lagi. Shinichi pun terpancing perlahan tapi pasti wajah angry bird nya kini berubah menjadi wajah yang penasaran akan sesuatu dan dengan wajah penasarannya ia turun dari kursinya dan pindah untuk duduk di pangkuan sang grandma.
"Ayo grandma ceritakan tentang Papa, apa Papa dulu juga---". Ucapan Shinichi terhenti karena tiba-tiba saja ada seseorang yang menyela ucapannya. Dan ia mengenali suara tersebut, membuatnya kembali dalam mode angrybird.
"Tidak ada dulu-dulu, Ibu aibku yang mana saja yang sudah ibu katakan padanya hm?". Tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah pemeran dari cerita yang sangat di penasari oleh Shinichi. Jika kedatangan Sasuke membuat Shinichi kesal berbeda dengan Mikoto, ia terkikik mendengar pertanyaan putranya.
"Ish, kenapa papa datang siiiiiiih?!". Ucap Shinichi berteriak. Membuat Sasuke menyeringai senang dengan otak licik yang kini tengah berfikir semangat untuk menjahili putra kesayangannya.
"Apa itu semacam penolakan untuk pulang ke mansion? Bai-----". Ucapan Sasuke terhenti karena dengan cepat Shinichi sudah berada di depan lututnya tengah menatapnya memohon untuk di gendong.
Tak kuasa melihat wajah sang anak, akhirnya ia menggendong Shinichi yg usia nya sudah 7 tahun itu dan menciumnya gemas. Membuat anak itu tertawa bahagia, Mikoto dan Sakura saling pandang dan tersenyum. Keduanya terharu melihat drama Ayah dan Anak di depan mereka. Wkwkw
"Ibu sudah makan? Sakura membuatkan ini untuk ibu. Dimakan ya bu". Ucap Sakura pada Mikoto dan memberikan makanan yang sudah di buatnya tadi.
"Ah terimakasih sayang, Ibu kira Sakura-chan tak akan sempat membuat makanan karenaaaaa, ehem". Ucap Mikoto jahil dengan mata menggerling pada Sakura dan Sasuke bergantian. Membuat keduanya merona. Namun tidak dengan seseorang dalam gendongan Sasuke.
"A-ah ibu, kami pamit pulang dulu ya". Ucap Sakura dengan terbata-bata.
Mikoto memandangnya geli dan tersenyum melihat keluarga kecil putra nya itu. Tak lama alarm dalam handphone nya berbunyi dan memberikan keterangan disana saat nya menonton drama korea tentang si pelakor. Agar ia tahu bagaimana ciri-ciri pelakor jaman now.
.
.
.
.