Para santriwati santriwati pondok pesantren Al iman tengah berkumpul didepan ndalem karna bingung dengan kehilangan Raina, sudah memberitahu abis Ahmad dan ustadz lainnya namun salah satu dari mereka tidak ada yang melihat."Ya udah daripada bingung, kita cari disekitar pondok dulu. Siapa tahu Raina ada kan" ujar Abi Ahmad.
Dan diangguki oleh para santriwati, mereka mulai berpencar untuk mencari keberadaan Raina. Sementara Abi Ahmad dan ustadz lainnya masih bingung.
"Kalo gitu saya cari di asrama putra dulu ya, barangkali ada kan" ucap ustadz musa dan diangguki setuju oleh ustadz Ali dan Ikhwan
Lalu ketiganya mulai melangkahkan kakinya menuju asrama putra menyisahkan Abi Ahmad, umi nafisa dan Salma disitu, Abi Ahmad memijat pelipisnya.
"Hmm.. Salma juga mau bantu cari Raina dulu ya bi, umi" ucap Salma, setelah mendapat anggukan dari Abi dan uminya akhirnya Salma melangkahkan kaki berjalan meninggalkan Abi Ahmad dan umi nafisa didepan ndalem,huftt... ia menghembuskan nafasnya mencoba menenangkan diri dari ke khawatiran nya terhadap Raina.
Saat tengah berjalan melewati lapangan tanpa sengaja ia melihat Arta yang lewat berlawan arah dengannya, Salma mengerutkan keningnya heran. Dari mana Arta?pikirnya dan akhirnya tanpa memikirkannya lebih panjang ia memanggil Arta cepat sebelum Arta pergi begitu saja.
"Kang.." beo Salma
Mendengar seperti ada yang memanggil, lantas Arta membalikan tubuhnya kearah salma dan menatap Salma datar."Dari mana?" tanya Salma
Arta mengerutkan keningnya"apa urusannya gue sama Lo?" tanyanya balik.
Meskipun hati Salma masih sedikit sakit dengan ucapan Arta tempo hari, wanita itu mencoba menguatkan hatinya agar tidak terlalu memasukannya kehati.
"Kang Arta tahu dimana Raina?" tanya Salma, mengalihkan pembicaraan.
Arta tersenyum miris"rumah sakit" jawab Arta to the point
"Hah? maksudnya?" tanya Salma tidak mengerti, air matanya hampir saja luruh jika dirinya tak menahannya.
"Cengeng Lo, nggak kayak cewe gue yang kuat" tekan Arta.
Mendengar itu, Salma merasa terhina oleh seorang Arta"tolong jangan membanding bandingkan saya dengan pacar kamu, sekarang kasih tau apa maksud dari rumah sakit itu."
"nggak tau diri?" tekan Arta lagi suaranya kini semakin meninggi, tatapannya terhadap Salma sangat tajam.
"Kang, saya nggak mau debat disini. Tolong jawab sekarang?" tekan Salma sungguh Arta adalah orang yang pertama kali membuat darahnya naik
Sebelumnya ia tidak pernah semarah ini dengan seorang santriwan."Raina dirumah sakit, dia punya penyakit ginjal dan sekarang udah stadium akhir" jelas Arta kesal.
Jantung Salma berdetak hebat karna terkejut mendengar kenyataan yang diberitahu oleh Arta, ia menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang akan keluar.
"PUAS LO?" tekan Arta didepan wajah Salma lalu melenggang pergi meninggal kan Salma yang masih terpaku ditempat, Salma melihat punggung Arta yang sudah mulai menjauh tertelan oleh jarak, setelahnya Salma juga mulai melangkahkan kakinya menuju ndalem karna ingin cepat cepat memberitahu kepada Abi Ahmad dan umi nafisa.
Saat sampai lantas Salma segera bicara kepada Abi Ahmad dan umi nafisa"Raina dirumah sakit bi..." lirihnya.
"Kamu tahu dari mana Salma?" tanya Abi Ahmad penasaran
"Kang Arta yang kasih tahu Salma" jawabnya ragu.
Abi Ahmad menghembuskan nafasnya"yaudah sekarang kita langsung kerumah sakit aja" ucap Abi Ahmad.
KAMU SEDANG MEMBACA
pejuang hafidz Qur'an [SLOW UP]
General Fiction"Memilikimu adalah anugerah yg terindah bagiku." ..... Namanya Artaland Kana, seorang lelaki berpostur tubuh tegap, sifat dingin dan cuek, bisa disebut dengan cowok kejam dikalangan para remaja. Siapa sangka, Arta bisa masuk kedalam pondok pesantre...