Sometimes -07-

312 44 7
                                    

📌 jangan abaikan ikon bintangnya ya📌

Sebab, semakin banyak bintang akan semakin cerah.

-
-

Kalau ada typo tandain, ya 😉



Jam empat pagi. Levi terbangun dengan selimut terlampir di tubuh. Seketika kesadarannya kembali utuh. Levi menatap ke arah sosok yang tengah duduk di samping (y/n). Rupanya Kelvin sudah bangun lebih dulu.

Karena kasihan melihat Levi yang tidur sambil duduk dan tanpa selimut. Pemuda itu berinisiatif memakaikan selimut miliknya untuk Levi.

"Selamat pagi, Levi-san," sapa Kelvin sambil menguap. Matanya terlihat berair karena masih mengantuk. Terlihat tangannya menggenggam erat jari-jari tangan milik (y/n).

Levi menajamkan matanya ke luar jendela. Di luar masih sangat gelap dan bintang-bintang masih terlihat.

"Masih terlalu awal untuk bangun. Kembali lah tidur!"

Tidak seperti tadi malam, kali ini Kelvin langsung menurut dan kembali ke tempatnya tidur sebelumnya. Mungkin karena matanya benar-benar tidak tahan. Lima menit kemudian dengkuran halus terdengar dari arah pemuda itu.

Levi menatap sekeliling. Ia tidak menyangka akan ketiduran dan tidak menyadari bocah itu terbangun. Terlihat dari ekspresi wajahnya yang benar-benar mengantuk tadi, Levi sadar jika bocah itu khawatir tidak ada yang mengawasi kakaknya.

Kelvin terbangun sebab mendengar suara seorang wanita. Ia menatap sekeliling sambil mengusap mata. Tampak di sofa Levi tengah duduk bersama seorang gadis di sana.

Dia kenal siapa gadis itu. Seniornya yang telah lulus dan di rekrut langsung oleh Levi. Siapa lagi kalau bukan Petra Ral. Tapi kenapa hanya ada gadis itu sendiri. Bukankah ada tiga laki-laki lainnya yang berada di regu khusus Levi.

Kelvin yang telah bangun menarik perhatian mereka semua.

"Selamat pagi, Kelvin-san. Maaf jika suara ku terlalu nyaring sampai membuat mu terbangun, aku datang untuk—" ucapan Petra terputus. Gadis itu mengatupkan bibir.

Kelvin berlalu begitu saja ke kamar mandi tanpa merespon ucapannya. Atau sekedar berbasa-basi menyapa. Bagi Kelvin sendiri melihat kehadiran orang asing di sini membuat suasana jadi terasa berbeda.

Mungkin karena suara wanita yang ia kira adalah suara kakaknya dan ternyata bukan membuatnya kecewa. Ekspektasi tinggi berharap kakaknya segera sadar terhempaskan begitu saja karena ternyata yang tadi berbicara adalah gadis lain.

"Heicho .... " Petra menatap tak enak ke arah Levi yang mencoba menenangkan gadis itu dengan melembutkan tatapan.

Menyadari penampilan Petra yang tampak lemas pagi ini membuat Levi bertanya. "Apa kau tidak bisa tidur semalam?" Tatapannya jatuh pada rona hitam di bawah mata.

Petra menghela napas. "Aku kapok tidur sekamar dengan Hanji-san," keluh Petra.

"Jadi mata empat terus mengajak mu berbicara?" tanya Levi dengan alis terangkat satu.

Petra mengangguk. Wajah lelahnya tak berbohong. Levi tahu itu.

"Memangnya apa yang kalian bicarakan?" tanya Levi lagi.

Pria itu mengernyitkan dahi melihat reaksi Petra. Gadis itu menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan demi menghalau rona merah di wajah agar tak tampak oleh Levi. Topik masalah semalam seluruhnya adalah tentang Levi. Jadi mana mungkin Petra membocorkannya langsung kepada orang yang diomongin.

𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐢𝐦𝐞𝐬// [ Levi x Reader ] SUDAH TERBIT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang