chapter 5

265 45 2
                                    


Semenjak tragedi berdarah itu penjagaan di seluruh wilayah Jepang semakin ketat. Pemerintah tak ingin lagi tragedi yang telah membunuh ratusan manusia itu terulang kembali.

Takemichi yang mendengar hal itu hanya tertawa kecil ketika pemerintah mengumumkannya di tv.

" Apa yang akan anda lakukan selanjutnya Takemichi-sama? " tanya Kazuya seraya menemani sang bos bermain biliard.

" Hm? Aku ingin menghancurkan pusat kepolisian. Bagaimana? Menarik bukan? " ucap Takemichi seraya tersenyum lebar.

Kazuya membalas dengan anggukan.

" Minggu depan, aku berjanji akan menghancurkan kepolisian jepang.... " gumamnya lalu mendorong satu bola biliard menggunakan tongkat di tangannya, sehingga satu bola itu membuat bola-bola yang berkumpul terpencar.

" Tetapi, Takemichi-sama. Bukankah Tachibana Naoto berkerja di kepolisian? " tanya Kazuya membuat senyuman Takemichi menghilang.

" Aku tak peduli, itu bukan urusan ku. Siapapun dia yang menghalangiku akan ku hancurkan, tak peduli itu keluarga ku, teman-teman ku, kekasih ku, mantan kekasihku, ataupun keluarga dari mereka semua. " jelasnya lalu menyelesaikan permainannya dan meneguk segelas wine merah dengan kapasitas alkohol cukup tinggi.

Suasana menjadi tegang setelah Takemichi mengucapkan hal itu. Manik biru redup pria itu menatap isi gelas wine yang telah kandas.

" Tidak akan kubiarkan siapapun menghalangiku.. " gumamnya lalu meletakkan gelas wine itu dan melempar tongkat billiard nya kesembarang arah.

Kazuya diam dalam posisinya, lalu melangkah tuk mengikuti sang tuan.

" Saya bersumpah setia kepada anda, jiwa, dan raga saya berikan kepada anda.... Takemichi-sama. "

Takemichi berbalik menatap datar kepada Kazuya yang menghentikan langkahnya didepan ruang billiard.

" Sedang apa kau disana? Cepatlah siapkan mobil, aku akan pergi kesuatu tempat. " ucap Takemichi melanjutkan jalannya kembali diikuti oleh Kazuya yang perlahan menyusul dan berjalan disamping sang tuan.

" Ha'i Takemichi-sama. "

-End of Story-

Kini mobil mewah berwarna hitam milik seorang Hanagaki Takemichi terparkir di dekat sebuah taman.

Kazuya diperintahkan tuk menunggu dimobil, dan membiarkan Takemichi berjalan sendiri tanpa pengawalan.

" Bodohnya aku masih mengingat gadis itu... " gumam Takemichi yang tengah duduk di ayunan.

Taman itu adalah tempat dimana ia dan seorang gadis resmi berpacaran sekaligus tempat keduanya memutuskan hubungan.

Ahh... tidak, lebih tepatnya memutuskan hubungan secara sepihak yang dilakukan oleh pihak laki-laki.

Kepala menunduk membuat surai hitam menutupi wajahnya yang hanya terlihat sekilas. " Aku benci mengingatnya, aku benci merindukannya, dan aku benci mencintainya. Apa perlu ku bunuh gadis itu? Ah benar, benar aku harus membunuhnya. "

Senyuman menyeramkan dengan kedua mata melebar menatap tanah dengan kosong dan dingin menghiasa wajah pria itu.

" Anoo, anda baik-baik saja? "

Kedua mata membulat sempurna, senyuman pria itu luntur.

Apa ia terlalu tenggelam dalam pikiran sampai tak menyadari seseorang yang datang.

Tetapi, ia mengenal..... mengenal suara itu.... suara seorang gadis yang telah menjadi masa lalunya dan kini menjadi orang yang ia benci.

Tachibana Hinata, atau mungkin.... telah berganti?

" Anoo, anda baik-baik saja? " gadis itu kembali bertanya ketika tak mendapat jawaban dari pria di depannya.

Takemichi memakai masker hitam dan juga topi hitam miliknya lalu tudung dari hoodie hitam yang dipakainya

" Ha'i saya baik-baik saja. " pria itu menjawab dengan datar, suaranya berubah karna terhalangi oleh masker.

Gadis atau wanita didepannya hanya mengangguk pelan, lalu duduk di ayunan yang berada disamping Takemichi.

" Kenapa anda berada disini sendiri? " tanya gadis itu menoleh pada pria berstyle penuh dengan warna hitam disebelahnya.

" Hanya menenangkan diri, jaa kalau begitu saya pergi dulu. " ucap Takemichi segera beranjak dari ayunan dan melangkah pergi.

Grep

Sayangnya hal itu gagal saat sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.

Takemichi tak menoleh, tatapannya tetap sama. Datar, dingin, dan kosong. " Aku akan membunuhnya. " batinnya.

Gadis itu, Hinata menatap penuh kecurigaan kepada pria yang membelakanginya. " Aku seperti tidak asing denganmu, apakah kita pernah bertemu? Aroma-mu..... seperti..... Takemichi-kun. "

Pria itu menolehkan kepalanya sedikit lalu melirik tajam pada mata gadis itu secara langsung. Membuat sang gadis terkejut, ketakutan dan merinding hebat.

Tetapi.... ia mengenal mata itu, mata yang dulunya menatap penuh kasih sayang dan penuh cinta kepadanya.

" T-takemichi-kun..... "

Dor















TBC......

End Of Story (Hanagaki Takemichi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang