Sometimes -12-

269 34 3
                                    

📌 jangan abaikan ikon bintangnya ya📌

Sebab, semakin banyak bintang akan semakin cerah.

-
-

Kalau ada typo tandain, ya 😉



Sinar matahari perlahan mulai bergeser. Panas hawa siang tak lagi menyengat. (Y/n) masih setia duduk di kursi rodanya sendirian di taman. Hendrik telah pulang dari rumah sakit karena memang jam kerjanya telah habis. Sengaja (y/n) menunggu lebih lama. Berharap seseorang yang terus membuatnya was-was agar segera datang memberi kabar.

Levi? Apakah pria itu baik-baik saja atau tidak ia tidak tahu. Apakah Sandra akan menemuinya, itu tak pasti. Apakah pasukan pengintai menemukan kemenangannya, ia tidak bisa menebak. Semua bisa terjadi di sini. Tidak ada sela untuk menduga apa yang terjadi di luar dinding pertama di sini.

"Maaf, nona. Anda harus segera kembali." Tepukan pada bahu membuat (y/n) tersadar akan lamunannya.

"Tunggu sebentar lagi apa bisa? Aku belum mau masuk dulu ke dalam."

Perawat itu menggeleng. Menolak permintaan (y/n) dengan lembut. "Maaf, nona. Sudah tiga jam anda berada di luar. Ini sudah waktunya pasien kembali ke dalam ruangannya.'

"Baiklah," jawab (y/n) lesu. Perawat tadi mulai mendorong kursi roda milik (y/n) menjauh dari area taman. Sepanjang perjalanan matanya masih terus menatap ke arah di mana orang-orang meninggalkan dan bertandatangan ke rumah sakit. Sampai (y/n) tiba di dalam ruangannya, Levi tak juga menampakkan batang hidungnya.

•••

Malam ini rumah sakit lebih ramai dari biasanya. Suara langkah kaki terdengar berlalu lalang bergantian melewati lorong lalu kembali lagi. Bahkan terdengar beberapa kali suara berbincang antar seseorang di luar dengan nada panik. (Y/n) sendiri hanya mendengar semuanya secara samar sambil membaca buku. Ia tidak bisa melakukan apapun selain duduk di ranjangnya.

Tidak ada juga yang memberinya kabar tentang apa yang terjadi diluar. (Y/n) menghembuskan napas lelah. Bahkan malam ini pun Lang ikut-ikutan menghilang seperti Levi. Biasanya pria itu akan muncul membawakan makan malam, tapi malam ini (y/n) terpaksa makan di temanin dengan seorang perawat dengan makanan rumah sakit yang hambar.

(Y/n) menatap kosong buku bersampul biru di pangkuannya. Buku yang dibawakan Lang tiga hari lalu. Buku setebal 400 halaman itu telah  habis di bacanya.

Dalam suasana kesepian yang membuat gadis itu hanya termenung. Sebuah nama lagi-lagi merasuk di pikirannya. (Y/n) menghela napas panjang mencoba menghilangkan suara yang terus terngiang di telinga.

Suara pintu yang terbuka keras membuat (y/n) terlonjak. Matanya terbelalak dan jantungnya berdegup kencang. Sekujur tubuhnya membeku. Suara yang terngiang di kepalanya yang ia sempat usahakan hilangkan malah kini terdengar nyata.

Sangat berbeda. Bukan suara berat dengan nada malas yang ia dengar. Melainkan suara keras yang terdengar bergetar dengan nada panik yang hebat di dalamnya.

"Le-vi?"

Atensi pria itu langsung terfokus kepada gadis yang duduk di ranjang sebelah kiri. Semua terasa begitu berat selama beberapa detik. Netra keabuan milik pria itu tampak sangat lelah. Kilatan lelah dan putus asa tergambar di sana. Tak peduli sedatar apa wajahnya, sedikit kerutan pada alisnya sudah mampu menjelaskan semua emosi yang ia tahan sedari tadi.

"(Y/n)! Petra— maukah kau mengizinkan agar Petra di rawat di dalam ruangan mu?"

Sebab ruangan (y/n) adalah ruangan khusus untuk para bangsawan. Tak heran jika Levi meminta izin terlebih dahulu.

𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐢𝐦𝐞𝐬// [ Levi x Reader ] SUDAH TERBIT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang