Rafael kini menatap bucket bunga yang ada digenggamnya. Mirip, mirip dengan bucket bunga yang teman - temannya berikan saat dirinya menyelesaikan S1 nya dulu.
.
.
.Rafael Benitez, Mahasiswa jurusan Ekonomi dan Bisnis itu menghela nafas panjang saat melihat apa saja tugas yang harus dia selesaikan dalam waktu dekat ini.
Menjadi satu - satunya harapan keluarga untuk meneruskan usaha mereka membuat Rafael harus meninggalkan mimpinya untuk menjadi Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual.
"Lo bisa ngga sih, datang kesini ngga melamun?" Sang tuan rumah, Mahen, kini menatap adik tingkatnya itu dengan jengah.
"Mending, daripada si onoh datang cuman numpang makan!"
Dzaki yang baru saja mengambil cemilan dari dapur Mahen, otomatis memundurkan langkahnya saat mendengar perkataan si paling mungil itu.
"Lagian Lo ada masalah apaan sih?" Selesai dengan sesi menyimpan kembali sedikit cemilan milik Mahen, Dzaki menduduki dirinya disebelah Rafael yang kembali melamun.
Tidak seperti biasanya, hari ini suasana Unit Apartemen milik Mahen sangat sepi, karena 4 orang lainnya entah pergi kemana.
"Tu—"
"Udah Gue bilang juga, Pake joki." Omongan Rafael langsung disanggah oleh Dzaki, jangan lupakan mulutnya yang penuh dengan keripik kentang.
"Monyet, keripik Lo muncrat kemana - mana!" Mahen yang duduk tepat didepan Dzaki otomatis melayangkan protesnya, wajah tampannya terkena serpihan keripik yang berasal dari mulut Dzaki.
"Alay." Dengan wajah yang tanpa dosa itu, Laki - laki kelahiran asli kota yang mereka tinggali itu, kembali mengunyah cemilan hasil pencuriannya di dapur Mahen.
"Lagian Lo udah tau ngga punya pegangan apa - apa kalo masuk ke ekonomi, malah nekat banting setir."
Mahen kembali mengeluarkan suaranya, sebenarnya Ia sedikit bingung, bagaimana Rafael yang masih memiliki seorang Kakak, malah menjadi harapan satu - satunya.
"Gara - gara Cici Gue, sial. Harusnya itu toko bangunan dia yang ngurus, eh, pas kuliah dia ngambil Kedokteran."
2 orang yang sedang menyimak perkataan dari si paling mungil itu, sedikit takut saat melihat guratan emosi dalam wajah Rafael.
"Mau gimana lagi? Lagian Lo juga anak Laki - laki, udah sepantasnya Lo yang nurunin Toko punya Bapak Lo itu." Dzaki menepuk pundak sang teman dengan tangannya yang tertempel bubuk penyedap rasa dari keripik kentang itu.
"Daripada Lo jadi Chitato." Sambung Dzaki sebelum kepalanya mendapat pukulan manis dari sang lawan bicara.
°°°
"BANG HELMI, GUE NGEGAME SIALAN JANGAN LO TELPON!"
"CK ITU SEPATU SUSUN DI RAK BUSET!"
"DZAKI, MASAKIN MIE GORENG DONG!"
"INI JURNALNYA SIAPA ANJIR?"
"JONATHAN ADA TITIPAN SURAT NIH DARI ANAK HUKUM!"
"DIEM NGGA LO SEMUA! GIGI GUE SAKIT."
Rafael menatap 6 orang dihadapannya dengan pandangan bingung, bagaimana mereka bisa sesantai itu padahal tugas kuliah yang mereka punya mungkin lebih berat dari kepunyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth ; NCT Dream ✓
General Fiction"Remember our youth." ©lcvebie, 2022 | my youth