"Nebengers sudah sejak lama dikenal sebagai gerakan berbagi tumpangan kendaraan sambil berusaha mengurai kemacetan Ibu Kota. Di awal kemunculannya, Nebengers memanfaatkan platform Twitter untuk berinteraksi, membangun sebuah komunitas agar dapat menghemat biaya perjalanan, mencari teman baru, berbagi pengalaman, dan juga mendukung green environment."
***
Seulgi membaca dengan seksama rentetan pesan yang tertera di layar HPnya. Kakinya tidak bisa berhenti bergerak, tanda-tanda dia sedang gelisah. Sementara bibirnya terasa perih akibat dia sendiri yang tak henti menggigitinya.
"Serius gue nekat aja nih?" Gumamnya kepada diri sendiri, lalu dia membaca sekali lagi obrolan dirinya dan orang itu. "Kalo ternyata dia penjahat gimana? Bisa aja kan di foto cantik, siapa tau pas dateng om-om mesum. Apa gue batalin aja kali ya?"
Gadis sipit itu memandang ransel besar miliknya dan mengingat-ingat apakah dia membawa pepper spray atau taser gun yang diberikan oleh kakak lelakinya. Agak ekstrim memang, tapi abangnya berpendapat itu hal yang wajib dilakukan jika dia tetap nekat.
Biasanya kalau libur semester, Seulgi mengunjungi kakak lelaki satu-satunya yang bekerja dan menetap di Jepang, namun tidak untuk kali ini. Dia memutuskan untuk mencoba hal baru, menjelajah Indonesia. Tentu bukan dari Sabang sampai Merauke karena tabungannya tidak akan cukup untuk membiayai perjalanannya, makanya dia mencari alternatif lain yaitu dengan Nebengers.
Seulgi mendapatkan teman perjalanan yang sesuai dengan budget yang dia miliki. Tadinya akan ada dua orang lainnya, namun mereka berdua membatalkan di akhir-akhir waktu yang telah disepakati. Si kapten (sebutan untuk orang yang ditumpangi kendaraannya) memberitahunya kalau dia masih tetap akan melakukan perjalanan yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari, maka Seulgi pun memutuskan untuk tetap pada rencana. Jadi lah mereka hanya berdua melakukan trip ini.
Tapi sebenarnya Seulgi khawatir dan agak takut, karena bisa saja kan si kapten punya niat untuk menculik lalu menjualnya? Dua orang yang tiba-tiba membatalkan trip ini mungkin sudah bersekongkol terlebih dahulu? Seulgi memang sudah rutin bertukar pesan dan bahkan melakukan panggilan video dengan si kapten. Si kapten terlihat ramah dan baik hati, tapi bisa saja itu akal-akalan penjahat kan? Siapa tahu komplotan penjahat itu beroperasi dengan menggunakan perempuan cantik sebagai umpan untuk melakukan kejahatannya.
"Ah, udah deh. Gue batalin aja." Putus Seulgi. Dia hendak menyampirkan ransel besarnya di punggungnya lagi saat ada suara klakson mobil mengagetkannya. Kia Sorento berwarna putih itu segera menepi dan berhenti tepat di hadapannya, lalu pengemudinya keluar dan menghampirinya dengan raut wajah bersalah.
"Hai, maaf ya telat. Jakarta macet parah." Seru si kapten. Seulgi hanya bengong dan tidak menanggapinya. "Um... lo Seulgi yang ikut Nebengers kan? Apa jangan-jangan gue salah orang?"
Dia mengerjapkan mata sipitnya beberapa kali, "Eh, iya. Gue Seulgi." Jawabnya ragu. Kenapa gue malah jawab dah? Kan gue niatnya mau batalin! Omelnya dalam hati.
Si kapten tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Gue Irene, yang bakal jadi temen ngetrip lo."
Seperti tersihir, Seulgi menyambut uluran tangannya. "Seulgi." Katanya.
"Gimana kalo kita ngobrol-ngobrolnya di mobil aja? Udah jam segini, takut nggak keburu ke tujuan pertama kita."
"Boleh."
"Ransel lo simpen di belakang aja bareng sama koper gue." Cengir Irene.
Seulgi mengecek ke kursi paling belakang yang sudah dilipat oleh Irene dan melihat koper besar miliknya. "Lo niat ngetrip apa kabur dari rumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebengers
Fiksi PenggemarDua gadis yang tidak saling mengenal bepergian bersama selama dua minggu ke lima Kota berbeda. Apa pun bisa terjadi, bukan? A/n: Terinspirasi dari ceritanya author LuvieForRV di AFF (kayanya ceritanya udah dihapus sama dia deh 😭)... tapi di sini ki...