.
Audi RS7 sportback berwarna hitam itu melaju membelah jalan raya kota Seoul dengan kecepatan sedang. Memasuki kawasan di salah satu sudut kota yang terkenal sebagai tempat dimana para selebriti membangun rumah mewahnya. Setelah melewati pagar tinggi dan jejeran koleksi mobil mewah Sehun, Baekhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah bergaya modern. Hari ini Luhan dan Sehun pindah dari apartemen ke rumah baru mereka. Sehari setelah pulang dari berbulan madu, pasangan pengantin baru itu langsung mengemas barang-barang mereka, dan Baekhyun yang sedang berbaik hati akan membantu, walaupun sedikit terlambat.
Mengeluarkan barang belanjaannya dari bagasi, pria mungil itu membawa dua kantung belanja di masing-masing tangannya. Dengan susah payah, Baekhyun membuka pintu depan yang memang tidak tekunci. Sampai di pintu masuk rumah, tanpa melepas sepatunya, dia melenggang masuk dan berteriak memanggil penghuni rumah. Terdengar suara Luhan menyahut dari lantai dua.
Baekhyun melangkahkan kakinya menuju dapur dan menyimpan kantong belanja tersebut. Dia kembali ke depan mengambil sisa belanjaannya sekaligus mengganti sepatunya dengan sandal rumah.
Tangan lentiknya dengan telaten mengeluarkan belanjaan dari kantongan. Membiarkan barang-barang tersebut menumpuk di meja pantry, hingga beberapa apel jatuh dan menggelinding di lantai. Dengan sabar, Baekhyun memungut apel tersebut satu persatu. Tubuh mungil itu membungkuk dengan tangan yang hendak meraih apel terakhir, tapi tangan orang lain mengambilnya lebih dulu.
Kepala Baekhyun perlahan mendongak mencari tahu si pemilik tangan. Mata Baekhyun meneliti mulai dari kakinya yang panjang, dibalut Jeans yang sobek di kedua lututnya, sampai di badannya yang tidak tertutupi kain.
'Sial, dia tidak memakai atasan' batinya.
Baekhyun dapat melihat otot perut pria tersebut yang memiliki delapan kotak-kotak kecil di perutnya. Tangan kanannya yang memegang apel di ulurkan pada Baekhyun. Urat-urat ditangannya menonjol sangat jelas, juga tak luput dari mata pria mungil itu.
Napas Baekhyun seakan berhenti ketika menatap wajah pria tersebut. Detakan jantungnya terjeda sebelum kemudian berdetak sangat kencang. Matanya membulat dan sekujur tubunya meremang. Pria mungil itu dapat merasakan wajahnya yang memanas.
'Chanyeol? Shirtless!' Batinnya berteriak.
Raut terkejut tercetak di wajah pria tinggi itu saat mata mereka bertemu.
"Baekhyun?"
"H-hai!"
"Kita bertemu lagi." Baekhyun melihat dengan jelas binar dimata Chanyeol.
"Hehehe... Iya." Entah kenapa Baekhyun seolah kehilangan kemampuan berbicara.
"Apa Kabar?"
"Kalian saling kenal?" Suara Sehun memecah suasana kikuk antara Baekhyun dan Chanyeol.
"Aku bertemu Baekhyun di pesta pernikahanmu."
Sehun mengangguk paham, "Baekhyun, dia kakakku, Chanyeol."
Baekhyun seakan tersetrum mendengar jika pria tinggi di hadapannya ini adalah saudara Sehun. Mata sabitnya menyipit sejalan dengan pikirannya yang berusaha mencerna informasi tersebut. Jika Chanyeol adalah kakak Sehun, berarti dia adalah kakak ipar Luhan. Duda tampan kaya yang memiliki dua anak.
'Tidak mungkin! Luhan bilang dia sedikit berumur, sementara pria ini masih terlihat muda. Mungkin maksud Luhan Saudara Sehun yang paling tua.' Baekhyun berusaha berpikir positif.
"Sehun, Chanyeol kakakmu yang keberapa?" Baekhyun berusaha memastikan.
"Maksudmu? kami hanya berdua." Jawab Sehun dengan sedikit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Think About Married
Fiksi PenggemarSetelah menjomlo selama bertahun-tahun, Baekhyun akhirnya berpikir untuk mencari pasangan. Dia terlalu kesal karena sering mendapat pertanyaan 'kapan menyusul'. Pertanyaan menjengkelkan yang sering muncul saat orang terdekat satu persatu sudah atau...