Malam ini, lampu kamarku remang. Dan aku tidak bisa tidur meski badanku lelah. Aku sedang ingin memikirkan sesuatu tapi tidak bisa memikirkan apapun. Ada sesuatu yang ingin aku rubah, tapi tidak tahu apa itu. Ada hal yang ingin aku gapai, tapi aku hanya ingin menjalani apa yang ada saat ini.
Bunyi detak jam dikamarku, dan suara musik dari lagu yang ku putar di galeri Spotify. Ah, aku mendapatkan banyak teman dari sosial media dengan mudah.
Aku, pada dasarnya adalah orang yang susah untuk bergaul dalam dunia nyata. Tapi, aku bisa cukup akrab dalam dunia maya. Entah kenapa, tapi itulah aku.
Tidak sekali duakali aku merasa bahwa aku ini aneh.
Aku juga bukan type manusia yang gampang membenci seseorang. Bagiku, itu merepotkan. Apalagi aku merasa bahwa aku tidak lebih baik dari siapapun. Lagipula untuk apa membenci? Tidak ada untungnya bagiku. Mungkin aku hanya sering iri saja kepada mereka yang hidupnya jauh lebih baik dari aku. Tapi aku tidak pernah berniat untuk membencinya sekalipun dia orang yang pernah menyakiti aku.
Bukankah dengan membenci tidak akan menyelesaikan masalah? Malah lebih terlihat bahwa aku ini tidak bisa apa-apa. Dan aku juga ingin menjalani kehidupan dengan damai tanpa rasa benci.
Aku juga bukan type manusia yang mengolok-olok seseorang yang sudah berpisah denganku. Aku mensyukuri keberadaan dan ketiadaannya. Bagiku, kehadiran setiap orang dihidupku adalah untuk memberiku pembelajaran. Dia mungkin punya kekurangan, ya aku juga. Sebelum berpisah, aku berusaha untuk meminta maaf sebanyak mungkin. Aku tidak ingin meninggalkan bekas luka pada hidup seseorang. Meski oranglain selalu tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan padaku.
Bagiku, menerima setiap luka dan menjadikannya renungan adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap orang. Manusia harus belajar untuk tidak selalu menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa hidupnya.
Ya, seburuk apapun orang yang meninggalkanmu. Dia pernah jadi bagian dari kehidupanmu dan menjadi orang yang paling kamu cintai. Tidak perlu saling mengumpat ketika sudah tidak lagi bersama. Karena luka-luka itu adalah sesuatu yang mendewasakan kita tanpa disadari.
Memang tidak ada yang mudah menerima, tapi pilihan itu datang dari diri kita sendiri. Saat kamu memilih untuk mencintai seseorang, maka kamu harus tau konsekuensi dari hubungan tersebut. Ketika kamu memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan, maka kamu juga harus sudah tau apa konsekuensi dari hal tersebut.
Aku sudah pernah bilang, jangan pernah menyesali sesuatu. Apalagi dengan berpikir, "Ah, aku benar-benar menyesal telah mencintainya dulu. Padahal dia tidak punya apapun untuk dibanggakan" itu menyakitkan.
Bagaimana kalau seseorang yang mencintaimu dulu juga mengatakannya padamu seperti itu? Bukankah itu menyakitkan?
Tidak bisakah kita berpikir bahwa kita sedang berhadapan dengan diri sendiri ketika bersama oranglain? Kamu mengerti apa yang aku bicarakan?
Aku pernah mendapatkan sebuah nasihat, dari seseorang yang dulu pernah bersama denganku. Katanya, "Perlakukanlah orang seolah-olah kita sedang memperlakukan diri sendiri. Anggap orang itu adalah kita sendiri"
Pernahkah kamu berpikir kenapa kamu bertemu dengan orang hebat? Agar kamu bisa mempelajari banyak hal darinya. Sesekali, coba telaah kenapa kamu bertemu dengan seseorang yang kamu cintai tapi menyakitimu. Aku yakin pasti ada hal baik yang dia sampaikan kepadamu meski hanya satu kalimat.
Ah, aku ingat apa yang disampaikan guruku. Perbuatan apapun yang kita lakukan pada oranglain, akan berbalik kepada diri kita sendiri. Jika kamu disakiti seseorang, ingat-ingat apa kamu pernah menyakiti oranglain juga? Mungkin tanpa disadari kita melakukannya.
Jangan buru-buru menyalahkan oranglain, kemanapun kita pergi jangan lupa bawa cermin agar kita bisa selalu berkaca atas apa yang sudah kita lakukan selama ini.
Selamat tidur!
🍁18-06-2022
23:27