📌 jangan abaikan ikon bintangnya ya📌
Sebab, semakin banyak bintang akan semakin cerah.
-
-Kalau ada typo tandain, ya 😉
•
•Salah satu hal yang patut di syukuri adalah ketika Tuhan masih memberikan kesempatan kepada manusia untuk bernapas.
Terhubung dengan sebuah janji, aku akan kembali. Sejauh mana akan di tepati. Akankah semua itu hanya sekadar bualan, atau semacam ucapan penenang semata-mata karena yang terjadi ke depannya bisa di tebak.
Katakan jika suatu saat hal buruk tidak menanti di depan sana. Namun jika memang harus terjadi, bisakah hati manusia bersabar. Tentu saja tidak, namun keadaan yang memaksa untuk menerima.
Bahkan jika sudah tak lagi sempurna, setidaknya bisa menjadi lebih berguna.
(Y/n) menunggu dengan harap-harap cemas. Jemarinya terus bergerak tak bisa tenang. Kakinya gatal ingin keluar, namun rasa sakit yang ia rasa ketika mencoba berdiri membuatnya enggan dan kembali duduk sambil menyenderkan tubuh.
Sendiri di kamar rumah sakit. Tidak ada yang menjenguk apalagi datang berkunjung. Lang sedang sibuk, Kelvin belum kembali sejak ia sadar, dan Levi yang telah kembali ke pasukan pengintai tiga hari lalu. Katanya ekspedisi ke luar dinding Maria akan di lakukan. Yaitu bertepatan dengan hari ini. Itulah sebabnya mengapa gadis itu tak bisa diam sedari tadi.
Tentu saja sebelum pergi pria itu menjanjikannya sesuatu. Beberapa hal yang sebenarnya menurut Levi tak penting, namun pria itu berkata 'iya' untuk membuatnya tenang.
Yang pertama, Levi harus pulang dengan selamat dari ekspedisi dan langsung menemuinya ketika semuanya telah selesai.
Yang kedua Levi berjanji akan mengajak Sandra ke rumah sakit untuk menemuinya karena tidak sembarang orang boleh masuk ke dinding Sina. Dan yang ketiga sekaligus yang terakhir adalah janji yang belum sempat terucap dari bibir Levi karena pria itu terburu-buru meninggalkannya.
Tapi (yn) tidak lagi memikirkan hal itu. Baginya yang terpenting sekarang adalah bagaimana Levi menepati janjinya yang pertama. Itu saja sudah cukup. Pulang dengan selamat menemuinya dalam keadaan utuh, walaupun ia tau jika ia tak berhak akan hidup pria itu.
(Y/n) masih berdiam diri ketika seorang perawat masuk ke dalam ruangannya. Perawat pria yang masih muda datang dan terlihat tangannya mendorong kursi roda. (Y/n) ikut membalas dengan tersenyum tipis.
"Selama siang, (y/n)-san. Bagaimana keadaan mu hari ini?"
"Siang juga, Hendrik." (Y/n) membaca nama yang tertera pada baju pria di hadapannya. "Badanku cukup baik."
Pria itu kembali mengutas senyum. "Syukurlah kalau begitu. Aku ingin mengajak (y/n)-san keluar dengan kursi roda."
"Ah, ya, tentu. Aku juga sudah bosan sekali di sini sendirian sedari pagi." Mana mungkin (y/n) menolak tawaran itu. Setelah sekian lama terkurung di dalam ruangan berbau obat-obatan, tentu keluar dan menghirup udara segar adalah hal yang ditunggu.
(Y/n) meringis ketika memaksa tubuhnya agar bisa berdiri. Melihat itu akhirnya perawat tadi mengangkat tubuh (y/n) dan mendudukkannya di kursi roda yang tadi ia bawa. (Y/n) keluar dari kamarnya menuju halaman bersama perawat itu.
Apa yang di lakukan oleh perawat bernama Hendrik itu cukup membuat (y/n) sedikit lebih santai.
Sejenak bisa melupakan kekhawatirannya tentang keadaan Levi yang saat ini sedang bertempur mencari kebebasan untuk umat manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐢𝐦𝐞𝐬// [ Levi x Reader ] SUDAH TERBIT✅
Fanfiction[Anime story ke 5] Dia, Levi Ackerman. Pria yang menyandang titel Prajurit Terkuat sepanjang masa. Terang-terangan mengaku membenci para bangsawan yang naif, licik, dan suka menindas! Jangan salah, Kapten satu ini menyamakan ratakan semua bangsawan...