Pagi ini Felix bangun dan melihat seorang Alixa Grizelda yang masih tertidur sambil memeluk nya. Felix masih serasa bermimpi karena dirinya benar benar berakhir tidur dengan Lixa. Felix menatap Lixa yang masih tertidur, dan sedikit menyingkirkan rambut Lixa yang menghalangi wajah cantik nya. Untuk pertama kali dalam hidupnya Felix menghabiskan malam bersama seorang wanita.Felix meraba dahinya yang ternyata sudah berganti dengan plester penurun demam. Felix tidak tau kapan plester itu terpasang, seingatnya semalam di dahinya masih ada handuk basah yang dipakaikan Lixa.
" emhhh... " Lixa menggeliat dan bangun dari tidurnya.
Lixa melihat Felix yang sudah terbangun lebih dahulu, dia merasa canggung. " eh lo udah bangun Lix, " ucap Lixa sambil bergegas bangun dari tidurnya dengan perasaan malu. " gimana keadaan lo? udah enakan? " tanya Lixa. Felix mengangguk, " lumayan, tapi kapan lo masangin ini? " tanya Felix sambil menunjuk dahinya. " semalem itu sekitar jam 3an. " ucap Lixa.
" ya abis badan lo panas banget semalem, demam lo naik Lix, jadi gua nyuruh gojek buat beliin plester penurun demam, lagian lo gua kompres pake handuk gamau diem sih.. " sambung Lixa, " ehh bentar deh gua mau ukur suhu tubuh lo lagi, " ucap Lixa sambil mengambil termometer dan mengukur suhu tubuh Felix.
Lixa melihat hail yang ditunjukan oleh termometer itu, " masih tinggi demam nya Lix, kita ke rumah sakit aja ya? " ucap Lixa. " gausah ah, gua mau balik aja, gaenak gua nyusahin lo mulu, " ucap Felix, " gua anterin. tunggu bentar gua mandi dulu, " ucap Lixa sambil berlari kecil ke kamar nya dan bergegas untuk mandi.
Lixa langsung bersiap siap untuk mengantar Felix. Tidak terlalu ribet sih, dia hanya memakai celana Jeans pendek dengan baju yang sedikit sedikit mengekspose bagian pundaknya yang indah dengan rambut yang di gerai begitu saja dan tak lupa dengan sedikit riasan tipis agar tidak terlihat pucat.
" ayo.. " ucap Lixa sambil membantu menuntun Felix untuk turun, " hati hati Lix, " peringat Lixa saat mereka menuruni anak tangga.
Akhirnya mau tak mau Lixa harus memakai mobil Felix, karena mobilnya masih dibawa oleh si bodoh Mark yang sampai pagi pagi buta begini belum pulang. Mark bangke emang.
Mobil Felix tidaklah sama dengan mobil Lixa, Mobil Lixa itu mobil matic sedangkan mobil Felix itu dioperasikan secara manual. " bisa bawanya ga Xa? " tanya Felix. " kalo gabisa gapapa biar gua aja yang bawa. " sambung Felix. Wahh ngeremehin nih Felix, pikir Lixa.
" tenang, gampang kok, Lagian emang lo sanggup bawa mobil dengan keadaan begitu? ga kan? " ucap Lixa dengan entengnya. Karena ya emang Lixa sudah terbiasa mengoperasikan mobil balap yang hanya bisa dijalankan manual. Mustahil jika Lixa mengorbankan Lolita—mobil kesayangan nya untuk balapan, bagaimana nasib mobilnya jika terjadi Crash di sirkuit saat ia balapan? bisa penyok nanti Lolita.
Mustahil juga membiarkan Felix menyetir dengan keadaan sakit begitu, nanti kalo dia pingsan dijalan gimana? bisa mati kita,
" Sejak kapan lo bisa bawa mobil manual? " tanya Felix, " eumh.. itu.. oh gua sering bawa mobil Taeyong. Ya ! mobil Taeyong. " alibi Lixa. Felix menyerit, " bukanya mobil Taeyong itu matic juga ya? " tanya Felix, " kok gua curiga ya? " sambungnya, " banyak tanya lu ah kayak wartawan aje, dah ah ayo, " ucap Lixa final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos vs Badgirl | Lee Felix
Fanfictionbaca aja dulu, deskripsinya nyusul ya wkwk. Start : 13719 end : ? WN : - Harsh word ye pokoknya dibaca bijak bijak ya ©angeliaaa_na