2.BALAPAN ANTARA KALDERONZ DAN COBRA

14 10 3
                                    


Malam ini seperti yang diucapkan oleh Arta tadi siang, para geng kalderonz berkumpul dicafe yang sudah diputuskan.

Arta mengedarkan pandangannya kesekitar seperti mencari cari seseorang, matanya menatap tajam kearah bangku yang kosong, sudah ia tebak Raes tidak datang kecafe tersebut.

"Raes mana?" dan Arta masih saja sempat menanyakan mengapa Raes tidak datang.

"Peduli amat sama Raes bos, dia nggak bakal Dateng" ucap Andra.

"Udah gue hubungin, tapi katanya nggak bisa Dateng" ujar junior.

"Tuhkan bener, dia nggak bakal Dateng" celetuk Deven.

"Biarin aja, mending kita bahas sekarang" ucap Deo.

"Nggak penting juga"

Benar kata Rio, lebih baik dirinya fokus membahas tentang balapan dibandingkan tidak kedatangan Raes, toh tidak membuat dirinya rugi walaupun Raes tidak datang.

   
                       🍀🍀🍀

Di lain sisi Raes yang berada dirumahnya, merasa sangat tidak minat dengan apa yang dilakukan kalderonz, ia tahu pasti membahas tentang balapan liar dengan cobra ia ingin sekali geng kalderonz berubah menjadi lebih baik, namun apa boleh buat menasehatinya saja mungkin tidak akan didengarkan, Raes bukan siapa siapa disana, kecuali anggota yang dipercaya oleh Arta? Lagi pula ia juga tidak mungkin bicara pada Arta, lelaki itu hanya akan tertawa bahkan kitab kitabnya saja saat itu Arta bakar, tetapi bukannya Raes pasrah ia hanya tidak ingin membuat masalah kepada kalderonz, karna ketua yang kenapa napa, pastinya anggotanya pun ikut bertindak.

"Kak Raes" panggil seorang gadis cantik dan berhijab, membuat Raes menoleh. Itu adalah adiknya yang sangat Raes banggakan bernama Rainatun Nisa penghafal Al Qur'an, Raina menghafal sudah hampir 11 juz  mondok dipondok pesantren Al iman, saat ini ia sedang liburan dan diperbolehkan pulang, Raina masih menduduki kelas X, sebenarnya Raes juga pernah mondok disana, namun karna biaya yang tidak mencukupi akhirnya ia memilih keluar dan mengalah pada adiknya, orang tuanya kini tengah menempuh pekerjaan diluar negeri, Raes sama sekali tidak ingin menyusahkan, jadi ia kerja dicafe yang lumayan dekat dengan rumahnya, sekedar untuk menambah kebutuhan rumah.

"Sini Raina" ajak Raes kepada adiknya.

"Raina kangen sama kak Arta, pengen ketemu" ujarnya.

Raes tersenyum"ini udah malem lho, besok masih bisa kan"

"Yahh mana bisa kak, besokan Raina pulang kepondok" ucap Raina memasang wajah cemberutnya, Raina memang kenal dekat dengan Arta, kedekatan keduanya seperti tidak bisa dipisahkan.

"Mukanya jangan ditekuk gitu dong, besok kakak anterin" ujar Raes

"Kemana?pondok?" tanya Raina bingung

"Iya Raina"

"Terus ketemu kak Artanya gimana"

"Nanti kakak Salamin aja sama kak Artanya" ucapnya seraya mengusap kepala Raina yang berbalut hijab.

Raina mangut mangut"okee"

Ia tersenyum kearah Raes, seperti biasa senyum Raina selalu membuat Raes semangat.

"Ohiya sana minum obat, mukanya pucet banget tuh" perintah Raes

"Siap" ucapnya, diakhiri oleh kekehan kecil dari Raes.

                           🍀🍀🍀

Pagi ini Arta tengah mengendarai motor sportnya menuju markas arenda, namun dirinya tidak terlalu fokus dalam mengendarainya pikirannya kembali teringat disaat Raes tidak datang kecafe tersebut, tapi sebelum itu Arta sangat mengenali keluarga Raes sehingga ia jadi terpikir pada Raina, Arta tahu hari ini adalah kepulangan Raina kepondok ya katanya, jujur saja Arta tidak mengetahui apa itu pondok ingin bertanya tetapi diurungkan.

pejuang hafidz Qur'an [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang