21. Depresi

280 31 9
                                    

            Hati siapa yang tak hancur setelah mengetahui istri berzina dengan laki-laki lain. Begitu besar dosa yang dilakukan sang istri. Faris, sosok yang paham betul hukum dalam ajaran Islam, seorang pezina setelah menikah atau melakukan perselingkuhan yang berakhir berhubungan intim maka hukuman yang diperoleh yaitu; rajam, dilempari batu atau sejenisnya sampai meninggal. Tidak ada belas kasih untuknya, bahkan Allah SWT sangat membenci perbuatan zina. Untung di negara ini hukum Islam tidak diterapkan, jika diterapkan Alma sudah pasti dieksekusi.

Faris menarik napas panjang, membiarkan angin malam menerpa wajahnya serta rambut yang berantakan. Seorang Ustadz juga manusia, memiliki perasaan yang diberikan Tuhan untuknya. Saat ini rasa sedih, kecewa, patah hati, marah, semua rasa pahit itu bercampur aduk menghunjam hati Faris. Namun, ia tetap beristigfar tak ingin setan menguasi dirinya jika ia hilang kendali.

"Di sini kau rupanya," ucap seorang laki-laki menghampiri Faris. Dari langkah kakinya Faris tahu laki-laki itu adalah Supri.

"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Supri pura-pura tidak tahu, padahal ia tahu masalah apa yang sedang menimpa sahabatnya. Supri tak sengaja mendengar percakapan para perawat ketika ia hendak masuk ke ruang Alma dirawat. Saat itu Faris sudah tidak ada di ruangan tersebut dan para perawat memberikan tindakan pada Alma yang tak sadarkan diri.

Faris menggeleng. "Tidak apa-apa," ucapnya tidak ingin menceritakan masalah rumah tangga atau membuka aib istrinya sendiri pada orang lain.

Suara Faris terdengar serak, begitu banyak air matanya tumpah hari ini. Supri sangat prihatin pada Faris. Ia menghela napas, pura-pura tidak tahu kalau Faris sedang berbohong. "Terus ngapain lo di sini larut malam?" tanyanya.

"Ya, pengen ke sini aja," jawab Faris. Memandangi langit luas yang gelap, diteringi cahaya bulan dan bintang serta kerlap-kerlip rumah yang indah dapat dilihat dari ketinggian lantai 9 rumah sakit ini.

"Oh."

Supri tak bisa berbuat apa-apa, sahabatnya itu seakan butuh waktu sendirian. "Yaudah," sambungnya.

"Gua mau istirahat pulang, nanti kalau lo butuh apa-apa telefon aja. Bye," ucapnya lalu pergi meninggalkan Faris.

Faris mengangguk. "Fii Amanillah," lirihnya.

(Hati-hati di jalan.)

Tak lama kepergian Supri, Faris juga ikut pergi kembali ke ruang rawat istrinya meski sebenarnya ada rasa tak ingin lagi bertemu dengan wanita itu saat ini, tapi di hatinya tetap ada rasa iba. Ia tak tega meninggalkan seorang wanita sendirian yang sedang depresi lantaran hamil seumur jagung, setidaknya menunggu Alma benar-benar pulih dan setelah itu Faris akan pulangkan Alma kepada orang tuanya. Ia sudah memirkannya itu berkali-kali, berpisah adalah pilihan yang terbaik bagi Faris. Semua dilakukan untuk menghindari zalim, terlebih jika Alma tidak segera bertaubat. Faris tidak bisa membiarkan perbuatan keji ini.

"Abi, maaf. Saya orang yang ingkar. Saya tidak bisa menepati janji pada abi, saya tidak bisa mengembalikan Alma yang dulu seperti yang abi inginkan, saya suami yang gagal, saya tidak bisa membimbing Alma dengan baik."

Hati dan pikirannya terus bergelut, kini Faris sudah berada di ruang rawat istrinya. Ia mendekat pada Alma yang tengah tak sadarkan diri. Wanita secantik Alma kenapa begitu mudahnya menyerahkan harga diri pada lelaki yang bukan muhrim. Faris mengelus pucuk kepala istrinya, lalu membenarkan selimut Alma yang sedikit tersingkap. Ia akan selalu menjaga Alma, dan menemaninya hingga keadaan Alma mulai membaik. Faris tidur di samping Alma dengan posisi duduk. Tiba sepertiga malam, ia terbangun dan melaksanakan shalat tahajud.

***

Satu minggu berlalu, keadaan Alma belum juga ada perubahan. Badannya semakin kurus, hanya bisa mengandalkan infus yang mengandung vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh Alma dan buah hatinya. Ia selalu menolak makan dan minum saja jarang. Tak pernah berbicara kecuali setiap kali datang ke psikiater. Alma mengalami gangguan mental karena suasana hati yang terus tertekan. Ia berkata selalu ingin menakhiri hidupnya, terus termenung dengan tatapan mata kosong dan sulit diartikan.

HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang