Irene menatap layar HPnya tanpa berkedip, memandangi ruang obrolan di WA antara dirinya dan Seulgi. Dia yang memutuskan untuk mereka tidak berhubungan lagi, tapi dia juga yang babak belur dihajar rindu. Seulgi menghargai keputusannya dan dia pun tidak berusaha untuk menghubunginya. Yang bisa dia lakukan hanya melihat status WA Seulgi dari online menjadi offline, begitu terus.
"Kak!" Yeri, adiknya memanggil dengan suara keras.
"Apa sih?" Irene menjawab malas.
"Pulang dari liburan bukannya ceria malah murung gini sih? Lo kesambet jin Bromo?"
Irene melempar bantal ke arah Yeri, "Sembarangan kalo ngomong!" Dia sebenarnya sebal karena adiknya harus menyebut kata Bromo, karena di sana lah ciuman pertama dia dengan Seulgi terjadi. Dia jadi semakin rindu dengan si gadis sipit itu.
"Ya abis kenapa coba? Tiga hari semenjak lo balik dari liburan malah ngurung diri di kamar." Yeri merebahkan dirinya di kasur Irene lalu menatap kakaknya curiga. "Kata Mama lo pergi berdua doang nggak jadi berempat?"
"Iya."
"Mana coba liat foto-fotonya." Yeri menyambar HP milik Irene.
"De!" Irene bermaksud merebut HPnya kembali namun adiknya sudah terlebih dahulu bangun dari tempat tidur. Dia hendak bangkit juga, namun kepalanya mendadak pusing dan matanya berkunang-kunang akibat dipaksa bangun secara tiba-tiba. "Anjir..." Dia pasrah saja ketika Yeri menggeledah isi HPnya, terutama galerinya.
Adiknya adalah gadis yang cerdas. Sedikit saja petunjuk yang dia dapatkan, dia dengan mudah menyimpulkan sesuatu. "Kak, lo selingkuh?"
Nah, ini yang dia takutkan. "Nggak." Jawab Irene tegas.
"Masa sih?" Selidik Yeri. "Jujur aja sama gue, Kak."
"Sumpah gue nggak selingkuh, De." Jawabnya. "Diselingkuhin yang ada." Irene berguman pelan.
"Hah? Apa, Kak?" Irene dan Yeri memang sering bertengkar, tapi mereka juga sangat dekat. "Pacar lo selingkuh?"
Irene menghela napas lelah, "Mantan, De."
"Lo putus?!"
"Iya."
Yeri manggut-manggut, "Itu yang bikin lo murung?"
"Bukan," Jawab Irene cepat. "Eh, iya deh... auk ah!"
Dia menatap Kakaknya lekat lalu pandangannya beralih ke HP di tangannya. Yeri melihat satu-persatu foto-foto di galeri HP Irene lalu kembali menatap Irene. "Lo sama dia udah ngelakuin sesuatu, hmm... ciuman?" Dia memicingkan matanya dan Irene berusaha untuk tidak bereaksi. "Lebih dari itu? Hmm..." Yeri tiba-tiba duduk di samping Irene lagi dan memukul lengan kakaknya, "Kak!"
"Apa sih, De? Sakit tau!" Irene mengusap lengannya yang dipukul Yeri tadi.
"Jangan bilang lo ngelakuin itu sama dia sebelum putus sama mantan lo?"
"Ngelakuin apa sih?!"
"Seks, Kak!"
"De!" Irene membekap mulut Yeri. "Kalo ngomong tuh rada disaring dikit. Mama sama Papa bakal mikir gue ngajarin lo yang nggak-nggak!"
Yeri menyingkirkan tangan Kakaknya, "Gue udah gede kali, Kak. Paham lah gue soal gituan doang mah."
"Lo masih SMA, anjir!"
"Gue udah lulus SMA! Astaga..."
"Oh iya, lupa..." Irene hanya memberi cengiran tanpa dosa. Adiknya memang baru saja lulus SMA, wajar kalau dia lupa. Lagi pula Yeri akan tetap menjadi adik kecil untuknya meski nanti dia mulai memasuki masa perkuliahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nebengers
FanficDua gadis yang tidak saling mengenal bepergian bersama selama dua minggu ke lima Kota berbeda. Apa pun bisa terjadi, bukan? A/n: Terinspirasi dari ceritanya author LuvieForRV di AFF (kayanya ceritanya udah dihapus sama dia deh 😭)... tapi di sini ki...