Bab 2

112 83 151
                                    

Bel istirahat berdering lima menit lebih cepat dari jadwalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berdering lima menit lebih cepat dari jadwalnya. Para siswa bersahut gembira sembari berlarian ke luar kelas. Beberapa dari mereka menyelak dan menerobos gerombolan siswa lain di koridor dengan alasan agar mendapatkan tempat di kantin.

Yoselin menutup buku tulisnya yang masih kosong. Gadis itu mendengus sembari meletakkan kepalanya di atas meja.

"Yoselin," panggil Yonathan.

Yoselin mengangkat kepalanya. Ia menatap Yonathan yang berdiri di hadapannya.

"Panggil aja Selin," ucapnya lembut.

"Oke..."

"Tadi mau ngomong apa?" tanya gadis itu.

"Gue sama Ines mau ke kantin. Lo mau ikut?" tawar Yonathan. Laki-laki itu berharap agar Yoselin menerima tawarannya. Namun, dari gerak-gerik yang ia tangkap, sepertinya gadis itu akan menolak untuk diajak pergi ke kantin.

"Nggak dulu deh, kalian aja yang ke kantin," Yoselin menolak dengan halus. Gadis itu melihat Yonathan dengan mata binarnya. Laki-laki itu sungguh berharap agar dirinya ikut.

"Yah, kenapa nggak mau ikut?" tanya Ines. Ia mengerucutkan bibirnya, memasang wajah kecewa.

Begitupun Yonathan. Laki-laki itu mengikuti ekspresi wajah Ines. Mereka berdua kemudian mencondongkan badannya agar Yoselin bisa melihat persis ekspresi wajah mereka.

"Kita jadi sedih kalo lo nggak ikut ke kantin," tukas Yonathan yang semakin menunjukkan ekspresi sedihnya.

"Lo makin jelek aja kayak gitu, Nat," celetuk Ines. Gadis itu bergidik dan menjauh beberapa senti dari Yonathan.

"Sirik aja lo! Iri ya sama gue?" balas Yonathan tak mau kalah.

Yoselin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka berdua. Gadis itu tertawa kecil setiap mendengar celotehan yang keluar dari mulut mereka.

"Kalian berdua kayak kucing sama anjing tau, nggak? Berantem mulu!" timpal Yoselin.

"Iya, gue kucingnya, dia anjingnya!" kekeh Yonathan seraya menunjuk Ines ketika laki-laki itu menekankan kata anjing.

"Sialan lo! Awas aja, ya!" pekik Ines.

Gadis itu berlari dengan tangan yang siap mendarat di pipi Yonathan. Sementara itu, Yonathan sudah menjauh terlebih dahulu dari Ines. Laki-laki itu menghindari 'pukulan neraka' dari gadis itu.

"Sel, gue duluan ke kantin, ya!" seru Yonathan dari luar kelas. Kemudian, laki-laki itu menghilang secepat kilat dari pandangan Yoselin.

Sekali lagi, Yoselin terkekeh melihat tingkah laku laki-laki itu. Ia kemudian mengelus dadanya, mengucapkan rasa syukur di dalam hati karena dipertemukan oleh manusia seperti Yonathan. Ah, Ines juga. Mereka berdua resmi menjadi teman Yoselin di kelas 12 ini.

In My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang