chapter 4

428 68 4
                                    























" Apa yang sebenarnya terjadi?..... " gumam seorang pelayan yang baru saja masuk kedalam ballroom pesta.

Para security juga beberapa polisi baru saja datang setelah di panggil oleh para pelayan. Mereka tak mengetahui siapa pelaku pembunuh berantai itu.

Para reporter pun berbondong-bondong datang dan menyiarkan peristiwa itu di tv.

Mayat-mayat telah di amankan oleh pihak rumah sakit yang bertugas. Dan polisi-polisi dengan berusaha keras mencoba mencari bukti-bukti pelaku pembunuhan itu.

" Saya menemukan sesuatu! " pekik seorang polisi membuat semua perhatian berpusat kepadanya.

Seorang polisi yang berjarak dekat dengannya pun berjalan mendekat. " Ada apa?! " tanyanya.

Polisi yang tadinya menemukan sesuatu pun menunjukkan barang yang tergeletak di atas lantai dalam keadaan penuh darah.

" Jam. Teyapi jam ini bukan jam biasa, ada ukiran huruf H dan T di belakangnya. " ucap polisi yang telah menemukan jam itu.

Mendengar hal itu, polisi di sebelahnya pun langsung membuka kantong plastik dan memasukkan jam itu kedalam plastik.

" Kita amankan jam ini sebagai bukti, lanjutkan pencarian! " titahnya.

Polisi di sebelahnya pun segera mengangguk dan berjalan di atas genangan darah, dengan sepatu yang ditutupi oleh plastik.

Di sisi lain, Takemichi tengah menikmati segelas wine seraya menatap berita yang di siarkan oleh tv dunia.
" Seluruh dunia menyaksikannya. " gumam pria itu dengan tatapan kosongnya.

Kazuya mengangguki ucapan tuannya, kini di genggaman pria itu ada sebotol wine dengan harga jutaan Yen.

Takemichi meneguk habis wine nya, lalu menatap pergelangan tangannya. " Ara, jam tangan ku sepertinya tertinggal. " ucapnya lalu melirik Kazuya.

" Kau mengerti Kazuya? " tanyanya.

Kazuya segera mengeluarkan sebuah remot kecil dengan tombol merah di tengahnya. " Ha'i Takemichi-sama. " ucapnya, dan segera menekan tombol merah itu.

Duarrrr

Suara ledakan terdengar dari tv, dan segera siaran live itu terputus. Di sisi lain, terlihat gedung mewah hancur dengan Ratusan mayat yang terkubur di dalam reruntuhan gedung.

Tak ada orang yang selamat.

Termasuk polisi-polisi bahkan orang-orang yang berada di sekitar gedung itu.

Para wartawan penyiar berita pun mati akibat ledakan bom yang sangat besar. Banyak penduduk di sekitar gedung itu menjadi tuli akibat suara ledakan bom membuat telinga mereka menjadi rusak dan tak dapat mendengar.

Lima helikopter mengelilingi tempat peristiwa, menatap gedung yang telah hancur, mobil polisi, ambulan juga wartawan yang telah hancur, mayat yang berada di mana mana, dan bau anyir darah yang menyeruak dengan sangat tajam.

" Apa yang sebenarnya terjadi? Kita tidak bisa diam saja, aku akan turun langsung kedalam tempat kejadian. " ucap Polisi yang memiliki pangkat paling tinggi dalam kepolisian.

Para anggota polisi lainnya hanya diam, rasa takut akan kematian seperti rekan-rekan yang lainnya menguasai diri mereka.

" Danchou.. mulai hari ini saya keluar dari kepolisian. " ucap seorang polisi yang membuat mereka terkejut.

" A-apa maksudnya? Kalau dia keluar aku juga keluar. "

" A-aku juga akan keluar danchou. "

" Aku juga. "

" Aku juga. "

" Aku juga. "

Sang pemimpin hanya diam. " Daratkan helikopter di lapangan yang berada di sana. " titahnya seraya menunjuk lapangan yang sangat luas.

Para anggota polisi yang memundurkan diri langsung turun dan berlari pergi, meninggalkan snag pemimpin, pengendara helikopter, dan salah satu anggota polisi yang masih berada di tempat.

" Apa perintah mu Danchou?! " pekik anggota polisi itu membuat sang pemimpin terkejut, dan langsung berbalik.

" Tachibana Naoto? Kau tidak mengundurkan diri bersama yang lainnya. " tanya sang pemimpin di balas gelengan tegas oleh pria muda itu.

" Tidak! Saya menjadi polisi, dan saya siap untuk mati! " pekiknya membuat snag pemimpin tersenyum.

" Kau adalah polisi sejati. "

Naoto diam dengan hati senang karena ia telah di puji.
" Aku akan menemukan mu Takemichi-nii, itu adalah janji ku dengan Neesan! "



















TBC.....

End Of Story (Hanagaki Takemichi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang